Korut Bebaskan 3.650 Orang yang Sempat Dikarantina
Korea Utara pada Kamis (5/3/2020) telah membebaskan 3.650 orang yang dikarantina di Provinsi Kangwon dan Chagang karena tidak terjangkit Covid-19 atau negatif.
PYONGYANG, MINGGU — Korea Utara, Kamis (5/3/2020), membebaskan 3.650 orang yang dikarantina di Provinsi Kangwon dan Chagang karena tidak terjangkit penyakit Covid-19. Hasil tes menunjukkan, mereka semua negatif.
Radio Korea Utara (Korut) melaporkan hal tersebut, Minggu (8/3/2020), seperti dikutip kantor berita Yonhap. Kantor berita KCNA, Jumat (6/3/2020), melaporkan, 221 dari 380 warga asing yang berada di bawah ”pengawasan medis yang ketat” telah dikeluarkan dari isolasi.
Pemimpin Korut Kim Jong Un bulan lalu memperingatkan adanya konsekuensi yang serius jika Covid-19 itu masuk Korut. Kim telah melarang turis masuk ke Korut dan memerintahkan penangguhan perjalanan kereta api dan penerbangan internasional.
Korut yang dikenai berbagai sanksi internasional karena program rudal nuklir dan balistiknya memiliki infrastruktur medis yang lemah. Karena itu, para analis mengatakan bahwa upaya pencegahan adalah satu-satunya pilihan bagi Korut.
Kim mengirim surat pribadi kepada Presiden Korea Selatan (Korsel) Moon Jae-in pada Kamis lalu untuk memberi dukungan kepada warga Korsel yang sedang berperang melawan wabah Covid-19 yang kini menyebar ke Korsel.
Baca juga: Korsel Layangkan Protes ke Jepang soal Karantina Warga
Di Korsel dilaporkan 93 kasus baru pada Minggu ini sehingga Korsel menjadi negara di luar China yang memiliki jumlah kasus terbesar di dunia, yakni 7.134 kasus. Menurut Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Korsel, dua orang lagi tewas sehingga jumlah kematian menjadi 50 orang.
Jumlah kasus Covid-19 telah meningkat di seluruh dunia menjadi lebih dari 100.000 kasus, dengan 3.500 orang meninggal di 95 negara dan wilayah.
Ditutup
Perdana Menteri Italia Giuseppe Conte mengumumkan pada Minggu (8/3/2020) pagi bahwa seluruh wilayah Lombardia dan sejumlah provinsi di wilayah lain ditutup karena Covid-19 terus menyebar ke seluruh negeri.
Langkah-langkah baru akan diberlakukan bagi 10 juta populasi Italia di wilayah Lombardia dan sekitarnya, dan itu akan berlaku sampai 3 April.
Pada Sabtu (7/3/2020) tengah malam, Conte menandatangani dekrit mengenai pembatasan baru bagi pergerakan orang di wilayah Lombardia dan di sejumlah provinsi di Italia utara. Orang-orang yang masuk dan keluar ke dan dari daerah-daerah ini akan diizinkan hanya dalam kasus luar biasa.
Pada Sabtu kemarin, peningkatan kasus harian merupakan yang terbesar di Italia sejak wabah itu merebak di Italia utara pada 21 Februari 2020. Dalam data harian Badan Perlindungan Sipil Italia tercatat, jumlah kasus Covid-19 naik 1.247 dalam 24 jam terakhir, menjadikan totalnya menjadi 5.883 kasus. Sebanyak 36 orang meninggal sehingga total yang meninggal menjadi 233 orang.
Baca juga: Liga Italia Diselimuti Ketidakpastian Jadwal
Karena Covid-19 terus menyebar, Venesia harus membatalkan karnaval dan pemerintah memperingatkan warga agar tidak bepergian ke Italia yang kini menjadi pusat wabah Covid-19 di Eropa. Italia harus menghadapi kemungkinan resesi. Tingkat hunian hotel di Venezia turun hingga 2 persen.
”Permukaan Grand Canal seperti kaca karena kapal-kapal yang mengangkut barang dagangan tidak ada di sana. Di vaporetti (bus air), hanya ada lima atau enam orang,” kata Stefania Stea, Wakil Presiden Asosiasi Perhotelan Venesia.
