Perluas Kemitraan dengan Belanda yang Untungkan Indonesia
hubungan Indonesia-Belanda tidak selalu manis. Ada periode tidak menyenangkan di antara kedua negara. Meskipun demikian, kedua negara terus saling memengaruhi satu sama lain.
Oleh
Kris Mada
·3 menit baca
AMSTERDAM, KOMPAS - Kemitraan Indonesia-Belanda yang telah banyak menguntungkan Indonesia masih mungkin diperluas. Ekonomi hingga rekayasa lingkungan menjadi sasaran kerja sama kedua negara dengan hubungan yang naik turun ini.
Duta Besar RI untuk Belanda I Gusti Agung Wesaka Puja mengatakan, hubungan erat Indonesia-Belanda tidak hanya di aras pemerintahan. "Hubungan antarwarga sangat kuat, ini salah satu aset," ujarnya dalam seminar Potensi Hubungan Indonesia-Belanda, Selasa (18/2/2020) malam di Amsterdam atau Rabu dini hari WIB.
Perluasan kerja sama Indonesia-Belanda penting di tengah perlambatan perekonomian global. Perlambatan itu berimbas pada neraca perdagangan dan investasi Jakarta-Den Haag. Pada 2019, surplus perdagangan Indonesia-Belanda untuk Indonesia menurun hampir 200 juta euro menjadi 1,8 miliar euro. Pada 2018, neraca Indonesia-Belanda menghasilkan surplus 2 miliar euro untuk Indonesia.
Perlambatan juga tercermin dari nilai investasi. Dengan 2,6 miliar euro, Belanda menjadi investor peringkat 5 bagi Indonesia pada 2019. Padahal, nilai investasi Belanda mencapai 4,2 miliar euro pada 2018 dan hanya menduduki peringkat 7 dalam daftar investor asing Indonesia.
Kapasitas itu masih bisa diperluas. Belanda optimistis peluang masih terbuka. Masalahnya, Belanda masih merasakan sejumlah aturan Indonesia yang belum sepenuhnya mendukung perluasan itu. ”Kami mengerti Indonesia ingin melindungi kepentingannya,” kata Presiden VNO-NCW Hans de Boer.
VNO-NCW adalah lembaga setara Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia. Pada Maret 2020, 135 perwakilan anggota VNO-NCW akan melawat ke Indonesia untuk menjajaki perluasan kerja sama Indonesia-Belanda.
Puja berharap, Indonesia-Belanda menambah sasaran kerja sama untuk meningkatkan manfaat bagi kedua negara. Dengan hubungan erat selama ini, peluang itu terbuka tidak hanya pada sektor ekonomi semata.
"Sekarang waktunya. Jika bukan kita, siapa lagi akan melakukannya (peningkatan hubungan)?" ujarnya.
Sejarawan Universitas Leiden, Gert Oostindie, menyebut hubungan Indonesia-Belanda tidak selalu manis. Ada periode tidak menyenangkan di antara kedua negara.
Meskipun demikian, Indonesia-Belanda terus saling memengaruhi satu sama lain. "Melalui masakan, kebiasaan sehari-hari, bahasa ada percampuran dari hubungan panjang kedua negara," kata Oostindie.
Pengetahuan
Menteri Luar Negeri Belanda Stefanus Abraham Blok mengatakan, Indonesia salah satu mitra penting Belanda. Karena itu, Belanda ingin terus terlibat dalam perkembangan Indonesia.
Indonesia dan Belanda dapat saling berbagi pengalaman dan saling melengkapi pada sektor lingkungan, ekonomi, pertanian, dan pengetahuan. Belanda antara lain akan menjajaki kerja sama pemulihan daerah cadangan air dan rekayasa kawasan pesisir. Rekayasa pemulihan cadangan air antara lain dilakukan di Danau Toba. "Danau itu indah, sekaligus penting. Kami pernah mengalami hal yang mirip dengan yang terjadi di sana," ujarnya.
Danau Toba kini terancam pendangkalan dan pertumbuhan eceng gondok. Hal itu terjadi karena erosi, penggunaan pupuk dan pakan ternak berlebihan di sekitar danau vulkanik tersebut. Di masa lalu, Belanda juga menghadapi masalah pendangkalan sungai. Berbagai rekayasa teknologi membuat Belanda bisa menangani masalah itu.
"Air dan bangsa kami sangat akrab. Rekayasa teknologi terkait air ada dalam DNA kami. Kami mengembangkan banyak hal terkait perairan dan maritim," kata De Boer.
Selain teknologi terkait rekayasa perairan, Belanda juga unggul di sektor pertanian. Hal itu dibuktikan dengan status Belanda sebagai salah dari lima besar eksportir pangan global. Padahal, luas lahan Belanda kalah dari Indonesia.
Belanda siap menawarkan pengembangan sektor pertanian, kesehatan, perekonomian Indonesia melalui kemitraan dan alih teknologi. "Saya sudah beberapa kali berbincang dengan Pak Luhut (Menteri Koordinator Kemaritiman dan Investasi Luhut Panjaitan) soal kerja sama Indonesia-Belanda. Beliau sangat terbuka dan siap membantu," kata dia.
Belanda, kata De Boer, bisa menjadi penghubung Indonesia dengan Eropa dan Dunia. Selama ini, Belanda telah memiliki aneka inisiatif yang menghubungan pebisnis besar dengan pelaku UKM.