Organisasi Kesehatan Dunia memperingatkan bahwa epidemi virus korona baru saat ini bisa jadi hanya puncak gunung es menyusul adanya kasus penularan antarmanusia yang tak punya riwayat perjalanan ke China.
Oleh
ADHITYA RAMADHAN
·3 menit baca
GENEVA, SENIN — Direktur Jenderal Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) Tedros Adhanom Ghebreyesus memperingatkan bahwa pasien virus korona baru tertular dari orang lain yang tidak memiliki riwayat perjalanan ke China merupakan ”puncak gunung es”.
”Deteksi sejumlah kecil kasus dapat mengindikasikan penyebaran yang lebih luas di negara lain. Singkatnya, kita hanya melihat puncak gunung es,” kata Tedros, Minggu (9/2/2020).
Meski penyebaran virus korona baru di luar China melambat, Tedros memperingatkan bahwa bisa saja justru bertambah dengan cepat. ”Pengendalian kasus positif tetap jadi tujuan kita, tetapi semua negara harus memanfaatkan jendela peluang ini untuk bersiap akan kemungkinan kembalinya virus ini,” katanya.
Kemarin Tedros memimpin langsung ”misi internasional” yang bertolak ke China untuk membantu mengoordinasi penanganan epidemi virus korona baru yang hingga Senin malam sudah menelan 910 korban jiwa dan menulari 40.573 orang di 25 negara. Misi tersebut berisi para pakar internasional.
WHO menunggu persetujuan Beijing terkait komposisi tim ahli tersebut. Diperlukan waktu dua minggu sejak Tedros bertemu dengan Presiden China Xi Jinping akhir Januari 2020 sebelum akhirnya tim tersebut diberangkatkan.
”Saya baru saja berada di bandara melihat para anggota tim pendahulu untuk misi pakar internasional, #2019nCoV yang dipimpin oleh WHO untuk#China, dipimpin oleh Dr Bruce Aylward, pakar berpengalaman yang menangani keadaan darurat kesehatan masyarakat di masa alu,” kata Tedros lewat Twitter dari Geneva, Swiss.
Kemarin Xi mengunjungi tenaga medis yang menangani pasien virus korona baru di rumah sakit. Xi menyebut situasi ”masih sangat suram” dan mendorong ”langkah-langkah yang lebih menentukan” untuk mengendalikan epidemi virus korona baru.
Kembai masuk kerja
Warga China mulai kembali masuk kerja setelah libur Imlek yang diperpanjang menyusul merebaknya kasus virus korona baru dari Wuhan, Provinsi Hubei. Namun, banyak tempat kerja yang masih tutup dan orang-orang bekerja dari rumah. Beberapa yang masuk kerja terlihat menggunakan transportasi publik dan semuanya menggunakan masker.
Epidemi virus korona baru itu telah mengguncang China. Kota-kota besar yang biasanya sibuk tiba-tiba menjadi seperti kota hantu menyusul isolasi yang diberlakukan pemerintah setempat, pembatalan penerbangan, dan penutupan pabrik juga sekolah.
Kapal pesiar
Pemerintah Jepang kembali melaporkan adanya tambahan 65 kasus positif virus korona baru dari kapal pesiar Diamond Princess yang berada di perairan Jepang. Dengan demikian, total kasus positif dari kapal pesiar itu menjadi 135 orang.
Kapal Diamond Princess telah menjadi lokasi karantina bagi penumpang dan awak kapalnya sejak ditemukan ada penumpang yang positif tertular pada awal minggu lalu.
Kementerian Kesehatan Jepang menyatakan, mayoritas yang tertular adalah penumpang dari Jepang. Ada juga warga Australia, Filipina, Kanada, Inggris, dan Ukraina.
Kini Kementerian Kesehatan Jepang terus memeriksa penumpang kapal tersebut dan mengevakuasi penumpang yang terbukti positif ke rumah sakit.
Selama berada di kapal, penumpang diminta untuk tetap berada di dalam kabin, menggunakan masker, dan menjaga jarak satu sama lain ketika berada di luar kabin. Karantina di kapal Diamond Princess ini berlangsung hingga 19 Februari.
Sementara itu, Inggris mengumumkan kasus positif virus korona baru bertambah dua kali lipat menjadi delapan. Pemerintah Inggris menyatakan bahwa kasus virus korona baru ini sebagai ancaman yang serius bagi kesehatan masyarakat dan akan mengisolasi mereka yang diduga terinfeksi.
”Kami mempertegas regulasi sehingga kami bisa menempatkan seseorang dalam isolasi demi keselamatan mereka dan jika ahli kesehatan masyarakat menilai mereka bisa menularkan kepada orang lain,” kata seorang juru bicara Kementerian Kesehatan Inggris.
Untuk keperluan isolasi, Pemerintah Inggris telah menyiapkan fasilitas di Arrowe Park Hospital, dekat Liverpool dan Kents Hill Park di Milton Keynes.