Iran telah menjadi titik penyebaran baru wabah Covid-19 di Timur Tengah. Sejumlah kasus positif di luar Iran disebutkan terkait dengan wabah Covid-19 di Iran.
Oleh
·3 menit baca
Iran telah menjadi titik penyebaran baru wabah Covid-19 di Timur Tengah. Sejumlah kasus positif di luar Iran disebutkan terkait dengan wabah Covid-19 di Iran.
TEHERAN, MINGGU — Setelah beberapa hari meyakinkan warganya bahwa secara umum wabah Covid-19 terkendali, Pemerintah Iran kini menyampaikan bahwa negara itu sedang menyiapkan kemungkinan tes terhadap ”puluhan ribu” orang.
Kasus Covid-19 pertama di Iran dilaporkan ditemukan pada 19 Februari 2020, saat dua orang lansia dikonfirmasi meninggal karena Covid-19. Sejak itu sedikitnya ditemukan 1.100 kasus Covid-19 di Timur Tengah. Jika dilacak ke belakang, mayoritas terkait dengan wabah Covid-19 di Iran.
Sejumlah negara, yaitu Kuwait, Bahrain, Oman, Uni Emirat Arab, Lebanon, Afghanistan, Irak, dan Pakistan, telah melaporkan adanya kasus Covid-19 yang terkait dengan wabah serupa di Iran. Pada Sabtu (29/2/2020), Armenia melaporkan kasus pertama Covid-19 yang menimpa seorang warga Armenia yang baru-baru ini bepergian ke Iran. Kini, kondisi pasien yang sedang dirawat itu stabil.
Melalui akun Facebook, Perdana Menteri Armenia Nikol Pashinyan mengatakan, sekitar 30 orang yang memiliki riwayat kontak dengan pasien tersebut sudah diisolasi. Negara yang bertetangga dengan Iran dan Armenia, Azerbaijan, melaporkan adanya kasus Covid-19 pada Jumat (28/2/2020).
Ini menimpa seorang warga Rusia yang baru saja tiba dari Iran. Sehari kemudian, Azerbaijan membatalkan semua penerbangan ke Iran. Georgia juga mengonfirmasi tiga kasus positif dan untuk sementara waktu menutup akses masuk warga Iran ke negara itu.
Korban
Pada Minggu (1/3), Kementerian Kesehatan Iran menyatakan korban meninggal akibat Covid-19 bertambah 11 orang. Total korban meninggal tercatat menjadi 54. Jumlah kasus positif pun bertambah 385 dalam sehari menjadi 978 orang. Dengan jumlah kasus positif dan korban meninggal itu, tingkat kematian akibat Covid-19 di Iran menurun jadi 5,5 persen.
Meskipun demikian, angka ini masih paling tinggi di antara negara terjangkit lainnya. Ini menimbulkan dugaan bahwa jumlah kasus positif yang sebenarnya jauh lebih besar dari yang dilaporkan. Juru bicara Kementerian Kesehatan Iran, Kianoush Jahanpour, mengatakan, kasus baru muncul di sejumlah kota, termasuk di Mashhad, tempat ibadah penting kaum Syiah.
Pemerintah Iran menyerukan para ulama untuk menutup rumah ibadah. Namun, sejauh ini, tempat ibadah di Mashhad masih dibuka. Dalam jumpa pers harian, Jahanpour menuturkan, jumlah kasus di Iran ”masih bertambah”.
Kematian di AS
Selain Iran, perhatian global juga mengarah ke Amerika Serikat. Negara adidaya itu melaporkan kasus kematian pertama akibat Covid-19, Sabtu (29/2). Kasus itu dilaporkan terjadi di wilayah King County di Washington. Otoritas setempat mengatakan, korban meninggal itu adalah seorang laki-laki berusia 50 tahunan yang juga memiliki penyakit lain.
”Kami telah mengambil langkah paling agresif untuk melawan virus korona,” kata Presiden AS Donald Trump. ”Negara kita siap untuk segala kondisi. Tidak ada alasan sama sekali untuk panik,” kata Trump menambahkan. (AP/AFP/ADH)