Dunia dibayangi merebaknya penyakit Covid-19. Namun, para perempuan tetap berpawai di sejumlah belahanan dunia untuk merayakan Hari Perempuan Internasional, Minggu (8/3/2020).
Oleh
Elok Dyah Messwati
·2 menit baca
Meskipun dunia dibayangi merebaknya virus korona baru, SARS-CoV-2, yang membawa penyakit Covid-19, itu tak menyurutkan para perempuan berpawai merayakan Hari Perempuan Internasional, Minggu (8/3/2020).
Kaum perempuan di kota-kota besar Amerika Latin dari Buenos Aires di Argentina hingga Mexico City di Meksiko turun ke jalan untuk merayakan Hari Perempuan Internasional. Kesadaran mereka terus meningkat karena marah atas ketidaksetaraan, feminisme, dan pengawasan aborsi yang sangat ketat.
Saat perayaan berlangsung di seluruh dunia, pawai para perempuan di Amerika Latin itu dilatarbelakangi keresahan sosial di wilayah tersebut.
Di Mexico City, pawai diramaikan para perempuan dalam jumlah besar, mereka turun ke jalan-jalan menuju alun-alun publik di depan istana negara. Aksi pawai ini terutama didorong kemarahan atas pembunuhan perempuan di Meksiko yang jumlahnya meningkat lebih dari dua kali lipat selama lima tahun terakhir.
”Saya akan berpawai untuk setiap perempuan di negara ini, untuk yang mati dan yang masih hidup, untuk para korban kekerasan,” kata Carmen Rojas (52) di Mexico City. ”Kita harus menyuarakan suara kita,” katanya.
Pawai di Chile juga masif. Apalagi setelah adanya protes terhadap ketimpangan sosial yang dimulai pada Oktober 2019 dan pada puncaknya, aksi protes diikuti lebih dari 1 juta orang.
Dalam beberapa hari terakhir, para senator Chile menyetujui sebuah RUU yang ditujukan untuk memberikan suara yang setara bagi perempuan dalam menyusun konstitusi baru. Sementara Presiden Chile memperkuat hukuman bagi pembunuh perempuan.
Di Kolombia, perempuan di Bogota berencana merayakan terpilihnya perempuan pertama wali kota di Bogota, ibu kota Kolombia. Sementara protes juga dilakukan karena adanya putusan pengadilan baru-baru ini yang membatasi tindakan aborsi.
Hari Perempuan Internasional ini dirayakan setelah lebih dari tiga bulan pemerintahan baru Argentina terbentuk. Juga telah diumumkan rencana membentuk Kementerian Perempuan dan mendukung upaya baru untuk melegalkan aborsi setelah upaya sebelumnya dikalahkan di Kongres. (REUTERS)