Beijing menegaskan klaimnya bahwa Taiwan adalah wilayahnya dan akan diambil secara paksa jika diperlukan. China telah meningkatkan latihan militer sejak Presiden Taiwan Tsai Ing-wen menjabat pada tahun 2016.
Oleh
BENNY D KOESTANTO
·2 menit baca
TAIPEI, SELASA— Tentara Pembebasan Rakyat China melanjutkan latihan perangnya pada hari kedua, Selasa (11/2/2020), di wilayah yang dekat dengan Taiwan. Di tengah situasi yang memanas akibat insiden jet F-16 Taiwan mencegat pesawat pengebom H-6 China di wilayah udara Taiwan, Beijing menyatakan latihan itu dilakukan untuk meningkatkan kemampuan tempur militernya.
Beijing juga menegaskan kembali klaimnya bahwa Taiwan adalah wilayahnya dan akan diambil secara paksa jika diperlukan. China telah
meningkatkan latihan militer semacam itu sejak Presiden Taiwan Tsai Ing-wen pertama kali menjabat pada tahun 2016. Tsai diyakini Beijing ingin mendorong kemerdekaan resmi pulau itu. Bagi China, keinginan tersebut sudah melewati garis merah yang tak bisa ditoleransi.
Pesawat pengebom H-6 China memasuki wilayah udara Taiwan untuk beberapa saat dan terbang di atas ”garis tengah” tidak resmi di Selat Taiwan yang memisahkan Taiwan dan China pada Senin pekan ini. Kementerian Pertahanan (Kemhan) Taiwan menyebut armada udara Taiwan mencegat dan mengusir jet China itu. Kemhan Taiwan merilis foto satu pesawat F-16 Taiwan mengawal salah satu dari pesawat-pesawat H-6 China.
Dalam sebuah pernyataan yang dirilis pada Senin malam, pimpinan Tentara Pembebasan Rakyat (PLA) China mengatakan, pasukannya mempraktikkan serangan udara ke darat dan menggelar latihan tembak guna memperbaiki sekaligus menguji kemampuan tempur pasukannya secara simultan.
Tsai, yang terpilih kembali sebagai Presiden Taiwan secara meyakinkan pada bulan lalu, menyatakan Taiwan adalah sebuah negara merdeka. Ia menyebutkan Republik China sebagai nama resmi Taiwan.
Otoritas militer China menyatakan, pasukan kemerdekaan Taiwan telah mengabaikan keadilan nasional dan meningkatkan upaya mereka untuk merdeka dari China. ”Pasukan kami selalu menjaga tingkat kewaspadaan yang tinggi, mengikuti dengan cermat situasi, dan menunaikan misi dengan tegas,” demikian lanjutan pernyataan militer China.
Kecaman Taiwan
Taiwan mengecam latihan militer China itu dan menyebutnya sebagai ancaman bagi perdamaian regional. Taipei menegaskan tidak akan menyerah terhadap ancaman China.
Perdana Menteri Taiwan Su Tseng-chang berupaya menenangkan warganya. Dalam pernyataannya kepada pers, ia mengatakan tindakan militer China tidak perlu memicu kemarahan warga Taiwan dan mengganggu perdamaian regional. China pun diharapkan fokus pada penanggulangan wabah virus korona tipe baru 2019-nCoV.
”Kami masih berharap China benar-benar dapat meringankan penderitaan orang-orang karena wabah penyakit saat ini,” kata Su. ”China harus menggunakan semua kekuatannya untuk membantu rakyatnya.” (REUTERS)