Banyak analis mengatakan investor perlu tetap waspada untuk volatilitas pasar lebih lanjut. Ini karena infeksi wabah Covid-19 masih menimbulkan risiko bagi kesehatan masyarakat di banyak negara.
Oleh
BENNY D KOESTANTO
·3 menit baca
TOKYO, RABU — Pasar saham di Asia dan bursa berjangka Wall Street kembali tertekan pada Rabu (11/3/2020). Investor dan pelaku pasar tampak skeptis dengan tawaran paket stimulus Washington untuk melawan wabah Covid-19 yang terus meluas, termasuk di Amerika Serikat, dan efek lanjutan dari perang harga minyak.
Banyak analis mengatakan investor perlu tetap waspada untuk volatilitas pasar lebih lanjut. Ini karena infeksi wabah Covid-19 masih menimbulkan risiko bagi kesehatan masyarakat di banyak negara. Jika barlarut-larut, tekanan terhadap ekonomi global semakin kuat. Muncul akhir tahun lalu, di Provinsi Hubei, China tengah, virus korona tipe baru itu menyebar dengan cepat di luar China dan sejauh ini mengakibatkan lebih dari 4.000 kematian.
Pasar keuangan memang terlihat telah pulih dari aksi jual global secara brutal pada Senin (9/3/2020) yang dipicu oleh guncangan ganda dari jatuhnya harga minyak dan wabah Covid-19 yang memburuk. Namun, kenaikan tampak berumur pendek di awal perdagangan di pasar-pasar saham Asia Rabu ini.
Pasar saham berjangka AS jatuh 1,54 persen dan indeks MSCI untuk saham Asia Pasifik di luar Jepang turun 0,04 persen. Pasar saham Australia turun 1,31 persen. Indeks Nikkei Jepang menghapus kerugian sebelumnya dengan kenaikan 0,24 persen di awal-awal perdagangan.
Awal pekan ini, Presiden AS Donald Trump mengatakan dirinya akan mengambil ”langkah besar” untuk meredakan ketegangan ekonomi yang disebabkan oleh penyebaran virus korona tipe baru. Berita utama pun berfokus pada diskusi kemungkinan pemotongan pajak gaji, sebuah hal yang turut membantu mengangkat sentimen pasar.
Pelaku pasar sebagian besar mengharapkan Fed untuk menurunkan suku bunga untuk kedua kalinya bulan ini. Harapannya hal itu akan dilakukan pada akhir pertemuan kebijakan terjadwal pekan depan.
Namun, belum adanya kelanjutan pembicaraan dengan topik itu pun telah membuat beberapa investor tidak terkesan dan cenderung skeptis. ”Kami dijanjikan sesuatu yang substantif dari pemerintahan Trump. Jika belum datang pada jam-jam ini, ada kemungkinan penundaan,” kata Michael McCarthy, kepala strategi pasar di CMC Markets di Sydney.
”Itu sebabnya pasar memiliki nada negatif. Dari perspektif investor global, masih ada banyak risiko penurunan.”
Di Wall Street, ketiga indeks utama melonjak hampir 5 persen pada hari Selasa, satu hari setelah pasar ekuitas AS menderita kerugian harian terbesarnya sejak krisis keuangan 2008. Dollar AS melemah terhadap yen, franc Swiss, dan euro karena nuansa ketidakpastian ke depan.
Imbal hasil
Imbal hasil US Treasury AS 10-tahun berada di level 0,7603 persen, lebih dari dua kali lipat posisi level yang merupakan rekor terendahnya pada Senin; di level 0,3180 persen. Imbal hasil US Treasury kemungkinan dapat dibatasi karena masih ada harapan kuat bahwa The Federal Reserve AS dan bank sentral lainnya akan mendukung stimulus fiskal melalui aneka pelonggaran moneter.
Pelaku pasar sebagian besar mengharapkan Fed untuk menurunkan suku bunga untuk kedua kalinya bulan ini. Harapannya hal itu akan dilakukan pada akhir pertemuan kebijakan terjadwal pekan depan. Ini setelah The Fed mengejutkan investor pada pekan lalu dengan menurunkan suku bunganya sebesar 50 basis poin.
Mata uang euro juga menjadi fokus sebelum pertemuan Bank Sentral Eropa pada hari Kamis besok. Para pembuat kebijakan akan menghadapi tekanan untuk melonggarkan kebijakan setelah Italia menempatkan seluruh negaranya ”terkunci” dalam upaya untuk memperlambat infeksi virus korona baru.
Sementara itu, minyak mentah AS juga kembali turun harganya sebesar 0,52 persen menjadi 34,18 dollar AS per barel. Penurunan itu meruntuhkan harapan bahwa pasar akan bisa stabil lagi, minimal dalam waktu dekat. Awal pekan ini pasar minyak anjlok dengan penurunan terbesar sejak Perang Teluk 1991 akibat terjadinya perang harga antara Arab Saudi dan Rusia. (REUTERS)