Empat warga Indonesia yang terinfeksi virus korona baru tengah menjalani perawatan di rumah sakit di Jepang. Di Korea Selatan terjadi penambahan kasus infeksi virus tersebut.
Oleh
·4 menit baca
JAKARTA, KOMPAS—Kini ada empat warga negara Indonesia (WNI) yang terinfeksi virus korona baru di kapal pesiar Diamond Princess yang tengah berlabuh di Yokohama, Jepang. Mereka menjalani perawatan di rumah sakit di negara itu.
Direktur Perlindungan WNI dan Bantuan Hukum Indonesia Kementerian Luar Negeri RI Yudha Nugraha, Rabu (19/2/2020), di Jakarta, menyebutkan, empat WNI yang terjangkit virus korona baru itu kini dirawat di dua rumah sakit. Dua orang dirawat di Chiba, dan dua WNI lainnya di Tokyo. Staf Kedutaan Besar RI di Tokyo telah mengunjungi mereka guna memberikan dukungan.
Pelaksana Tugas Juru Bicara Kementerian Luar Negeri RI Teuku Faizasyah menambahkan, hasil pemeriksaan kesehatan empat WNI yang dirawat itu dapat diperoleh dalam 2-3 hari ke depan.
Beberapa negara telah atau merencanakan untuk mengevakuasi warga mereka dari kapal itu.
Sebelumnya, diberitakan ada tiga WNI kru kapal pesiar Diamond Princess yang terinfeksi virus korona baru. Jumlahnya ternyata bertambah menjadi empat orang. Selain mereka, ada 74 WNI yang juga menjadi kru kapal tersebut.
Kemarin, seiring dengan berakhirnya masa karantina selama 14 hari, Jepang memperbolehkan para penumpang kapal Diamond Princess yang tak terinfeksi untuk mulai meninggalkan kapal. Ratusan orang mulai turun dari kapal tersebut. Proses ini diperkirakan berlangsung beberapa hari. Total ada sekitar 3.700 orang di kapal. Yang terinfeksi tidak diperbolehkan meninggalkan kapal.
Meski sejumlah penumpang mulai meninggalkan kapal, Jepang, kemarin, mengumumkan terjadi 79 kasus baru sehingga total ada 620 kasus infeksi virus korona baru di Diamond Princess.
Beberapa negara telah atau merencanakan untuk mengevakuasi warga mereka dari kapal itu. Amerika Serikat telah memulangkan 300 lebih warganya dari Diamond Princess.
WNI kembali sehat
Kementerian Kesehatan Singapura menyatakan, WNI yang pada 4 Februari teridentifikasi terinfeksi virus korona baru sudah sembuh dan dipulangkan dari rumah sakit. Perkembangan tersebut disampaikan KBRI di Singapura, kemarin.
Identitas WNI tidak dapat disampaikan kepada publik terkait kebijakan perlindungan data pribadi di Singapura. ”Dapat dipastikan, yang bersangkutan dalam keadaan baik. KBRI Singapura terus memantau perkembangannya,” kata KBRI Singapura dalam pernyataan.
Kamboja
Di Kamboja, sisa penumpang yang terjebak selama hampir satu minggu di kapal pesiar Amerika Serikat, Westerdam, Rabu, diperbolehkan pulang. Mereka diizinkan meninggalkan kapal setelah menjalani pemeriksaan kesehatan dasar dan dinyatakan bebas virus korona baru oleh otoritas Kamboja. Westerdam berlabuh di Sihanoukville, Kamboja, sejak 13 Februari.
Setelah meninggalkan Hong Kong, Westerdam berada di laut dua minggu karena ditolak berlabuh di Jepang, Taiwan, Guam, Filipina, dan Thailand. Mereka menolak karena khawatir kapal membawa penumpang yang terinfeksi virus korona baru. Kamboja kemudian mengizinkan kapal berlabuh di wilayahnya.
”Sebanyak 233 penumpang terakhir di Westerdam turun dan melanjutkan perjalanan ke Phnom Penh dengan bus,” kata Kheang Phearum, juru bicara Provinsi Preah Sihanouk, tempat Sihanoukville berada.
Meski demikian, sebelumnya seorang perempuan AS yang merupakan penumpang kapal tersebut dinyatakan positif terinfeksi virus korona baru setelah pesawat yang dicarter oleh perusahaan kapal pesiar tiba di Malaysia.
Terdapat 1.455 penumpang dan 802 kru di Westerdam saat kapal meninggalkan Pelabuhan Hong Kong pada awal Februari. Ratusan penumpang merupakan warga AS yang lalu sebagian di antaranya diterbangkan menggunakan pesawat sewaan menuju Malaysia, akhir pekan lalu. Namun, saat tiba di Malaysia, penumpang asal AS berusia 83 tahun didapati terinfeksi Covid-19.
Di Korea Selatan dilaporkan ada 15 kasus baru Covid-19. Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Korsel mengatakan, dengan 15 kasus baru itu, jumlah total bertambah dari 31 kasus menjadi 46 kasus.
Sebanyak 13 kasus terjadi di Daegu dan provinsi tetangganya, Gyeongsang Utara. Sebanyak 11 kasus di antaranya diyakini terkait dengan seorang perempuan pasien berusia 61 tahun. Menurut keterangan KCDC, sepuluh penderita Covid-19 beribadah di gereja yang sama dengan perempuan itu.
Perempuan tersebut pertama kali terserang demam pada 10 Februari, tetapi dilaporkan menolak dites dengan alasan baru bepergian ke luar negeri. Dia tidak dikarantina sampai seminggu kemudian dan dikonfirmasi sebagai kasus ke-31 di Korsel pada Selasa.
Kenaikan terendah
Komisi Kesehatan Nasional China, kemarin, melaporkan 1.749 kasus baru Covid-19, tambahan kasus baru per hari terendah sejak 29 Januari.
Kini di China terdapat lebih dari 74.000 kasus dengan 2.004 kematian, tiga perempat di antaranya terjadi di ibu kota Provinsi Hubei, Wuhan. Kota berpenduduk 11 juta orang ini, tempat virus pertama kali muncul tahun lalu, tengah berada dalam kondisi karantina.
Pejabat China mengatakan, penurunan yang nyata dalam tingkat infeksi adalah bukti bahwa penyebaran virus tengah dikendalikan. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menilai masih terlalu dini untuk memprediksi kelanjutan epidemi virus korona baru.