Arab Saudi Hentikan Shalat Berjemaah di Masjid untuk Cegah Penyebaran Covid-19
Pemerintah Kerajaan Arab Saudi pada hari Selasa (17/3/2020) menyatakan menutup masjid-masjid untuk shalat lima waktu dan shalat Jumat. Ini adalah langkah luar biasa untuk membatasi penyebaran Covid-19.
Oleh
Elok Dyah Messwati
·3 menit baca
RIYADH, SELASA — Arab Saudi pada hari Selasa (17/3/2020) mengumumkan penghentian shalat berjemaah di masjid-masjid di seluruh negara itu, kecuali Masjidil Haram di Mekkah dan Masjid Nabawi di Madinah, baik untuk shalat lima waktu dan shalat Jumat. Ini merupakan langkah luar biasa untuk membatasi penyebaran virus korona baru penyebab Covid-19 yang telah menginfeksi 171 orang di Arab Saudi.
Kantor berita SPA mengutip Badan Ulama Kerajaan Arab Saudi melaporkan bahwa shalat tetap bisa dilakukan di dua masjid tersuci, Masjidil Haram di Mekah dan Masjid Nabawi di Madinah. Selain dua masjid tersuci tersebut, masjid-masjid di seluruh Arab Saudi akan ditutup. Panggilan azan tetap akan dikumandangkan, tetapi akan mengarahkan orang agar shalat di rumah.
Arab Saudi telah mengambil langkah-langkah drastis untuk memperlambat penyebaran virus, termasuk menangguhkan umrah, menghentikan penerbangan internasional, menutup sekolah dan sebagian besar perusahaan publik.
Dalam sidang luar biasa ke-25 di Riyadh, Selasa, Badan Ulama Kerajaan Arab Saudi, dengan mendasarkan keputusan pada dalil ayat-ayat Al Quran dan hadis Nabi Muhammad SAW tentang situasi wabah, menyatakan bahwa tidak ada shalat berjemaah di masjid-masjid hingga waktu yang akan diumumkan kemudian.
Selain itu, Arab Saudi sebelumnya telah meliburkan pegawai pemerintah, kecuali mereka yang bertugas pada layanan kesehatan, militer, dan keamanan. Bank Sentral Arab Saudi mengatakan, pihaknya telah mengaktifkan mekanisme bekerja dari rumah bagi lembaga-lembaga keuangan. Dewan menteri pun menunda pertemuan rutinnya selama dua minggu.
Arab Saudi, yang tahun ini mengetuai G-20, kelompok negara-negara ekonomi utama, mengumumkan bakal menggelar pertemuan puncak luar biasa para pemimpin secara virtual pekan depan. Pertemuan itu ”akan membahas langkah-langkah koordinasi kebijakan untuk melindungi masyarakat dan menjaga ekonomi global”.
Hingga saat ini, negara-negara Arab Teluk mitra Amerika Serikat telah melaporkan adanya lebih dari 1.000 kasus Covid-19. Dari kasus-kasus itu, kebanyakan terkait dengan perjalanan mereka ke negara Iran, pusat penyebaran Covid-19 di Timur Tengah.
Oman melaporkan sembilan kasus baru Covid-19 sehingga kini total memiliki 33 kasus. Pemerintah Oman juga memerintahkan penutupan masjid, restoran, kedai kopi, lokasi wisata, pasar tradisional, dan mal, kecuali toko yang menjual bahan makanan dan apotek. Penutupan dimulai Rabu (18/3/2020) tengah hari. Televisi Pemerintah Oman juga melaporkan soal larangan orang asing masuk Oman dan melarang warga Oman pergi ke luar negeri.
Qatar mencatat tiga kasus baru Covid-19 sehingga sekarang total 442 kasus. Toko-toko di mal yang tidak menjual makanan atau obat-obatan juga diminta untuk tutup. Pemerintah Qatar menutup sebagian zona industri selama dua minggu.
Uni Emirat Arab (UEA) mendaftarkan 15 kasus baru sehingga total kini menjadi 113 kasus. Di tengah volatilitas di pasar regional dan jatuhnya harga minyak, UEA mengumumkan bahwa saham akan ditoleransi turun maksimum harian 5 persen dari harga penutupan hari sebelumnya, bukan 10 persen.
Bahrain melaporkan ada 227 kasus dan tercatat satu kematian. Pemerintah Bahrain mengatakan akan mengambil langkah-langkah, antara lain membebaskan fasilitas wisata dari pajak, menggandakan dana likuiditas, dan meningkatkan kapasitas pinjaman bank.
Sementara itu, Turki pada Selasa (17/3/2020) malam mengonfirmasi kematian pertama terkait dengan Covid-19. Kasus di Turki melonjak lebih dari dua kali lipat, yakni 98 kasus yang terkonfirmasi, dari sehari sebelumnya tercatat 47 kasus.
Menteri Kesehatan Turki Fahrettin Koca mengatakan pada konferensi pers bahwa seorang lansia berusia 89 tahun meninggal setelah tertular Covid-19 dari seseorang yang telah melakukan kontak dengan warga di China, pusat penyebaran wabah global. Turki mendiagnosis 51 kasus lagi pada Selasa lalu.