Habis Rp 5,6 Triliun, Steyer Mundur dari Seleksi Presiden AS
Steyer menghabiskan sedikitnya 403 juta dollar AS. Dengan nilai tukar Rp 14.000 per 1 dollar AS, Steyer membelanjakan Rp 5,6 triliun. Semua dari kantongnya sendiri.
Oleh
kris mada
·3 menit baca
WASHINGTON, MINGGU — Tom Steyer, salah satu orang terkaya di Amerika Serikat dan peserta bakal calon presiden dari Partai Demokrat, mengundurkan diri dari proses pencalonan. Ia tidak melihat ada peluang menang meski telah menghabiskan lebih dari 400 juta dollar AS.
Steyer mengumumkan pengunduran diri pada Sabtu (29/2/2020) sore waktu Washington atau Minggu pagi WIB. Ia memutuskan mundur setelah kembali gagal meraih dukungan kader Demokrat dalam kaukus di Carolina Selatan. ”Saya tidak melihat jalur apa pun untuk menang sehingga saya menghentikan kampanye. Sejujurnya, saya tidak melihat jalan apa pun untuk memenangi pemilihan presiden,” ujarnya.
Ia berterima kasih kepada pendukungnya dan berjanji akan mendukung siapa pun yang nanti direkomendasikan Demokrat menjadi capres AS. ”Setiap (capres) Demokrat jutaan kali lebih baik dibandingkan Trump. Dia bencana,” kata Steyer seperti dikutip CNN.
Mantan pemilik Farallon, lembaga investasi yang antara lain pernah membeli BCA, itu menyebut tetap menimbang peluang lain. ”Saat Tuhan menutup pintu, maka akan dibukakan jendela. Saya akan mencari jendela itu. Saya tidak menyesal,” ujarnya.
Komisi Pemilihan Umum AS mencatat Steyer menghabiskan 253 juta dollar AS untuk berkampanye hingga 31 Januari 2020. Sepanjang Februari 2020, ia juga menghabiskan puluhan juta dollar AS. Selain itu, ia menyumbang 150 juta dollar AS. Dengan demikian, ia menghabiskan sedikitnya 403 juta dollar AS. Dengan nilai tukar Rp 14.000 per 1 dollar AS, Steyer membelanjakan Rp 5,6 triliun. Semua dari kantongnya sendiri.
Dengan keputusan Steyer, proses seleksi capres AS dari Demokrat hanya menyisakan satu jutawan, yakni Michael Blomberg. Mantan Wali Kota New York itu telah menghabiskan sedikitnya 500 juta dollar AS untuk berkampanye sejak November 2019 sampai sekarang. Seperti Steyer, semua dana kampanye Bloomberg berasal dari kantong sendiri. Bagi pria yang di Indonesia dikenal karena kampanye antitembakau itu, dana tersebut bisa terhitung kecil. Sebab, kekayaannya ditaksir 60 miliar dollar AS.
Biden bersinar
Jika Steyer memutuskan mundur, Joe Biden justru semakin bersemangat. Untuk pertama kalinya sejak rangkaian seleksi digelar pada 3 Februari 2020, Biden bisa menang. Ia meraih dukungan 48 persen kader Demokrat di Carolina Selatan. Bernie Sanders menyusul dengan 20 persen.
Steyer di posisi ketiga dengan 11 persen. Sayangnya, perolehan itu membuat dia kembali gagal meraih dukungan dari delegasi atau pemilik suara di konvensi nasional. Peraturan di AS menetapkan, dukungan delegasi hanya diberikan kepada calon peraih sekurangnya 15 persen suara di proses seleksi negara bagian.
Dukungan dari pemilih kulit hitam dan moderat menjadi kunci kemenangan Biden di Carolina Selatan. CNN menemukan, 3 dari 5 pemilih kulit hitam di negara bagian itu mendukung Biden. Dukungan anggota DPR dari daerah pemilihan Carolina Selatan, James Clyburn, juga berdampak pada kemenangan Biden.
Dengan kemenangan di Carolina Selatan, jumlah delegasi yang mendukung Biden melonjak dari 34 menjadi 41. Sementara Sanders tetap memimpin dengan total 53 delegasi.
Dibutuhkan dukungan dari sekurangnya 1.991 delegasi untuk bisa dinominasikan pada konvensi nasional Demokrat yang direncanakan berlangsung pada Juli 2020. Dukungan delegasi diperebutkan lewat seleksi berbentuk serangkaian kaukus dan pemilihan pendahuluan. Seleksi terbesar akan berlangsung Selasa (3/3/2020) dengan hampir 1.400 delegasi diperebutkan di belasan negara bagian. (AP/REUTERS)