Pemerintah Indonesia mempersiapkan evakuasi tiga WNI yang menjadi kru kapal pesiar Diamond Princess dan terkonfirmasi positif terinfeksi virus korona baru.
Oleh
Tim Kompas
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Pemerintah Indonesia memprioritaskan upaya evakuasi sesegera mungkin warga Indonesia yang berada di mana pun dan terdampak wabah Covid-19. Setelah mengevakuasi 238 WNI dari Wuhan, China, pemerintah mempersiapkan evakuasi tiga WNI yang menjadi kru kapal pesiar Diamond Princess dan terkonfirmasi positif terinfeksi virus korona baru.
Menteri Luar Negeri Retno LP Marsudi, Selasa (18/2/2020), di Jakarta, menyatakan, ada 78 orang berkewarganegaraan Indonesia yang bekerja di Diamond Princess dengan tiga di antaranya positif terinfeksi virus korona baru penyebab wabah Covid-19. Kapal itu kini bersandar dan dikarantina di Yokohama, Jepang.
Ketiga WNI itu termasuk dalam ratusan orang yang positif terinfeksi di Diamond Princess. Dua warga Indonesia sudah dibawa ke rumah sakit di kota Chiba. ”Tim KBRI (Kedutaan Besar RI) sudah tiba di Chiba untuk memastikan warga kita mendapat pelayanan yang baik,” ujar Retno.
Ia menuturkan, KBRI di Tokyo berkomunikasi dengan WNI yang berada di kapal. ”Saya berkomunikasi dengan mereka lewat telepon. Kita sampaikan perhatian dari pemerintah dan pembicaraan dengan otoritas Jepang,” kata Retno.
China melaporkan ada 1.886 kasus infeksi dan 98 kematian baru.
Pilihan untuk evakuasi sejak awal dibuka, tetapi prosesnya tak mudah. Penyebabnya, dalam kasus ini ada faktor perusahaan kapal. Di kapal Diamond Princess ada sekitar 3.700 penumpang dan kru yang berasal dari lebih 50 negara dan teritori.
Di kapal yang dikarantina di Jepang sejak 3 Februari itu, total ada 542 orang yang terinfeksi. Kapal tersebut menjadi kluster penyebaran virus terbesar di luar China. Pemerintah Australia, Inggris, Kanada, Korea Selatan, serta Hong
Kong menyatakan mengikuti langkah Amerika Serikat yang mengevakuasi warganya dari kapal.
Kemarin, China melaporkan ada 1.886 kasus infeksi dan 98 kematian baru. Maka, total ada 72.436 kasus positif Covid-19 dengan 1.868 orang meninggal. Di luar China terdapat 827 kasus positif di 26 negara serta 5 kematian.
Covid-19 adalah nama resmi penyakit yang disebabkan virus korona baru sebagaimana disampaikan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO). Adapun Komite Internasional untuk Taksonomi Virus menamai virus itu sebagai Severe Acute Respiratory Syndrome Coronavirus 2 atau SARS-CoV-2.
Direktur meninggal
Liu Zhiming, Direktur Rumah Sakit Wuchang, di Wuhan, ibu kota Provinsi Hubei, China, meninggal akibat Covid-19, Selasa. Ia menjadi tenaga medis ketujuh di China yang menjadi korban meninggal akibat wabah ini.
Komisi Kesehatan Kota Wuhan mengatakan, Liu sejak awal telah mengambil bagian dalam pertempuran melawan virus korona baru. Liu juga memberikan kontribusi penting dalam memerangi serta mengendalikan penyebaran virus.
”Ia terinfeksi dan meninggal pada Selasa pukul 10.54 dalam usia 51 tahun setelah upaya habis-habisan untuk menyelamatkannya gagal,” demikian pernyataan Komisi Kesehatan kota Wuhan.
Sementara itu, Migrant Care memprediksi ada sejumlah WNI pekerja domestik yang belum dipulangkan dari China ke Indonesia di tengah merebaknya virus korona baru. Salah satu kendalanya adalah mereka masuk dari jalur ilegal dan tak memiliki dokumen lengkap.
Ketua Pusat Studi Migrasi Migrant Care Anis Hidayah mengatakan, Migrant Care memonitor dan terhubung dengan para pekerja domestik di Wuhan lewat media sosial.
Di Palembang, Sumatera Selatan, penderita infeksi saluran pernapasan akut, TH (62), dirawat di ruang isolasi Rumah Sakit Umum Pusat Dr Mohammad Hoesin, Selasa. Ketua Tim Penyakit Infeksi Emerging RSUP Dr Mohammad Hoesin, Zen Ahmad, mengatakan, saat dibawa, pasien mengalami sesak napas dan demam 14 hari. Pasien lalu diobservasi di ruang isolasi sampai ada hasil dari Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Kementerian Kesehatan di Jakarta.
Di Banyuwangi, Jawa Timur, pasien yang dirawat intensif di RSUD Blambangan sejak Minggu dinyatakan negatif dari Covid-19 karena tak mengalami radang paru. Perempuan yang sebelumnya pulang dari Singapura itu sempat dirawat di RS Fatimah. Keputusan memulangkannya disampaikan Ketua Tim Penyakit Infeksi Emerging RSUD Blambangan Ririek Perwitasari.