Tersangka Kasus Perdagangan 39 Migran Vietnam Hadapi Pengadilan
Sebagian besar pelaku perdagangan manusia dalam kasus meninggalnya 39 migran dari Vietnam yang ditemukan meninggal dalam peti kemas di dekat London tahun lalu itu sudah ditangkap dan mulai diadili.
Oleh
ADHITYA RAMADHAN
·2 menit baca
HANOI, JUMAT — Polisi di Vietnam telah mendakwa tujuh orang terkait kasus kematian 39 migran yang jenazahnya ditemukan di dalam peti kemas di dekat London, Inggris, tahun lalu.
Dalam sebuah pernyataannya, Kepolisian Provinsi Ha Tinh, Vietnam, Kamis (19/2/2020) malam, ketujuh tersangka, termasuk seorang wanita Vietnam yang tinggal di China, didakwa membuat profil imigrasi bagi 67 orang dari berbagai daerah di Vietnam untuk mendapatkan pekerjaan secara ilegal di Inggris dan Eropa.
Polisi merujuk pada kasus Pham Thi Tra My (26), yang merupakan salah satu korban meninggal dalam truk di Inggris.
”Mereka menghubungi korban pada akhir Juni 2019 dan menagih uang sebesar 22.000 dollar AS untuk membuat profil imigrasi. Pada September korban kemudian dibawa ke China, Perancis, dan Inggris,” demikian pernyataan polisi. Polisi menyatakan bahwa penyelidikan terhadap kasus ini masih berlanjut dan akan diperluas.
Tahun lalu, Rabu, 23 Oktober 2019, polisi Inggris menemukan 39 jenazah di dalam truk peti kemas di Waterglade Industrial Park di Grays, sekitar 20 mil dari London. Pada awalnya, jenazah tersebut diduga imigran gelap asal Bulgaria.
Truk peti kemas dari Bulgaria itu diperkirakan memasuki Inggris melalui Holyhead di Wales, Sabtu (19/10/2019). Menurut polisi Inggris, sopir truk tersebut adalah seorang pria berusia 25 tahun asal Irlandia Utara. Pria itu telah ditangkap atas dugaan pembunuhan.
Sementara itu, di Inggris, pekan lalu, polisi Inggris menangkap dua orang lagi tersangka dalam kasus kematian 39 orang migran dalam truk ini.
Otopsi menyimpulkan bahwa penyebab kematian sementara dari 39 orang tersebut adalah kombinasi dari hipoksia–kekurangan oksigen–hipertermia–kepanasan–di ruang tertutup.
Para korban, yang termasuk dua anak laki-laki berusia 15 tahun, sebagian besar berasal dari dua provinsi di Vietnam. Di daerah asalnya, mereka menghadapi kondisi sulitnya lapangan kerja serta maraknya kelompok penyelundup manusia juga persoalan lingkungan telah memicu migrasi.
Kematian migran di dalam truk ini menjadi sorotan karena memberikan sedikit gambaran bagaimana perdagangan ilegal yang mengirim orang miskin di Asia, Afrika, dan Timur Tengah dikirim dalam perjalanan berbahaya ke Barat.(REUTERS)