Singapura Bentuk Gugus Tugas Khusus untuk Minimalkan Risiko
Pemerintah Singapura melakukan serangkaian upaya pencegahan virus korona (Covid-19) untuk meminimalkan risiko kasus. Singapura mendeteksi kasus lebih awal dan meminimalkan kemungkinan penyebaran virus di Singapura.
Oleh
Elok Dyah Messwati
·5 menit baca
SINGAPURA, SELASA — Pemerintah Singapura melakukan serangkaian upaya pencegahan penyakit Covid-19 yang disebabkan virus korona baru atau SARS-CoV-2 untuk meminimalkan risiko kasus, misalnya dengan membentuk gugus tugas khusus. Singapura mendeteksi kasus lebih awal dan meminimalkan kemungkinan penyebaran virus di Singapura.
Pertarungan Singapura melawan coronavirus disease (Covid)-19 ini merupakan upaya nasional yang dikoordinasi oleh Satuan Tugas Multi-Kementerian (MTF) untuk Covid-19. MTF didirikan pada 22 Januari 2020 sebelum kasus infeksi pertama yang terkonfirmasi ditemukan di Singapura.
MTF dipimpin bersama oleh Menteri Kesehatan dan Menteri Pembangunan Nasional Singapura serta perwakilan menteri dari sektor-sektor terkait seperti tenaga kerja, pendidikan, transportasi, komunikasi, dan lingkungan.
Gugus tugas khusus dibentuk untuk mengarahkan respons seluruh pemerintah nasional terhadap wabah, mengoordinasikan respons masyarakat untuk melindungi warga Singapura, dan tetap waspada melawan penyebaran penyakit dan bekerja dengan komunitas internasional untuk menanggapi wabah.
Serangkaian langkah komprehensif dilakukan Singapura. Tindakan yang dilakukan didasarkan pada bukti dan dikalibrasi sesuai dengan penilaian risiko. Prioritas Singapura adalah untuk mendeteksi setiap kasus yang mungkin terjadi sejak dini, melacak kontak, dan mencegah penyebaran virus lebih lanjut.
Singapura juga melakukan surveilans untuk Covid-19 pada semua pasien dengan pneumonia di rumah sakit umum dan pada orang-orang di komunitas dengan penyakit mirip influenza (ILI).
Tidak ada kasus yang terdeteksi melalui pengawasan ILI yang memberikan keyakinan pada Pemerintah Singapura bahwa tidak ada transmisi masyarakat luas. Mereka melakukan ring-pagar virus untuk mencegah penularan lebih lanjut, yakni dengan mengisolasi dan perawatan kasus yang terkonfirmasi di fasilitas medis canggih.
Pelacakan kontak segera dilakukan untuk mengidentifikasi kontak terdekat kasus yang terkonfirmasi. Kemudian kontak dekat dikarantina dan diawasi dengan ketat untuk gejala: awal perawatan dan mencegah penularan selanjutnya. Investigasi epidemiologis yang ketat dilakukan untuk membangun rantai infeksi.
Karena Singapura sebagai warga global yang bertanggung jawab, Pemerintah Singapura mengadopsi pendekatan yang transparan dan rasional dalam mengelola wabah. Mereka berbagi informasi secara tepat waktu dan transparan dengan pemangku kepentingan domestik dan internasional.
WHO ”sangat terkesan” dengan upaya Singapura untuk menemukan setiap kasus, menindaklanjuti dengan kontak, dan menghentikan transmisi. Universitas Harvard telah mengakui kemampuan Singapura sebagai ”standar emas” untuk deteksi kasus.
Covid-19 adalah masalah global karena kita hidup di dunia yang saling terhubung dan penyakit menular tidak peduli dengan perbatasan negara. Karena itu, setiap negara tetap rentan terhadap epidemi dan keadaan darurat, terlepas dari kematangan sistem kesehatan mereka.
Situasi internasional masih belum pasti, dengan beberapa wabah di beberapa negara. Singapura tetap waspada dan sedang memantau situasi yang berkembang pesat untuk mempersiapkan kemungkinan gelombang infeksi baru.
