Arab-Eropa Bangun Kaukus Kekuatan Politik Hadapi AS
Komunikasi untuk membangun kaukus kekuatan politik Eropa-Arab dimulai dalam forum konferensi keamanan di Muenchen, Jerman, dalam upaya melawan proposal damai AS yang dikenal dengan sebutan “Transaksi Abad Ini”.
Oleh
Musthafa Abd Rahman, dari Kairo, Mesir
·3 menit baca
KAIRO, KOMPAS - Sejumlah negara Arab dan Eropa mulai berusaha membangun kaukus kekuatan politik untuk mengimbangi kekuatan politik Amerika Serikat (AS) dibawah pemerintah Presiden Donald Trump yang semakin cenderung mengambil tindakan sepihak dalam isu-isu besar di Timur Tengah.
Komunikasi untuk membangun kaukus kekuatan politik Eropa-Arab itu dimulai dalam forum konferensi keamanan di Muenchen, Jerman, Sabtu dan Minggu (15-16/2/2020) lalu dalam upaya melawan proposal damai AS yang dikenal dengan sebutan “Transaksi Abad Ini”.
Harian Israel, Maariv, Kamis (20/2/2020), mengungkapkan, Menteri Luar Negeri (menlu) Perancis, Jerman, Jordania dan Mesir disela forum konferensi tersebut menggelar pertemuan khusus membahas proposal damai alternatif dari proposal damai AS yang mendapat penolakan luas dari dunia Arab, dunia Islam dan Eropa.
Harian Israel, Haaretz, juga mengungkapkan, Menlu Luxembourg, Jean Asselborn, telah melakukan koordinasi dengan Menlu Irlandia, Perancis, Belgia, Spanyol, Portugal, Finlandia, Swedia, Malta dan Slovenia untuk membangun kebijakan Eropa yang lebih mandiri dari AS, termasuk terkait isu-isu Timur Tengah, khususnya isu proposal damai di kawasan itu.
Dubes Palestina untuk Uni Eropa, Adel Ateya mengungkapkan, para menlu negara-negara anggota Uni Eropa sepakat menggelar pertemuan dalam waktu dekat untuk membahas pandangan strategi Uni Eropa terhadap proposal damai di Timur Tengah, serta cara menggerakkan kembali peran kuartet perdamaian Timur Tengah.
Kuartet perdamaian Timur Tengah yang beranggotakan AS, Rusia, Uni Eropa dan PBB dibentuk pada tahun 2002 dengan tujuan membantu mencari solusi konprehensif konflik Israel-Palestina.
Namun AS sejak era pemerintah Presiden George W Bush cenderung mengabaikan peran kuartet perdamaian Timur Tengah itu.
Pada era Presiden Donald Trump, AS semakin menyingkirkan peran kuartet perdamaian Timur Tengah dengan meluncurkan proposal damai yang dikenal dengan nama “Transaksi Abad Ini” tanpa koordinasi dengan masyarakat internasional, khususnya kuartet perdamaian Timur Tengah.
Eropa dan Liga Arab saat ini melihat sudah seharusnya kuartet perdamaian digerakkan kembali, ditengah sikap Palestina yang kini menolak keras peran tunggal AS dalam perdamaian di Timur Tengah sejak AS mengakui Jerusalem sebagai ibu kota Israel pada Desember 2017 kemudian dilanjutkan dengan diluncurkannya “Transaksi Abad Ini”.
Menlu Jordania, Ayman Safadi yang terlibat dalam pertemuan Eropa-Arab disela forum konferensi keamanan di Muenchen mengungkapkan, ada inisiatif alternatif dari Transaksi Abad Ini.
Ia menyerukan, masyarakat internasional lebih banyak berperan menangani isu perdamaian Timur Tengah yang sesuai dengan semua resolusi DK PBB.
Adapun Eropa mengancam, akan mengakui negara Palestina, jika Israel mengambil tindakan sepihak dengan menganeksasi wilayah Palestina di Tepi Barat sesuai dengan proposal damai AS itu.
Harian Israel, Israel Hayom, yang dekat dengan kubu kanan Israel melansir, pemerintah Israel telah memberi peringatan kepada Eropa jika mengakui negara Palestina secara sepihak.
Menurut harian Israel Hayom, pemerintah Israel telah menyampaikan kepada Eropa bahwa jika Eropa mengakui negara Palestina secara sepihak, maka akan menguburkan peluang kemungkinan digelar perundingan Israel-Palestina dimasa mendatang.
Harian Israel Hayom mengungkapkan, pemerintah Israel telah mengintruksikan kepada para diplomat Israel di negara-negara Eropa agar melobi pemerintah di Eropa, supaya mereka memberi peluang waktu kepada proposal damai AS dan tidak menolak secara keras.
PM Palestina, Mohammad Shtayyeh menyerukan digelar konferensi internasional untuk membahas proses perdamaian Israel-Palestina dan isu-isu besar lainnya di Timur Tengah, seperti isu Suriah, Iran, Libya dan Yaman.
Sekjen Liga Arab, Ahmed Aboul Gheith, Menlu Jordania Ayman Safadi dan PM Palestina Mohammad Shtayyeh mengungkapkan, proposal damai baru hasil inisiatif bersama Eropa-Arab kemungkinan besar akan diluncurkan pascapemilu Israel, 2 Maret 2020.