Sejumlah negara berkoordinasi untuk membuat kebijakan yang bisa meringankan dampak wabah. Pabrik mengubah unit produksi agar bisa membuat produk yang dibutuhkan dalam menangani wabah.
Oleh
kris mada
·4 menit baca
BEIJING, SENIN — Warga dunia bekerja sama untuk mengatasi wabah SARS-CoV-2 yang juga dikenal sebagai virus korona baru. Mulai dari bank sentral beberapa negara, jutawan, hingga warga biasa melakukan cara masing-masing untuk mengatasi wabah itu.
Orang terkaya Asia, Jack Ma, mengumumkan bahwa 500.000 perangkat uji untuk mengetahui seseorang terinfeksi atau tidak telah mulai dikirim ke Amerika Serikat. Pemilik Alibaba itu, lewat pengumuman pada Senin (16/3/2020), juga menyebut 1 juta masker dikirim secara bertahap ke AS. Semua barang itu merupakan sumbangan pribadi konglomerat China tersebut. Sumbangan sejenis dikirimkan pula ke beberapa negara Eropa yang kini tengah menjadi pusat wabah.
Sementara Bill Gates, salah satu dari lima orang terkaya di dunia, mengumumkan hibah 100 juta dollar AS untuk mengatasi dampak wabah itu. Pengumuman itu disampaikan bersamaan dengan pernyataan ia keluar dari dewan pengelola Microsoft dan Berkshire Hathaway agar bisa fokus pada kegiatan amal
Adapun perusahaan mode asal Perancis, LVMH, mengumumkan, unit produksi pewangi dan kosmetiknya akan memproduksi cairan pembersih tangan. ”Produksi jumlah besar jeli hidroalkohol akan dimulai Senin,” demikian pernyataan resmi perusahaan itu.
Dalam kondisi normal, unit produksi itu dipakai untuk menghasilkan pewangi mahal dengan harga jutaan rupiah per botol. Di tengah situasi krisis, perusahaan itu memutuskan mengubah kegiatan di unit produksi tersebut.
Kolaborasi
Pemanfaatan pabrik untuk produksi alat kesehatan juga tengah didorong di Inggris. Perdana Menteri Inggris Boris Johnson mendorong perusahaan-perusahaan memproduksi alat bantu pernapasan. Salah satu dampak Covid-19 adalah gangguan pernapasan. Karena itu, alat bantu pernapasan amat dibutuhkan.
Sejumlah perusahaan Inggris mengakui telah menerima permintaan itu. Walakin, mereka menyatakan masih mencari cara untuk memenuhi permintaan tersebut. Butuh rekayasa agar alat produksi di aneka pabrik bisa dipakai untuk menghasillkan alat bantu pernapasan.
Inggris kini menggambarkan situasi yang dihadapi sebagai perang. Selama Perang Dunia I dan Perang Dunia II, banyak pabrik Inggris dimodifikasi agar bisa terlibat dalam produksi pesawat tempur hingga senjata.
Upaya untuk mendorong kerja sama dan solidaritas juga dilakukan di Jerman. ”Kita harus mengubah cara hidup, sekarang juga. Solidaritas adalah kewajiban bersama sekarang,” kata Presiden Jerman Frank-Walter Steinmeier, sebagaimana dikutip media Jerman, Deutsche Welle.
Ajakan itu disambut warga Jerman lewat berbagai tindakan. Pelajar yang tinggal dekat perbatasan Austria menawarkan diri menjadi juru belanja bagi orang-orang yang harus tinggal di rumah karena berisiko tertular. Di berbagai penjuru Jerman, warga juga membuat pengumuman di sekitar rumah mereka tentang siapa saja yang bisa menjadi sukarelawan dan membantu orang di sekitarnya.
Di sektor farmasi, sejumlah perusahaan terus berpacu menghasilkan vaksin untuk Covid-19. Lembaga Kesehatan Nasional AS mendanai uji coba vaksin yang dimulai pada Senin ini. Sejak percobaan itu sampai vaksin tersedia dibutuhkan setidaknya 18 bulan. Pusat Kesehatan Universitas Nebraska juga menggunakan remdesivir, obat uji coba yang awalnya ditujukan untuk ebola, kepada sejumlah pasien Covid-19 di AS. Para obyek uji coba adalah eks penumpang kapal pesiar di Jepang.
Dari Jerman, perusahaan farmasi CureVac juga mengumumkan siap menguji coba vaksin Covid-19. Perusahaan itu berharap vaksin untuk uji coba tersedia pada Juni 2020.
Keuangan
Sementara bank sentral sejumlah negara berkoordinasi untuk membuat kebijakan moneter yang bisa meringankan dampak ekonomi gara-gara wabah. Gubernur Bank Sentral AS Jerome Powell mengumumkan, bank sentral sejumlah negara berusaha memastikan pasar keuangan global tetap berfungsi dan mengurangi peluang masyarakat serta perusahaan terdampak parah oleh kondisi itu. Sejumlah bank sentral memutuskan suku bunga acuan dijadikan 0 persen hingga 0,25 persen.
Bank sentral AS, The Fed, akan menyiapkan 700 miliar dollar AS untuk menyokong pasar obligasi dan pinjaman perumahan. ”Kami akan memakai perangkat yang dibutuhkan,” ujar Powell seraya menekankan, pembelian obligasi berpeluang terus ditingkatan.
Sejumlah bank AS juga akan menghentikan pembelian kembali saham dan aneka produk keuangan yang pernah mereka terbitkan. Dengan demikian, bank-bank itu punya cukup dana untuk bisa memberi kredit bagi perorangan, UKM, atau pihak lain yang terdampak wabah.
Bank sentral Jepang, BoJ, juga mengumumkan pengenduran kebijakan moneter dengan menambah pembelian aset-aset berisiko, seperti kontrak investasi kolektif atau exchange traded-fund (ETF). Hingga 112,6 miliar dollar AS disiapkan BoJ untuk menopang pasar lewat pembelian KIK dan obligasi lain. Gubernur BoJ Haruhiko Kuroda menyebutkan, kebijakan untuk mencegah pasar membeku dan perusahaan tetap punya akses pada dana. (AP/REUTERS)