Karena terjadi lonjakan jumlah kasus yang positif Covid-19 dan jumlah korban meninggal terus bertambah di Italia, Vatikan memutuskan menyiarkan kembali berkat Paus Fransiskus pada Minggu (8/3/2020) untuk mencegah warga tidak berkumpul di Lapangan Santo Petrus.
Kapal pesiar
Kapal pesiar yang penuh penumpang menghadapi masalah Covid-19. Para pejabat di California, Amerika Serikat (AS), Sabtu (7/3/2020), memutuskan agar kapal pesiar Grand Princess berlabuh jauh dari pantai setelah ada 21 orang di kapal tersebut positif Covid-19.
Baca juga: 21 Orang di Kapal Pesiar Grand Princess Dinyatakan Positif Covid-19
Ada bukti bahwa kapal yang sekarang berhenti di San Francisco itu menjadi tempat berkembang biaknya Covid-19 yang menewaskan 20 kasus penumpangnya dalam perjalanan sebelumnya.
”Karena itu, mereka yang perlu dikarantina akan dikarantina,” kata Wakil Presiden AS Mike Pence. ”Mereka yang membutuhkan bantuan medis akan segera dirawat,” kata Mike Pence.
Presiden AS Donald Trump mengatakan bahwa dia lebih memilih tidak membiarkan para penumpang turun ke dari kapal ke daratan Amerika agar Covid-19 tidak makin menyebar, tetapi dia akan tunduk pada saran para ahli medis.
Di Mesir, sebuah kapal pesiar di Sungai Nil dengan lebih dari 150 penumpang kini dikarantina di kota Luxor setelah 12 penumpang dan kru-nya ternyata positif mengidap Covid-19.
Pada Sabtu lalu, pelabuhan Penang di Malaysia menolak kapal pesiar Costa Fortuna untuk berlabuh karena 64 dari 2.000 penumpangnya berasal dari Italia. Kapal pesiar itu sudah ditolak Thailand dan sekarang menuju ke Singapura.
Baca juga: Akibat Korona, Warga Amerika Berusia 60 Tahun Tewas di Wuhan
Di Malta, dilaporkan kasus pertama Covid-19 pada Sabtu kemarin. Kapal pesiar MSC Opera setuju tidak memasuki pelabuhan Malta di Laut Mediterania di tengah kekhawatiran pejabat lokal meskipun tidak ada penumpang ataupun kru yang terjangkit Covid-19.
Kapal MSC Opera akhirnya terus berlayar ke Messina, Sisilia, tempat penumpang diizinkan turun setelah pejabat meninjau catatan medis.
Ke segala arah
Angka kematian global telah meningkat melewati 3.400 orang. Banyak orang yang semula positif mengidap Covid-19 kini telah pulih dari sakitnya. Hingga Sabtu lalu, hampir 90.000 kasus telah dilaporkan di Asia; lebih dari 8.000 kasus di Eropa; 6.000 kasus di Timur Tengah; sekitar 450 kasus di Amerika Utara, Amerika Latin, dan Karibia; dan kurang dari 50 kasus dilaporkan di Afrika.
Banyak ilmuwan mengatakan bahwa dunia jelas dalam genggaman pandemi, wabah global yang serius. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) belum menyebut demikian dan, menurut WHO, kata-kata seperti itu mungkin membuat dunia semakin ketakutan.
Menurut WHO, Covid-19 ini masih jauh daripada epidemi flu tahunan, yang menyebabkan hingga 5 juta kasus parah di seluruh dunia dan hingga 650.000 kematian setiap tahun.
Baca juga: Virus Korona Menjadi Darurat Kesehatan Global
Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS mendesak orang dewasa yang sudah sepuh dan orang-orang dengan kondisi medis yang parah tinggal di rumah dan menghindari keramaian.
Kebanyakan orang yang terkena virus memiliki kasus ringan, meskipun demikian orang tua menghadapi risiko yang lebih besar. Di antara banyak kasus baru di Eropa pada Sabtu adalah seorang dokter di Slovenia yang melakukan kontak dengan lebih dari 100 orang di panti jompo setelah perjalanan ski ke negara tetangga Italia.
Sementara itu, 78 juta pekerja migran kembali bekerja di China, dan pabrik-pabrik kembali beroperasi. Namun, mereka belum bisa kembali berproduksi secara normal hingga April 2020. Sampai saat ini, warga di Wuhan masih dilarang meninggalkan rumah mereka. (AFP/AP)