Hindari Tertular Covid-19, Sebaiknya Tidak Jabat Tangan
Untuk menghindari penularan virus korona (Covid-19), sebaiknya saat bertemu teman, rekan, sahabat, kita tidak perlu berjabat tangan, mencium pipi, dan memeluk. Cukup bertatapan mata sambil tersenyum atau isyarat tangan.
Oleh
Elok Dyah Messwati
·5 menit baca
Untuk menghindari penularan virus korona (Covid-19), sebaiknya saat bertemu teman, rekan, dan sahabat, kita tidak perlu berjabat tangan, mencium pipi, dan memeluk. Cukup bertatapan mata sambil tersenyum, menggunakan isyarat tangan atau menepuk punggung sahabat dengan menggunakan tangan.
Di seluruh dunia orang mengubah kebiasaan mereka untuk bertegur sapa di tempat kerja, di rumah, dan di dalam rumah ibadah untuk mengurangi risiko tertular Covid-19 dan mencegahnya menyebar lebih jauh. Perubahan perilaku bertegur sapa ini perlu dilakukan karena Covid-19 telah menewaskan lebih dari 3.000 orang di seluruh dunia.
Di Beijing, ibu kota China, tempat epidemik Covid-19 ini pertama kali ditemukan, warga masyarakat terus diperingatkan dengan menggunakan pengeras suara agar tidak berjabat tangan. Mereka diminta menyatukan telapak tangan mereka sendiri sebagai tanda salam. Selain itu, warga juga diminta melakukan gerakan gong shou tradisional, yakni kepalan tangan di telapak tangan yang berlawanan untuk menyapa.
Media massa dipenuhi dengan berbagai saran untuk pembacanya mengenai cara bertegur sapa. Misalnya di Perancis, warganya terbiasa berciuman di pipi sebagai sapaan sehari-hari, kini mereka harus membiasakan diri berjabat tangan seperti formalitas di tempat kerja.
Pakar etiket Philippe Lichtfus mengatakan bahwa jabat tangan adalah perkembangan yang relatif baru yang dimulai pada Abad Pertengahan. Dia mengatakan bahwa hanya dengan menatap mata seseorang saja sudah cukup sebagai salam.
Kementerian Kesehatan Brasil telah merekomendasikan agar warga Brasil tidak lagi menggunakan sedotan logam yang biasa digunakan untuk mengonsumsi Chimarrao, minuman asal Amerika Selatan yang kaya kafein karena biasanya sedotan logam itu digunakan secara bergantian oleh konsumen lainnya setelah dicuci.
Menolak berjabat tangan
Menteri Dalam Negeri Jerman Horst Seehofer menolak upaya Kanselir Jerman Angela Merkel untuk berjabat tangan dengannya pada sebuah pertemuan tentang migrasi di Berlin, Senin (2/3/2020). Seehofer tersenyum dan menjaga kedua tangannya untuk tidak berjabat tangan. Mereka berdua tertawa dan Merkel mengangkat tangannya sebelum duduk.
Lothar Weiler dari badan pengendalian penyakit Robert Koch Institute mengatakan pada Senin bahwa kasus Covid-19 di Jerman telah meningkat menjadi 157 dan Kota Berlin melaporkan kasus infeksi pertamanya. Sehari sebelumnya masih berjumlah 129 kasus. Untuk itu level kesiagaan telah dinaikkan dari level ”rendah ke sedang” ke level ”sedang”.
Namun, pihak berwenang di Jerman mengatakan bahwa langkah-langkah drastis, seperti penutupan perbatasan untuk membendung penularan Covid-19, tidak diperlukan. Covid-19 kini telah menyebar ke 10 dari 16 negara bagian Jerman, dengan lebih dari setengah kasus yang dikonfirmasi di Rhine-Westphalia Utara.
Negara bagian terpadat di Jerman itu muncul sebagai hotspot setelah pasangan yang terinfeksi Covid-19 menghadiri perayaan karnaval di sana dan menginfeksi puluhan orang.
Produsen mobil BMW mengonfirmasi pada Senin bahwa salah satu karyawannya di Muenchen telah dinyatakan positif terkena Covid-19. Para pegawai yang telah melakukan kontak dekat dengan karyawan itu telah diminta melakukan karantina sendiri selama 14 hari. Daerah yang terkena dampak telah ditutup dan disemprot disinfektan.
