Melonjaknya kasus positif Covid-19 di berbagai negara membuat dunia kekurangan stok alat perlindungan diri, seperti masker. Harganya pun melambung hingga enam kali lipat.
Oleh
Luki Aulia
·3 menit baca
GENEVA, RABU — Akibat wabah virus Covid-19 yang menyebar cepat, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) memperingatkan hampir semua negara mengalami kekurangan alat perlindungan diri terhadap virus.
Harga alat perlindungan diri, seperti masker, misalnya, juga menjulang tinggi sampai enam kali lipat. Padahal, pekerja medis setiap bulan setidaknya membutuhkan 89 juta masker, 76 juta sarung tangan, dan 1,6 juta kacamata bening.
Untuk itu, WHO, Selasa (3/3/2020), meminta perusahaan produsen alat perlindungan diri beserta pemerintah berbagai negara segera meningkatkan produksi hingga 40 persen.
Bank Dunia akan memberikan bantuan sebesar 12 miliar dollar AS untuk membantu dunia melawan virus Covid-19. Bank Dunia menilai virus yang sudah menyebar ke paling tidak 80 negara ini mengancam prospek pertumbuhan ekonomi dunia.
Virus ini dilaporkan sudah menyebar ke China, Korea Selatan, Jepang, Eropa, Iran, Amerika Serikat, dan lain-lain. AS berencana mengeluarkan anggaran sebesar 9 miliar dollar AS untuk melawan virus di AS.
Di AS, lebih dari 100 orang teridentifikasi positif Covid-19 dan sembilan orang tewas di wilayah Seattle. Wakil Presiden AS Mike Pence, Selasa, mengatakan, siapa saja bisa melakukan tes Covid-19 dengan rekomendasi dari dokter. Pernyataan ini muncul setelah Negara Bagian New York melaporkan kasus keduanya.
Badan Transportasi Publik di New York, kota dengan 8 juta penduduk, akan memperketat prosedur sanitasi di stasiun kereta, gerbong kereta, bus, dan kendaraan umum lainnya.
Di Iran, banyak rumah sakit kekurangan stok obat dan alat medis untuk menangani penderita Covid-19. Padahal, jumlah korban tewas mencapai 77 orang.
WHO mengkhawatirkan situasi Iran karena kekurangan alat bantu pernapasan yang dibutuhkan pasien yang sakit parah. Kepala Program Darurat WHO Michael Ryan mengatakan, kebutuhan di Iran jauh lebih darurat dibandingkan negara lain.
Adapun di Italia, korban tewas mencapai 79 orang dan Perancis 4 tewas. Adapun Indonesia, Ukraina, Argentina, dan Chile baru melaporkan kasus Covid-19 pertamanya.
Virus yang awalnya muncul di kota Wuhan, China, akhir tahun lalu itu kini dilaporkan mulai mereda. Jumlah Covid-19 turun drastis menjadi 129 dalam waktu 24 jam. Ini jumlah terendah sejak 20 Januari lalu. Namun, kasus di luar China justru kian bertambah.
Sekitar 91.000 kasus dilaporkan di luar China, sementara di China 80.000 kasus. Jumlah kematian di China tercatat 2.946 orang dan 166 orang yang tewas di luar China. Negara yang terdampak paling parah di luar China adalah Korea Selatan dengan kasus positif Covid-19 mencapai 5.000 kasus yang 34 di antaranya tewas.
Presiden Korsel Moon Jae-in menyatakan perang melawan virus itu dan meminta produksi tambahan untuk ranjang rumah sakit dan masker.
Sekitar 3,4 persen kasus yang positif Covid-19 tewas. Angka ini jauh di atas angka kematian akibat flu musiman yang rata-rata di bawah 1 persen. Meski demikian, Direktur WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus yakin virus ini bisa ditundukkan. (REUTERS/AFP/AP)