China mendirikan 14 rumah sakit darurat untuk menanggulangi wabah Covid-19. Sampai Senin, 12 rumah sakit sudah ditutup dan 2 lagi direncanakan ditutup hari ini.
Oleh
Kris Mada
·4 menit baca
BEIJING, SELASA — China semakin membuka Hubei, provinsi yang menjadi pusat penyebaran virus SARS-CoV-2 yang menyebabkan penyakit Covid-19. Sebaliknya, virus korona baru membuat seluruh Italia diisolasi sejak Selasa (10/3/2020).
Presiden China Xi Jinping tiba di Wuhan, ibu kota Provinsi Hubei, sekaligus lokasi pertama wabah, Selasa pagi. Ia dijadwalkan bertemu dengan para petugas kesehatan di sana dan meninjau upaya pengendalian wabah.
China mendirikan 14 rumah sakit darurat untuk menanggulangi wabah. Sampai Senin, 12 rumah sakit sudah ditutup dan 2 lagi direncanakan ditutup hari ini. Penutupan itu seiring dengan semakin menurunnya jumlah infeksi baru di Wuhan.
Sepanjang Senin, dilaporkan ada 19 kasus baru di China. Berkurang dari 40 kasus baru yang dilaporkan pada Minggu dan ribuan lain kala wabah memuncak. Jumlah kasus baru terus menurun di negara itu.
Tidak ada penjelasan apakah Xi akan menutup sisa dua rumah sakit darurat di Wuhan dalam kunjungan hari ini. Namun, yang jelas, Xi tiba di Wuhan setelah pemerintah Provinsi Hubei semakin mengendurkan isolasi yang diberlakukan untuk mengendalikan penyebaran Covid-19. Perjalanan ke daerah risiko rendah akan diizinkan lagi.
Isolasi Italia
Sebaliknya, Perdana Menteri Italia Giuseppe Conte meminta seluruh warga Italia tidak keluar rumah mulai Selasa ini. Seluruh kegiatan umum, termasuk pertandingan sepak bola liga Serie A yang terkenal itu, ditunda sampai awal April 2020.
”Tidak ada waktu lagi,” ujarnya dalam pidato pada Senin malam waktu Milan atau Selasa dini hari WIB.
Jumlah korban tewas akibat Covid-19 di Italia melonjak dari 366 menjadi 463 orang pada Senin. Sudah 9.172 orang dilaporkan terinfeksi virus korona baru (SARS-CoV-2) di Italia. Hal itu membuat Italia menjadi negara terparah, selain China, dalam penyebaran virus korona baru.
”Pertambahan infeksi dan tewas sangat pesat. Seluruh Italia menjadi daerah terbatas. Semua harus melakukan sesuatu yang baik untuk Italia. Kita harus melakukannya sekarang. Karena itu saya memutuskan langkah lebih kuat untuk mencegah (penyebaran virus) dan melindungi kesehatan seluruh warga,” tutur Conte.
Ia meminta tidak ada lagi yang berkumpul. ”Tidak ada lagi hiburan malam. Kita tidak bisa terus mengizinkan lagi karena menjadi peluang terbesar penyebaran,” ujarnya.
Hanya urusan keluarga yang mendesak atau mereka yang harus bekerja dengan alasan khusus yang tetap boleh keluar rumah selama masa isolasi ini. Penumpang pesawat pun harus membuktikan sedang sehat sepenuhnya.
Sementara hampir semua pelabuhan ditutup bagi kapal pesiar. Pos-pos pemeriksaan, yang dijaga polisi dan tentara, diaktifkan di sejumlah pelabuhan dan bandara.
Sejumlah negara juga terus melakukan aneka cara untuk mengendalikan wabah ini. Arab Saudi mengumumkan denda 133.000 dollar AS bagi siapa pun yang tidak jujur soal kondisi kesehatan dan riwayat perjalanannya.
Kebijakan itu ditetapkan setelah ada warga Arab Saudi yang terinfeksi SARS-CoV-2. Perempuan itu diketahui pernah ke Iran yang jadi pusat penyebaran Covid-19 di Timur Tengah.
Sebelum ke Arab Saudi, pasien tersebut transit di Bahrain. Walakin, pasien tersebut hanya melaporkan perjalanan dari Bahrain. Ia tidak melaporkan pernah ke Iran. Belakangan, ia positif terinfeksi SARS-CoV-2.
Selain denda, Riyadh juga memerintahkan isolasi di Provinsi Qatif. Sebab, sudah 15 orang terinfeksi di provinsi kaya minyak tersebut.
Selain itu, Arab Saudi melarang pelancong dari tetangganya dan sejumlah negara lain masuk negara tersebut. Larangan berlaku pula untuk Perancis yang terus melaporkan kasus baru Covid-19.
Sebaliknya, Presiden Perancis Emmanuel Macron memutuskan berjalan-jalan di sekitar Champs-Elysees, Paris. Ia melambai-lambai kepada orang-orang di sekitar tempat ia berjalan.
Meskipun demikian, Macron tidak bersalaman atau mendekati siapa pun. Ia tetap menjaga jarak rata-rata 1 meter dari siapa pun selama berjalan-jalan di salah satu lokasi tersohor di Paris tersebut.
Sanksi atas Iran
Sementara itu, Duta Besar Iran untuk Indonesia Mohammad Kh H Azad mengeluhkan perlakuan buruk Amerika Serikat terhadap negaranya yang saat ini dilanda wabah Covid-19. Dalam situasi seperti itu, saat Iran membutuhkan obat-obatan dan peralatan medis, AS tetap memberikan sanksi.
Menurut Azad, bantuan kemanusiaan terkait penanganan wabah penyakit Covid-19 seharusnya dikecualikan. Namun, ironisnya, AS tidak mencabut atau tetap melarang dan mengancam perusahaan-perusahaan medis memasok barang seperti obat-obatan dan peralatan kesehatan atau medis.
”Tentu hal ini sangat memengaruhi kami, kami sedang menyaksikan hal itu. Ketika perusahaan penjual alat-alat medis diancam (AS), tentu saja hal itu mengancam usaha besar kami dalam mengatasi virus korona baru (SARS-CoV-2),” kata Azad di kantor Redaksi Kompas, Jakarta, Selasa siang. (AP/REUTERS/CAL)