WHO Umumkan Covid-19 sebagai Pandemi, Dunia Perlu Upaya Bersama
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) telah mengumumkan bahwa Covid-19 sebagai pandemi. Perlu langkah bersama yang efektif, efisien, dan cepat untuk mengatasinya.
Oleh
B Josie Susilo Hardianto
·4 menit baca
GENEVA, KAMIS — Penyebaran virus korona (SARS-CoV-2) penyebab Covid-19 yang meluas hingga ke lebih dari 114 negara dan menjangkiti hingga 124.000 orang di seluruh dunia membuat Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyebut wabah itu sebagai pandemik. Diperlukan upaya bersama, efektif, dan signifikan untuk mengatasi Covid-19.
Dalam pernyataan pers di Geneva, Swiss, Rabu (11/3/2020), Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus mengatakan memprihatinkan baik tingkat penyebaran dan keparahan yang mengkhawatirkan, serta kelambanan. Penyebaran virus pemicu Covid-19 di sejumlah wilayah dan negara telah terjadi melalui penularan lokal, artinya warga yang terjangkit tidak memiliki catatan bepergian ke wilayah atau berkaitan dengan kasus positif Covid-19 dalam–setidaknya–14 hari terakhir.
Jumlah kasus di luar China naik 13 kali lipat dalam dua minggu terakhir dan jumlah negara yang terpengaruh tiga kali lipat, dengan Iran dan Italia negara-negara yang paling terpukul di Timur Tengah dan Eropa. Ada 354 kematian di Iran dan 827 kematian di Italia. Selain itu, di sejumlah negara, termasuk Eropa, dan Iran, tercatat penambahan jumlah kasus baru. Bahkan, di sejumlah negara, seperti Irlandia, Albania, Belgia, Swedia, dan Bulgaria–untuk pertama kali–dilaporkan kasus dengan kematian. Total di seluruh Eropa tercatat ada lebih dari 22.000 kasus dengan 930 kematian dan 4.500 lebih kematian di seluruh dunia.
Italia dan Iran, menurut Ghebreyesus, berada pada posisi paling menderita. Menurut dia, negara-negara lain bisa berpotensi serupa. Situasi tersebut mendorong dengan segera agar pemerintah-pemerintah di dunia mencari langkah-langkah efektif dan cepat untuk memperlambat laju penyebaran virus korona baru yang memicu Covid-19.
Ghebreyesus menyerukan agar setiap negara ”mengambil tindakan yang mendesak dan agresif”.
Menanggapi pengumuman WHO, Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa, Antonio Guterres mengajak semua pihak untuk bertindak segera.
"Ini adalah panggilang untuk bertanggung jawab dan membangun solidaritas, sebagai satu bangsa, sebagai satu warga," tulis Guterres dalam melalui Twitter. "Saat kita melawan virus, kita tidak bisa membiarkan rasa takut menjadi viral. Mari kita atasi ancaman ini bersama-sama."
Situasi Eropa
Tanda-tanda krisis Eropa melebar muncul pada Rabu dengan Irlandia, Albania, Belgia, Swedia, dan Bulgaria mencatat kematian pertama mereka. Sementara Italia mencatat lebih dari 2.300 kasus baru dalam 24 jam terakhir dan infeksi di Spanyol melonjak seperempat menjadi lebih dari 2.100 kasus.
Di Italia, salah satu wilayah dengan jumlah kasus terbanyak, pemerintah telah memberlakukan isolasi untuk sejumlah kota. Perdana Menteri Italia Giuseppe Conte, Rabu, mengatakan, Italia akan menutup semua toko, kecuali apotek dan toko makanan, untuk memperlambat laju dan mencegah penularan penyakit tersebut.
Conte mengatakan, industri dan perusahaan-perusahaan besar tetap dapat beroperasi dengan catatan mereka telah dan memberlakukan ”langkah-langkah keamanan yang tepat untuk mencegah penularan”.
Pemerintah, menurut Conte, akan mengucurkan dana hingga 28 miliar dollar AS untuk mengatasi dampak pandemi. Kucuran dana itu termasuk suntikan uang untuk industri perhotelan dan restoran yang terdampak pandemi. Selain itu, dana tersebut juga digunakan untuk membantu keluarga-keluarga di Italia menunda pembayaran hipotek.
”Tidak ada klien. Banyak rekan kerja sudah tinggal di rumah tanpa melakukan apa-apa," kata Daniele, pengemudi taksi di Milan.
Dari Iran dikabarkan, pemerintah telah meliburkan sekolah-sekolah, universitas, dan hotel. Meskipun belum mengarantina sebuah wilayah, pemerintah setempat telah meminta warga untuk tidak bepergian.
WHO mencatat, di Iran terdapat 9.000 kasus. Ghebreyesus mengatakan, Pemerintah Iran telah melakukan upaya-upaya terbaik untuk mengendalikan penyebaran Covid-19. Namun, Iran masih membutuhkan lebih banyak logistik untuk mengatasi wabah itu.
Bersama-sama
Sejumlah pakar menanggapi pengumuman WHO dengan kembali menegaskan pentingnya upaya bersama. ”Penggunaan istilah ini (pandemi) menyoroti pentingnya negara-negara di seluruh dunia untuk bekerja secara kooperatif dan terbuka satu sama lain dan bersatu sebagai langkah bersama dalam upaya kita untuk mengendalikan situasi ini,” kata Nathalie MacDermott, pakar di King’s College London.
Mark Woolhouse, profesor epidemiologi penyakit menular di Universitas Edinburgh Inggris, menambahkan,”Sudah jelas bahwa Covid-19 akan bersama kita untuk waktu yang lama dan tindakan yang kita ambil harus menjadi tindakan yang dapat kita jalani bersama untuk waktu yang lama.” (AFP/REUTERS)