Kematian akibat Covid-19 di Iran Jadi Enam Orang, Tertinggi di Luar China
Korban tewas akibat terinfeksi virus Covid-19 di Iran telah bertambah menjadi enam orang sehingga kasus kematian di Republik Islam Iran menjadi kasdus yang tertinggi di luar China.
TEHERAN, MINGGU — Kematian akibat wabah virus Covid-19 di Iran bertambah menjadi enam orang setelah dua orang meninggal di antara 10 kasus baru korban terinfeksi. Dengan bertambahnya jumlah korban tewas tersebut, menjadikan Iran dengan kasus kematian tertinggi di luar China.
Direktur Jenderal Badan Kesehatan Dunia (WHO) Tedros Adhanom Ghebreyesus, Sabtu (22/2/2020), setelah mengunjungi China, menyatakan sangat prihatin terhadap peningkatan jumlah korban terinfeksi virus Covid-19 di Iran, yakni menjadi 28 orang.
Lebanon mengonfirmasi kasus pertamanya pada Jumat (21/2/2020), yaitu seorang perempuan berusia 45 tahun yang kembali dari Qom, Iran. Kantor berita Irak melaporkan, Pemerintah Irak pada Kamis (20/2) mengumumkan larangan penyeberangan perbatasan oleh warga negara Iran.
Baca juga : Isu Penyebaran Virus Covid-19 Ikut Mewarnai Pemilu Legislatif di Iran
Hal itu diikuti Iraqi Airways yang menangguhkan penerbangan ke Iran, seperti halnya dengan langkah Kuwait Airways. Arab Saudi mengatakan, mereka telah menangguhkan perjalanan warga dan ekspatriat ke Iran.
Uni Emirat Arab (UEA) mengumumkan dua kasus baru pada Sabtu, yakni seorang turis Iran dan istrinya. Jumlah total virus Covid-19 di UEA menjadi 13 kasus.
Korsel
Sementara itu, Korea Selatan (Korsel) dan China melaporkan peningkatan kasus baru virus Covid-19, Minggu (23/2). Pada Sabtu malam, Perdana Menteri Korsel Chung Sye-kyun dalam pidato yang disiarkan secara nasional menyatakan bahwa wabah virus Covid-19 di Korsel telah memasuki ”tahap yang lebih parah”.
Pemerintah Korsel berupaya keras mencegah penyebaran virus Covid-19 tersebut. Chung Sye-kyun mengatakan, pemerintah akan menangani dengan tegas segala tindakan yang menghambat upaya karantina nasional.
Baca juga: Wabah Covid-19 Meluas di Luar China
Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Korsel mengatakan bahwa 113 dari 120 kasus baru dilaporkan di kota Daegu dan sekitarnya. Sebanyak 70 orang yang terinfeksi virus Covid-19 tersebut terkait dengan cabang gereja Shincheonji di Daegu. Ini menjadi kelompok infeksi virus Covid-19 terbesar di Korsel yang sekarang memiliki total 556 kasus.
Seorang pasien pria yang dirawat di rumah sakit di kota Cheongdo, dekat Daegu, meninggal pada Minggu. Ini merupakan kematian keempat di Korsel. Pria tersebut diperkirakan berusia 57 tahun, tetapi tidak ada rincian informasi lainnya terkait pria tersebut.
China daratan
Sementara itu, di China daratan dilaporkan sebanyak 648 infeksi baru dengan total 76.936 kasus. Jumlah kematian harian turun sedikit menjadi 97. Secara keseluruhan, 2.442 orang telah meninggal dunia di China akibat virus Covid-19.
Jumlah kasus baru di China telah berkurang setiap hari, tetapi tetap di bawah 1.000 selama empat hari terakhir. Namun, beberapa perubahan pada bagaimana infeksi dihitung telah membuatnya sulit untuk menarik kesimpulan dari angka-angka tersebut.
Wuhan yang menjadi ibu kota Provinsi Hubei, tempat wabah virus Covid-19 pertama kali muncul pada Desember 2019, masih ditutup. Lebih dari 80 persen kasus Covid-19 di China ada di Hubei, wilayah dengan jumlah kematian juga lebih tinggi daripada di negara lain.
Politbiro China yang terdiri dari pejabat senior Partai Komunis memperingatkan pada Jumat (21/2) bahwa untuk sementara wabah virus Covid-19 telah bisa ditahan di titik awal, tetapi belum terlihat ada titik balik.
