MANILA, SENIN —Archie Paray, bekas petugas satuan pengamanan pusat pertokoan V-Mall di San Juan, Manila, Filipina, Senin (2/3/2020) petang, akhirnya menyerahkan diri setelah menyandera 30 orang sejak Senin pagi.
Paray pun telah membebaskan para sandera. Mereka diamankan polisi. Paray kemudian diizinkan berbicara dengan wartawan dan pihak berwenang untuk mengungkapkan keluhannya.
Paray dipecat oleh perusahaan yang menyediakan jasa keamanan untuk V-Mall karena tidak masuk kerja selama beberapa minggu tanpa pemberitahuan. Paray menyebut pemecatan itu tidak adil. Dia kemudian mencoba melibatkan petugas satpam lain untuk mendukung penyanderaan itu.
Wali Kota San Juan Francis Zamora mengatakan, Paray membawa pistol saat memasuki kantor administrasi V-Mall. Dia kemudian menembak seorang petugas satpam sebelum bergegas ke lantai dua di mana dia menyandera 30 orang, yang sebagian besar karyawan V-Mall. Paray mengancam bahwa dia membawa granat.
Pria yang ditembak Paray bisa diselamatkan setelah dilarikan ke rumah sakit.
Puluhan anggota SWAT dengan senapan serbu terlihat memasuki V-Mall berlantai empat saat para pengunjung mal dievakuasi. Polisi bersiap di luar mal di mana ambulans telah disiagakan.
Menjelang sore, seorang petugas keamanan berbicara dengan Paray melalui telepon pintar. Melalui sambungan itu, Paray memperlihatkan bahwa para sandera masih hidup. Ia menjamin, semua sandera akan dilepaskan tanpa membahayakan mereka asalkan pihak berwenang tidak mencoba untuk menipunya.
Paray menuntut ia mendapatkan kesempatan untuk berbicara dengan mantan kolega dan media melalui video. Para negosiator pun menyetujui permintaan itu.
Jarang terjadi
Insiden penyanderaan jarang terjadi di Filipina. Kasus Paray mengingatkan pada insiden tahun 2010 ketika seorang perwira polisi yang dipecat membajak sebuah bus yang penuh dengan turis asal Hong Kong di Manila.
Penyandera tersebut tewas saat tim penyelamat menyerbunya. Delapan turis turut menjadi korban dalam insiden itu.
(AP/AFP/REUTERS/LOK)