Yunani Cegah 15.000 Pengungsi dari Turki, Bekukan Pemberian Suaka
Turki membuka perbatasan untuk pengungsi karena perkembangan di Idlib, Suriah. Turki harus bersiap dengan banjir pengungsi baru dari Suriah gara-gara perkembangan di Idlib.
Oleh
kris mada
·3 menit baca
ATHENA, SENIN — Yunani telah menghadang sedikitnya 15.000 pengungsi yang mencoba masuk dari perbatasan Turki-Yunani, Minggu (1/3/2020). Aliran pengungsi dari Turki ke Yunani semakin deras beberapa hari terakhir.
Ankara dilaporkan aktif membantu pengungsi tersebut menuju Yunani yang merupakan gerbang ke Eropa.
Perdana Menteri Yunani Kyriakos Mitsotakis menggelar rapat darurat dengan pejabat keamanan dan kementerian luar negeri. Setelah rapat, Minggu malam waktu Athena atau Senin dini hari WIB itu, Yunani mengumumkan pembekuan proses pemberian suaka sepanjang Maret 2020.
Rapat itu digelar selepas ribuan pengungsi kembali mencoba masuk Yunani. Polisi antihuru-hara dan tentara Yunani berusaha menghentikan ribuan pengungsi yang mencoba masuk Eropa melalui Yunani.
”Sejak Sabtu pukul 06.00 hingga Minggu pukul 06.00, ada 9.972 pelintas batas ilegal dihentikan di kawasan Evros,” ujar seorang pejabat yang menolak namanya diungkap.
Sementara dari Minggu pagi hingga malam, polisi menghadang hingga 5.000 orang yang mencoba menerobos perbatasan Yunani-Turki. Kerumunan besar terlihat mencoba masuk Yunani melalui hutan Kastanies pada Minggu dini hari.
Turki bantu pengungsi
Pemimpin warga setempat, Stavros Zamalides, menyebut, sejumlah tentara Turki membantu pengungsi menerobos perbatasan. Mereka memotong kawat pagar perbatasan agar pengungsi bisa masuk Yunani.
Dari Istanbul dilaporkan, puluhan bus, taksi, dan aneka mobil mengangkut para pengungsi menuju Edirne, kota Turki dekat perbatasan dengan Yunani.
Kendaraan-kendaraan itu diketahui bukan angkutan umum rute Istanbul-Erdine. Sebagian besar penumpang diketahui sebagai orang Afghanistan. Mereka menyatakan berharap bisa menuju Yunani lalu akhirnya ke Jerman.
Sementara di Lesbos, penduduk setempat menolak mengizinkan para pengungsi turun dari perahu di pelabuhan pulau-pulau. Para pengungsi berharap bisa menuju tempat penampungan di Lesbos, salah satu pulau di Yunanti.
Bahkan, tempat pendaftaran pengungsi di pelabuhan Lesbos terbakar pada Minggu malam. Di pulau itu, kini sudah ada 19.300 pengungsi. Padahal, daya tampung tempat pengungsian hanya 2.840 orang.
Selama beberapa waktu terakhir, polisi dan tentara Yunani menghadapi protes dari penduduk sekaligus berupaya menghadang para pengungsi.
Sepanjang Minggu kemarin, polisi dan tentara melepaskan granat kejut dan gas air mata untuk mencegah pengungsi menerobos perbatasan. Pengungsi membalasnya dengan melempar aneka benda.
Suriah
Turki membuka perbatasan untuk pengungsi karena perkembangan di Idlib, Suriah. ”Eropa dan pihak lain harus bertindak cepat untuk menanggapi tantangan ini,” kata Direktur Komunikasi Kepresidenan Turki Fahrettin Altun.
Aktun menegaskan, Turki harus bersiap dengan banjir pengungsi baru dari Suriah gara-gara perkembangan di Idlib. Ankara membutuhkan tempat untuk menampung para pengungsi baru itu.
Turki fokus pada penyediaan penampungan itu, bukan mencegah pengungsi yang akan masuk Eropa. Kini, Turki telah menampung 3,6 juta pengungsi Suriah yang masuk secara bergelombang sejak perang saudara pecah di Suriah.
Pertempuran di Idlib semakin gencar sejak Desember. Provinsi itu menjadi kubu pertahanan terakhir pihak oposisi dan teroris di Suriah. Sebagian milisi oposisi disokong Turki. Sementara Suriah, dengan dukungan Rusia, mencoba merebut kembali daerah itu.
Ambisi Damaskus membuat sedikitnya 34 tentara Turki yang ditugaskan di Idlib tewas. Ankara berusaha keras membalas kematian tentara pendudukannya di Idlib tersebut. Sampai sekarang, Ankara telah mengirimkan ribuan tentara pendudukan, yang dilengkapi aneka persenjataan dan kendaraan tempur, ke Idlib.
Turki meminta Rusia tidak membantu Suriah di Idlib. Moskwa membalas permintaan itu dengan menyatakan tidak bisa menjamin keselamatan pesawat-pesawat Turki di Suriah.
Apalagi, Suriah memberlakukan larangan terbang di wilayah udara Idlib. Selama perang saudara Suriah, Moskwa menyediakan jet tempur serta sistem pertahanan udara untuk Damaskus. (AFP/AP)