Kasus Positif Terus Bertambah, Masyarakat Diimbau Jaga Diri
Satu pekan setelah pemerintah umumkan pasien pertama dan kedua positif Covid-19, jumlah warga yang terpapar virus korona baru terus bertambah. Hingga Selasa (10/3/2020), jumlah pasien positif Covid-19 menjadi 27 orang.
Oleh
Anita Yossihara
·4 menit baca
JAKARTA, KOMPAS - Satu pekan setelah pemerintah mengumumkan pasien pertama dan kedua positif Covid-19, jumlah warga yang diketahui terpapar virus korona baru terus bertambah. Hingga Selasa (10/3/2020), jumlah pasien positif Covid-19 sebanyak 27 orang, bertambah 8 kasus dari hari sebelumnya.
Satu kasus diantaranya belum diketahui sumber penularan, karena pasien mengaku tidak melakukan perjalanan ke luar negeri. Selain itu pasien lelaki berusia 33 tahun yang kemudian disebut sebagai kasus 27 itu juga belum diketahui apakah pernah kontak dengan pasien yang lebih dulu positif Covid-19 atau tidak.
"Karena itulah pemerintah menduga, kasus 27 itu merupakan penularan lokal. "Kami menduga ini local transmission yang sedang kami tracking, bukan imported dan belum jelas bagian dari klaster yang lain. Saar ini kami masih memberikan tanda tanya local transmissionnya dari mana?," kata juru bicara pemerintah terkait penanganan korona Achmad Yurianto di Kantor Presiden, Selasa petang, kemarin.
"Kami menduga ini local transmission yang sedang kami tracking, bukan imported dan belum jelas bagian dari klaster yang lain. Saar ini kami masih memberikan tanda tanya local transmissionnya dari mana?"
Dua pasien Covid-19 lainnya masih terkait dengan sub klaster Jakarta. Keduanya berjenis kelamin perempuan berusia 70 tahun dan 47 tahun yang kemudian disebut kasus 20 dan kasus 21.
Sementara tiga pasien baru lainnya terpapar virus korona setelah pulang dari luar negeri. Dua di antaranya, yakni seorang perempuan berusia 36 tahun dan laki-laki berusia 46 tahun, dalam kondisi stabil, tidak menggunakan alat bantu. Sedangkan satu pasien perempuan berusia 73 tahun menggunakan ventilator karena memiliki penyakit bawaan.
Adapun dua pasien positif Covid-19 sisanya adalah warga negara asing, yakni perempuan berusia 53 tahun yang disebut kasus 25 serta laki-laki berusia 46 tahun (kasus 26). Kondisi kesehatan keduanya juga dilaporkan relatif stabil.
Kendati temuan positif Covid-19 terus bertambah, pemerintah belum memutuskan untuk melakukan isolasi daerah tertentu yang diduga sebagai pusat penyebaran virus korona baru. Bahkan, pemerintah juga tidak bersedia membuka asal daerah serta lokasi rumah sakit yang mengisolasi pasien positif korona.
Pemerintah tetap menjalankan sejumlah protokol yang sudah ditetapkan sebelumnya. Diantaranya adalah melakukan penelusuran terhadap sejumlah kelompok rentan, terutama mereka yang pernah kontak dengan para pasien positif Covid-19.
Selain itu pemeriksaan di pintu-pintu masuk, seperti bandara, juga masih terus diintensifkan. Tak hanya memeriksa kondisi kesehatan, pemerintah juga membagikan kartu peringatan kesehatan kepada seluruh warga yang pulang dari luar negeri.
"Tracking penting, karena kebanyakan menularkan. Kemduian pintu masuk, yang penting healt alert card, karena banyak gejala minimal, meski satu sisi tidak mengkhawatirkan, dari kasus-kasus positif ini sakit ringan-sedang," tutur Yurianto.
Bukan hanya itu pemerintah juga belum melibatkan lembaga-lembaga lain untuk melakukan pemeriksaan laboratorim. Saat ditanya, Yurianto menegaskan bahwa sampai saat ini kapasitas Badan Lembaga Penelitian dan Pengembangan Kesehatan (Balitbangkes) masih memadai. Pemerintah juga baru mendatangkan 10.000 unit alat pemeriksaan. "Jadi tidak ada masalah untuk kita, karena kapasitasnya masih memadai. Tidak ada masalah untuk kami tangani," tuturnya.
Pemerintah pun terus mengimbau masyarakat untuk menjaga diri dengan menerapkan pola hidup sehat. Untuk menghindari penyebaran virus, masyarakat yang tengah mengalami batuk maupun pilek diminta untuk mengenakan masker.
RS Muhammadiyah Siap
Sementara secara terpisah, Ketua Tim Muhammadiyah Covid-19 Command Center, Corona Rintawan, menegaskan, sebanyak 20 rumah sakit milik Muhammadiyah siap membantu pemerintah untuk menangani korona. Muhammadiyah akan fokus membantu pencegahan, deteksi dini, hingga tata laksana awal penanganan kasus terduga Covid-19.
"Muhammadiyah siap membantu pemerintah untuk menangani korona. Muhammadiyah akan fokus membantu pencegahan, deteksi dini, hingga tata laksana awal penanganan kasus terduga Covid-19"
"Karena keterbatasan peralatan, kami akan menangani pasien dalam pengawasan (terduga Covid-19). Tetapi kalau rumah sakit rujukan penuh, tidak bisa menerima pasien lagi, maka otomatis kami akan tangani," tuturnya. Dokter Spesialis Emergency dari Rumah Sakit Muhammadiyah Lamongan itu menyebut, saat ini sejumlah rumah sakit Muhammadiyah di Jawa Tengah menangani kurang dari lima pasien dalam pengawasan.
Data Pasien Baru Teridap Virus Korona per Konper Selasa (10/3/2020):
1. Pasien 20, perempuan, 70 tahun, WNI, bagian dari tracing subklaster jakarta
2. Pasien 21, perempuan, 47 tahun, WNI, bagian dari tracing subklaster Jakarta
3. Pasiden 22, perempuan, 36 tahun, WNI, imported case
4. Pasien 23, perempuan, 73 tahun, WNI, imported case, kondisinya saat ini sedang menggunakan ventilator karena faktor komorbid cukup banyak kondisi stabil
5. Pasien 24, laki-laki, 46 tahun, WNI, imported case
6. Pasien 25, perempuan, 53 tahun, WNA, imported case, kondisi stabil
7. Pasien 26, laki-laki, 46 tahun, WNA, stabil, imported case
8. Pasien 27, laki-laki, 33 tahun, WNI, kondisi stabil, kami menduga ini local transmission yang sedang kami tracking, bukan impor dan belum jelas bagian dan klaster yang lain