Hingga saat ini Singapura tetap terbuka untuk bisnis, bahkan di saat mereka mengambil tindakan pencegahan tambahan dan melakukan penyesuaian yang diperlukan untuk kebaikan kesehatan masyarakat yang lebih besar.
Sempurnakan teknik
Dari Swiss dilaporkan ada perkembangan terkait dengan upaya penanganan Covid-19. Peneliti Swiss telah menyempurnakan teknik untuk menghasilkan kloning sintesis Covid-19 dengan lebih cepat. Hal ini akan membantu para ilmuwan mengembangkan obat-obatan untuk melawan virus tersebut.
Vorkel Thiel, virologis dari Universitas Bern, Swiss, mengatakan bahwa peneliti bekerja di bawah supervisi yang ketat untuk penelitian tersebut. Christian Griot, Direktur Institut Virologi dan Imunologi, mengatakan bahwa penyempurnaan teknik ini adalah sesuatu yang sangat berharga.
Hingga saat ini, jumlah total kasus yang terkonfirmasi di China daratan menjadi 80.754 kasus dan yang meninggal mencapai 3.136 orang pada Senin (9/3/2020). Jumlah ini naik 17 dari hari sebelumnya. Lebih dari 58.000 orang di China daratan saat ini telah pulih dari Covid-19.
Presiden Xi Jinping mengunjungi episentrum Covid-19 di China pada Selasa (10/3/2020) untuk pertama kalinya sejak kasus Covid-19 ini muncul di Wuhan, ibu kota Provinsi Hubei, 31 Desember 2019.
Kunjungan itu terjadi ketika orang-orang secara bertahap mulai kembali bekerja di wilayah China lainnya, sementara Covid-19 terus menyebar ke sebagian besar dunia sehingga berdampak serius pada perjalanan, pasar, dan ekonomi global. Mengikuti China, Pemerintah Italia pun memperketat karantina dan memberlakukan pembatasan perjalanan di sebagian besar Italia.
Xi Jinping akan memeriksa upaya pencegahan dan pengendalian epidemi dan mengunjungi pekerja medis, sukarelawan komunitas, pasien, dan petugas lainnya yang berada di garis depan. Di tengah pertanyaan tentang keterlibatan Xi Jinping dalam upaya penanganan Covid-19, Perdana Menteri China Li Keqiang telah mengunjungi Wuhan pada akhir Januari 2020.
Sementara China masih memiliki mayoritas kasus di dunia, proporsinya menyusut ketika epidemi meluas, terutama di Eropa dan Timur Tengah. Pertempuran untuk menghentikan Covid-19 telah membawa pembatasan baru.
Italia memperluas larangan untuk melakukan perjalanan ke seluruh Italia, Israel memerintahkan semua pengunjung dikarantina hanya beberapa minggu sebelum Paskah, dan Spanyol menutup semua sekolah di dan sekitar Madrid, Ibu Kota Spanyol.
”Sekarang setelah virus tersebar ke banyak negara, ancaman pandemi menjadi sangat nyata,” kata Direktur Jenderal Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) Tedros Adhanom Ghebreyesus. ”Keuntungan besar yang kita miliki adalah keputusan yang kita semua buat karena pemerintah, bisnis, masyarakat, keluarga, dan individu dapat memengaruhi lintasan epidemi ini.”
Lebih dari 113.000 orang telah terinfeksi Covid-19 di seluruh dunia dan lebih dari 4.000 telah meninggal. Meski demikian, lebih dari 63.000 orang telah berhasil pulih dan selamat dari wabah Covid-19.
”Tidak akan ada hanya zona merah,” kata Perdana Menteri Italia Giuseppe Conte. Dia mengumumkan bahwa penutupan wilayah yang mencakup sekitar 16 juta orang di Italia utara akan diperluas ke seluruh Italia mulai Selasa ini.
Para pelancong di stasiun kereta utama Milan harus menunjukkan bahwa mereka ada alasan kuat untuk bepergian, seperti ”keperluan pekerjaan dan ada buktinya, atau situasi yang membutuhkan, alasan kesehatan, atau untuk pulang ke rumah”. (*/AP/AFP/REUTERS)