Baca juga: Kasus Baru di China Turun, di Luar China Justru Naik
Pejabat China mengisyaratkan bahwa kegiatan rutin warga China harus secara bertahap dilanjutkan. Virus Covid-19 yang merebak dan memakan ribuan korban itu mendorong Pemerintah China untuk memperpanjang liburan Imlek bulan Januari 2020 lalu.
Banyak pemilik usaha yang memutuskan agar karyawannya bekerja di rumah masing-masing. Sekolah juga masih melarang murid-muridnya masuk sekolah dan mengadakan kelas daring.
Di Beijing, sebagian besar komunitas perumahan telah menerapkan ”manajemen tertutup”, yakni dengan membatasi jumlah orang per rumah tangga yang dapat keluar dan masuk menggunakan kartu keluar-masuk dan mengharuskan mereka yang baru kembali ke Beijing untuk mengisolasi diri di rumah masing-masing selama 14 hari.
Otoritas Distrik Xicheng menyatakan bahwa sekelompok infeksi dilaporkan di Rumah Sakit Fuxing Beijing. Rumah sakit tersebut memiliki 34 kasus virus Covid-19 yang terkonfirmasi sehingga rumah sakit itu ditutup untuk melindungi masyarakat di sekitarnya. Lebih dari 500 kasus virus Covid-19 juga telah ditemukan di penjara di seluruh China.
78.000 kasus
Secara global, hampir 78.000 orang telah terinfeksi virus Covid-19 di 29 negara. Di beberapa negara, beberapa kluster virus tidak menunjukkan keterkaitan langsung dengan China atau pernah bepergian ke China.
Puluhan kota di Italia utara secara efektif ditutup ketika pihak berwenang menguji ratusan orang yang melakukan kontak dengan sekitar 79 kasus yang terkonfirmasi di sana. Dua orang tewas di Italia.
Sekolah dan universitas ditutup, juga tiga pertandingan sepak bola Serie A yang dijadwalkan hari Minggu ditunda di Lombardy dan Veneto, dua wilayah tempat wabah terkonsentrasi. Kedua wilayah adalah jantung industri Italia dan menyumbang 30 persen dari output domestik bruto.
Di Israel dilaporkan ada satu kasus. Sebuah pesawat Korsel langsung terbang kembali ke Korsel setelah mendarat di Bandara Ben Gurion pada Sabtu malam. Sebanyak 12 warga Israel di pesawat tersebut langsung dievakuasi dan dikarantina. Pesawat itu lepas landas jauh dari terminal yang biasa digunakan.
Baca juga: Penularan Covid-19 Terus Mengancam
Pemerintah Korsel sebelumnya mengabarkan kepada Israel bahwa sembilan anggota kelompok yang melakukan tur ke Israel dan Tepi Barat selama seminggu pada Februari ini positif virus itu. Para wisatawan itu didiagnosis setelah kembali ke rumah. Otoritas kesehatan Israel dan Palestina meminta mereka yang berhubungan dekat dengan para turis untuk mengarantina diri mereka sendiri.
Tedros Adhanom Ghebreyesus, Sabtu lalu, mengatakan bahwa satu tim pakar global bersama dengan WHO sedang dalam perjalanan ke Wuhan. Ghereyesus mengatakan dalam pertemuan para menteri kesehatan Afrika bahwa WHO prihatin dengan kasus-kasus yang tidak memiliki hubungan epidemiologi yang jelas, seperti sejarah perjalanan ke China atau kontak dengan kasus yang terkonfirmasi. WHO kini sedang melakukan upaya untuk membantu mempersiapkan negara-negara yang rentan, termasuk 13 negara di Afrika.
Jepang
Menteri Kesehatan Jepang Katsunobu Kato meminta maaf pada Sabtu setelah seorang perempuan yang diizinkan untuk meninggalkan kapal pesiar yang terinfeksi virus Covid-19 saat berlabuh di Yohohama dinyatakan positif.
Baca juga: Covid-19 Tebar Ancaman Resesi Ekonomi
Perempuan berusia 60-an itu turun dari kapal pada hari Rabu setelah dikarantina dua minggu di kapal, tetapi kemudian ditemukan positif setelah melakukan tes lagi di Prefektur Tochigi, utara Tokyo.
”Kami meminta maaf atas situasi yang disebabkan oleh pengawasan kami,” kata Katsunobu Kato pada konferensi pers. ”Kami akan mengambil semua tindakan yang diperlukan, seperti cek ganda, untuk mencegah terulangnya kasus semacam itu,” katanya.
Kementerian Kesehatan Jepang menyatakan akan menguji ulang 23 penumpang yang telah dibebaskan dari kapal pesiar. (AP/AFP/REUTERS)