Korsel Akan Perketat Pengawasan di Pos-pos Perbatasan
Pemerintah Korea Selatan melakukan kebijakan pengetatan di pos-pos perbatasan untuk mengoptimalkan pencegahan penyebaran Covid-19.
Oleh
B Josie Susilo Hardianto
·2 menit baca
SEOUL, SELASA — Meskipun dinilai berhasil memperlambat laju pertambahan kasus secara signifikan, Korea Selatan merasa perlu menerapkan kebijakan pengetatan di ”perbatasan”. Otoritas Korsel, Selasa (17/3/2020), mengatakan, mereka berencana memperketat pemeriksaan untuk semua kedatangan dari luar negeri. Langkah itu diambil untuk mencegah munculnya kasus baru ketika penularan di dalam negeri telah terkendali.
Pengetatan itu akan mulai diberlakukan pada Kamis mendatang. ”Kami telah menilai bahwa ada kebutuhan untuk prosedur masuk khusus untuk semua kedatangan dari luar negeri mengingat peningkatan cepat dalam kasus-kasus baru tidak hanya di Eropa, tetapi juga di Amerika Serikat dan Asia,” kata Wakil Menteri Kesehatan Kim Gang-lip.
Sebelumnya, Korsel telah memberlakukan pemeriksaan ketat kepada pengunjung dari China, Italia, dan Iran. Dalam tiga hari terakhir, menurut Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Korea (KCDC), jumlah kasus baru per hari berada di bawah 100 kasus. Kondisi itu meningkatkan harapan bahwa wabah Covid-19 di Korsel mulai dapat dikendalikan.
Ketika ditanya apakah pemerintah sedang mempertimbangkan menutup perbatasan, Wakil Direktur KCDC Kwon Jun-wook mengatakan, jauh lebih penting untuk tetap berpegang pada upaya mendasar yang telah dilakukan, yaitu menemukan, mengarantina, merawat pasien, dan memeriksa mata rantai infeksi.
Presiden Moon Jae-in mengatakan, ia semakin yakin Korea Selatan akan mengatasi virus itu karena angka kasus baru terus menurun. Pada hari Selasa, sebanyak 264 pasien yang sembuh telah diizinkan keluar dari tempat isolasi. Jumat lalu, otoritas kesehatan negara itu melaporkan, untuk pertama kalinya, angka kesembuhan lebih tinggi dari angka infeksi baru.
Meskipun demikian, pihak berwenang tetap meminta warga waspada terhadap kemungkinan munculnya kluster baru.
Filipina
Dari Filipina dikabarkan, penutupan untuk seluruh Pulau Luzon, tempat ibu kota Filipina, Manila, berada, telah berlaku efektif. Kedutaan Besar RI di Manila mengatakan, Metro Manila tampak lengang. Toko-toko dan perkantoran menyesuaikan diri, kecuali layanan medis, aparat keamanan, dan petugas pos-pos perbatasan tetap beroperasi seperti biasa.
Penyedia kebutuhan pokok dan obat-obatan serta layanan kesehatan tetap beroperasi.
Karantina rumah diberlakukan dan izin keluar rumah untuk membeli kebutuhan pokok dan obat-obatan terbatas hanya satu orang untuk setiap rumah tangga. Saat keluar untuk membeli kebutuhan itu, mereka diminta menggunakan kendaraan pribadi.
Di sisi lain, pemerintah memastikan ketersediaan pasokan bahan kebutuhan pokok sehingga warga tidak perlu panik. Perjalanan darat, laut, dan udara hanya diprioritaskan untuk mobilisasi alat medis, spesimen laboratorium, dan bantuan kemanusiaan. (Reuters)