Warga Metro Manila Patuhi Instruksi Penguncian Kota
Jalan-jalan di Manila, ibu kota Filipina, terpantau sepi pada hari Senin (16/3/2020) ini. Sebagian warga Metro Manila untuk sebulan ke depan memilih berdiam di rumah masing-masing demi mengantisipasi pandemi Covid-19.
Oleh
HARYO DAMARDONO
·2 menit baca
MANILA, SENIN — Jalan-jalan di Manila, ibu kota Filipina, terpantau sepi pada Senin (16/3/2020) ini. Warga Manila untuk sebulan ke depan memilih berdiam di rumah masing-masing demi mengantisipasi pandemi Covid-19.
Pada Kamis (12/3) malam, Presiden Filipina Rodrigo Duterte mengumumkan rencana mengunci akses masuk dan keluar (lockdown) Metro Manila. Duterte membekukan penerbangan, pelayaran, dan perjalanan darat dari dan ke Manila sejak Minggu (15/3) hingga Selasa (14/4).
Menurut laman Worldometers, Senin ini, di Filipina terdapat sedikitnya 140 orang yang positif Covid-19. Sejauh ini, terdapat 12 orang yang meninggal akibat Covid-19 di negara tersebut.
”Jalan-jalan utama di Manila hari ini terlihat sepi. Biasanya macet parah. Transportasi publik tetap beroperasi meski dengan pembatasan jumlah penumpang,” kata Bambang Susantono, Vice President Asian Development Bank (ADB), Senin pagi, kepada Kompas.
”Jalan utama EDSA saja sepi hari ini,” kata Bambang. EDSA singkatan dari Epifanio de los Santos Avenue, sebuah jalan raya sepanjang 23,8 kilometer yang melingkari enam kota di Metro Manila.
Jalan utama EDSA saja sepi hari ini.
Menurut Bambang, penduduk di Metro Manila lumayan disiplin dalam membatasi pergerakan. ”Tetapi, ada kepadatan di hampir semua check points di batas kota karena pembatasan pergerakan dari dan menuju Manila,” ujarnya.
Bambang mengatakan, Pemerintah Filipina juga mengerahkan tentara dan polisi secara besar-besaran untuk menjalankan instruksi pengisolasian Metro Manila. ”Sebagian masyarakat di sini tampaknya juga sadar dengan dampak korona jadi patuh. Mal dan pusat perbelanjaan juga ditutup,” katanya.
Berdasarkan pengamatan Kompas melalui aplikasi Google Map, Senin siang, lalu lintas di Metro Manila relatif lengang. Padahal, kemacetan dan Metro Manila biasanya nyaris tidak terpisahkan.
Menteri Dalam Negeri Filipina Eduardo Ano mengatakan, jam malam akan diberlakukan sejak pukul 20.00 hingga 05.00. ”Sebanyak 17 wali kota akan memberlakukannya. Tidak boleh ada pesta, reuni, ataupun konser,” ujar Eduardo Ano kepada kantor berita AP.
Menurut dia, Filipina belajar dari Italia yang harus menderita akibat lonjakan wabah Covid-19 karena penanganan yang kurang efektif.
Selain Metro Manila, belum terdengar rencana penguncian kota di wilayah lain di Filipina. Namun, dari koran The Philippine Star, yang halaman depannya dilihat Kompas, terlihat ada upaya membatasi persinggungan antarwarga. Di Katedral Borongan di Provinsi Easter Samar, misalnya, umat diberi jarak saat mengikuti misa pada hari Minggu (15/3/2020).