Di tengah kekhawatiran yang meningkat tentang penularan Covid-19, disinfektan, pembersih tangan, dan produk pelindung lainnya telah terjual habis di banyak toko Jerman. Kantor berita DPA melaporkan, mengutip polisi setempat, di Lower Saxony, 1.200 masker pelindung wajah dicuri dari sebuah rumah sakit di kota Sulingen dekat Bremen.
Rumah sakit melaporkan pencurian setelah pemeriksaan stok mengungkapkan bahwa ribuan masker hilang dari ruang penyimpanan. Menurut polisi, masker-masker itu mungkin dicuri pada Rabu atau Kamis pekan lalu.
Wabah Covid-19 itu juga menghantam salah satu tradisi Spanyol, yakni mencium patung-patung Santa Maria selama Pekan Suci menjelang Paskah. Pejabat Kesehatan Nasional Spanyol Fernando Simon mengatakan bahwa imbauan untuk tidak melakukan ritual mencium patung Santa Maria juga dilakukan satu bulan sebelum Pekan Suci dimulai pada April.
Dalam Festival Martisor di Romania yang menandai awal musim semi, biasanya pria memberikan gelang talismanic dan bunga kepada perempuan. Berkaitan dengan budaya tersebut, Pemerintah Romania berpesan untuk menyerahkan bunga tersebut tanpa disertai ciuman. ”Mari kita beri bunga, tapi bukan ciuman,” kata Nelu Tataru, sekretaris di Kementerian Kesehatan Rumania.
Di Polandia, salah satu negara Katolik di Eropa, umat yang ke gereja diizinkan menerima komuni atau hosti dengan menadahkan tangan, tidak langsung diterimakan melalui mulut. Umat juga diminta tidak mencelupkan tangan mereka ke dalam air suci ketika masuk dan keluar gereja, dan sebagai gantinya cukup dengan membuat tanda salib.
Di banyak negara, warga masyarakat pun secara kreatif menciptakan gerakan pengganti jabat tangan. Di Iran, 66 orang tewas menjadi korban Covid-19, sebuah video beredar menunjukkan tiga teman yang bertemu dengan tangan berada di saku mereka. Dua dari mereka yang mengenakan masker, menggunakan kaki mereka untuk menyentuh kaki temannya sebagai salam dan pengganti jabat tangan.
Sebuah video serupa di Lebanon menunjukkan penyanyi Ragheb Alama dan komedian Michel Abou Sleiman saling menyentuhkan kaki mereka sambil membuat suara ciuman dengan mulut mereka.
Beberapa lembaga pendidikan di Selandia Baru untuk sementara meninggalkan salam Maori yang disebut ”hongi” di mana dua orang saling menyentuh hidung mereka.
Politeknik Wellington, WelTec, mengatakan bahwa staf kampus tidak lagi menyapa siswa baru dengan ”hongi”, upacara penyambutannya diganti dengan ”waiata” atau lagu Maori.
Menepuk punggung
Menteri Kesehatan di Negara Bagian New South Wales, Australia, Brad Hazzard mendesak warga Australia untuk mencium dengan hati-hati dan menyarankan melakukan tepukan di punggung daripada berjabat tangan. ”Saya akan menyarankan kepada masyarakat bahwa kini saatnya warga saling menepuk punggung, untuk sementara waktu tidak berjabat tangan,” kata Hazzard.
Uni Emirat Arab (UEA) dan Qatar menyarankan warganya agar menghentikan salam tradisional ”hidung ke hidung”. UEA juga mengatakan bahwa masyarakat diimbau agar tidak berjabatan tangan atau berciuman. Sapaan satu sama lain hanya dengan melambaikan tangan.
ESPN melaporkan, bintang-bintang NBA juga telah diberi rekomendasi, termasuk bahwa pemain yang berinteraksi dengan penggemar harus saling menyapa dengan mempertemukan kepalan tangan daripada melakukan tos. Juga pemberian suvenir, seperti pena, bola, dan kaus untuk ditandatangani, harus dihindari.
Beberapa pemain NBA telah mengambil langkah-langkah untuk membatasi diri agar tidak terpapar virus. Bintang Portland Trail Blazers, CJ McCollum, mengatakan bahwa dia tidak lagi memberikan tanda tangan karena wabah tersebut. ”Pastikan kalian mencuci tangan dengan sabun selama 20 detik atau lebih, dan menutup mulutmu ketika batuk,” tulis McCollum di Twitter. (AFP)