Tata ingin memperkuat jalinan kerja sama Indonesia-Perancis antara lain melalui jalur sosial dan budaya.
Oleh
B Josie Susilo Hardianto
·2 menit baca
Meskipun berbalut batik lengan panjang dan bercelana kasual warna hitam, banyak rekan mengira, Duta Besar Republik Indonesia untuk Perancis Arrmanatha Nasir, yang Rabu (12/2/2020) lalu berkunjung ke Menara Kompas, adalah seorang pesohor dari dunia hiburan. Selain rapi dan bersih, pembawaannya memang santai, bahkan dengan mudah tergelak saat bercanda.
”Lha, saya, kan, memang salah satu dari duta besar yang (umurnya) belum 50 tahun,” kata Tata, panggilan akrab Arrmanatha Nasir.
Mudah menjalin komunikasi dan menjadi akrab bisa jadi terbentuk saat Tata—selama lima tahun—dipercaya mengampu tugas sebagai Juru Bicara Kementerian Luar Negeri. Tahun lalu, menjelang keberangkatan ke Paris untuk menjalankan tugas menjadi kepala perwakilan Indonesia setelah diangkat menjadi duta besar, Tata mengatakan ingin memperkuat jalinan kerja sama Indonesia-Perancis antara lain melalui jalur sosial dan budaya selain ekonomi, politik, dan keamanan.
Kunjungannya ke Menara Kompas tidak lepas dari misi itu. Setelah sehari sebelumnya bertemu dengan Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo untuk membahas upaya mempromosikan Indonesia di panggung Eropa, khususnya Perancis, Tata ingin menggelar pre-launch Borobudur Marathon di Paris. ”Itu menjadi bagian dari promosi Indonesia,” kata Tata.
Nantinya, ia berencana menggelar lomba lari di Paris dengan ”gaya” seperti diterapkan di Borobudur Marathon. ”Pemenangnya akan kami ikut sertakan di Borobudur Marathon,” lanjut Tata.
Model promosi yang segar dari salah satu duta besar termuda saat ini.
Lalu, Pak Tata akan ikut lari juga dalam maraton nanti? ”Saya lari?” ujar Tata sambil tergelak. ”Tidaklah.”