Pintu menuju ruang dialog damai intra-Afghanistan mulai terbuka. Hal itu ditandai dengan kesediaan Presiden Ashraf Ghani untuk menandatangani berkas pembebasan 1.500 pejuang Taliban yang ditahan
Oleh
·2 menit baca
KABUL, RABU— Pintu menuju ruang dialog damai intra-Afghanistan mulai terbuka. Hal itu ditandai dengan kesediaan Presiden Ashraf Ghani untuk menandatangani berkas pembebasan 1.500 pejuang Taliban yang ditahan di berbagai fasilitas pemerintah, Selasa (10/3/2020) waktu Kabul.
Langkah maju itu dibuat setelah terjadi kekerasan mematikan akibat Ghani menolak pembebasan 5.000 tawanan Taliban. Pembebasan tawanan merupakan salah satu klausul akta Kesepakatan Damai Afghanistan (Comprehensive Peace Agreement/CPA) yang ditandatangani Amerika Serikat-Taliban, 29 Februari 2020 di Doha, Qatar.
Afghanistan kini bersiap-siap untuk membebaskan 1.500 pejuang Taliban. Keputusan ini merupakan kemajuan yang signifikan setelah Taliban dan Pemerintah Afghanistan saling bertahan dengan argumentasi masing-masing yang membahayakan perdamaian.
Di dalam surat keputusan yang diteken Ghani juga disebutkan, Taliban harus memberi jaminan tertulis bahwa seluruh anggotanya yang dibebaskan tak akan kembali berperang melawan pemerintah.
Berkas yang ditandatangani Ghani juga menyebutkan bahwa pembebasan pejuang Taliban akan dilaksanakan dalam waktu empat hari setelah dokumen terbit. ”Pembebasan 1.500 anggota Taliban akan rampung dalam waktu 15 hari. Seratus tahanan yang dibebaskan setiap harinya,” kata dokumen tersebut.
Juru bicara Pemerintah Afghanistan, Sediq Sediqqi, lewat akun Twitter-nya, mengatakan, Kabul tak hanya akan membebaskan 1.500 tahanan, tetapi juga seluruh tahanan yang berjumlah 5.000 orang. ”Sebanyak 3.500 anggota Taliban akan dibebaskan setelah perundingan intra-Afghanistan dimulai,” ujarnya. Taliban menolak dan menginginkan 5.000 tawanan dibebaskan.
Langkah penting
Pembebasan 1.500 anggota Taliban akan berjalan paralel dengan dialog damai intra-Afghanistan. Kabul juga mensyaratkan Taliban kembali mengurangi serangan.
Pembebasan anggota Taliban dalam pandangan Zalmay Khalilzad, Utusan Khusus Pemerintah AS, sebagai langkah besar atau kunci agar kedua pihak bisa duduk bersama melanjutkan dialog damai.
Sebelumnya, Taliban bersikeras agar Pemerintah Afghanistan membebaskan 5.000 anggota mereka. Ghani menolak dan menilai tuntutan itu tidak tepat karena Kabul tidak dilibatkan dalam penentuan substansi CPA, termasuk soal pembebasan 5.000 tawanan Taliban.
Dampaknya, terjadi eskalasi serangan atas fasilitas militer dan sipil Pemerintah Afghanistan selama sepekan setelah CPA ditandatangani di Doha. Militer AS sempat melancarkan serangan balasan ke basis Taliban yang diklaim sebagai serangan defensif.
Selain dengan kelompok Taliban, Ghani juga harus berhadapan dengan rivalnya, Abdullah Abdullah, yang mengklaim kemenangan pada Pilres 2019. Abdullah telah dilantik sebagai presiden oleh para pendukungnya sehingga kini ada dualisme kepemimpinan di Afghanistan. Ghani akan membentuk tim perunding yang lebih inklusif dalam beberapa hari ini.