Bursa Pemilihan Capres Demokrat Memanas, Bloomberg Diserang
Bloomberg diserang antara lain karena dianggap terlalu royal belanja, termasuk gampang memanfaatkan kekayaan untuk melancarkan jalan masuk bursa capres.
Oleh
Luki Aulia
·3 menit baca
LAS VEGAS, KAMIS — Menjelang pemilihan pendahuluan di Nevada, bursa pemilihan calon presiden Amerika Serikat dari kubu Partai Demokrat memanas. Baru di hari pertama debat capres saja, Rabu (19/2/2020), kandidat Michael Bloomberg sudah dihantam kiri kanan oleh kandidat lain.
Bloomberg diserang antara lain karena dianggap terlalu royal belanja, termasuk gampang memanfaatkan kekayaan untuk melancarkan jalan masuk bursa capres. Ia juga ”diserang” karena sering mengeluarkan komentar yang seksis.
Miliuner yang pernah menjadi wali kota New York itu terlihat kurang nyaman dan bimbang saat membela dirinya sendiri. Namun, ia tetap gigih mencoba meyakinkan Demokrat bahwa dirinya kandidat pilihan terbaik yang mampu mengalahkan Presiden Amerika Serikat Donald Trump, November mendatang.
Kandidat Demokrat yang lain, yakni Bernie Sanders, Elizabeth Warren, Amy Klobuchar, Joe Biden, dan Pete Buttigieg, antre ”menyerang” Bloomberg yang belakangan unggul dalam jajak pendapat akibat bantuan iklan. Bagi kandidat lain, mengingat kinerjanya sebagai wali kota dan pengusaha, Bloomberg dinilai tidak cukup kuat untuk mengalahkan Trump.
”Kita melawan miliuner yang sering mencela perempuan dengan kata-kata perempuan gendut dan lesbian berwajah kuda. Ini bukan Donald Trump yang sedang kita bicarakan. Terlalu besar risiko Demokrat kalau kita mengajukan calon yang arogannya sama saja dengan presiden sekarang,” kata Warren, senator Massachusetts.
Selama beberapa tahun terakhir, Bloomberg kerap dituding mengeluarkan pernyataan yang seksis. Ia beberapa kali pernah dituntut para pegawai perempuan di perusahaannya karena diskriminatif. Juru bicara dari tim kampanye Bloomberg membantah tuduhan itu.
Sanders juga keras menyerang kekayaan Bloomberg yang luar biasa di saat sedang terjadi ketimpangan pendapatan di AS. ”Mike Bloomberg menguasai kekayaan jauh lebih banyak ketimbang 125 juta warga AS yang berada di bawah. Itu tidak bermoral,” kata Sanders.
Terkait dengan penggunaan uangnya, Bloomberg menegaskan, selama ini, ia memakai uang atau kekayaannya untuk kepentingan kampanye pilpres. ”Saya menggunakan uang saya hanya untuk menyingkirkan Donald Trump, presiden terburuk sepanjang sejarah, dan kalau saya bisa melakukannya, itu kontribusi saya untuk Amerika dan anak-anak saya,” kata Bloomberg.
Pengamat politik Aaron Kall dari The University of Michigan mengatakan, Bloomberg sangat lemah di debat itu. Meski Bloomberg yang menjadi obyek bulan-bulanan, debat kali ini juga menjadi ujian bagi Sanders yang kini naik menjadi kandidat terdepan.
Pilihan sulit
Banyak pihak yang khawatir bahwa politik progresif Sanders yang tak dapat dikompromikan bisa menjadi bencana dalam pilpres saat melawan Trump. Pete Buttigieg, mantan Wali Kota South Bend, Indiana, yang menyerang baik Sanders ataupun Bloomberg, memperingatkan, satu kandidat berusaha untuk membakar habis Partai Demokrat, sementara kandidat satunya lagi mau membeli Partai Demokrat.
”Mereka dua kandidat yang paling bertentangan dan sama-sama susah menang melawan Trump atau membantu Demokrat melawan Republik,” ujarnya.
Sementara itu, kandidat lain, Biden, yang pernah menjadi wakil presiden dua periode di masa Presiden Barack Obama, dinilai harus mulai memperbarui gaya kampanyenya yang keras. Karena dianggap tak bagus di dua negara bagian, mau tak mau harus tampil prima di Nevada dan South Carolina. Selama kampanye, ia banyak bicara perubahan iklim.
Jajak pendapat Washington Post dan ABC News, Rabu, menunjukkan Sanders memimpin dengan 32 persen. Sementara Biden berada di tempat kedua dengan 16 persen. Disusul oleh Bloomberg dengan 14 persen dan Warren 12 persen.