Kurir Bersepeda, Penyelamat Kebutuhan Perut Warga New York Saat Wabah Covid-19
Warga New York tidak terbiasa makan di rumah. Sekarang, di tengah mewabahnya Covid-19, mereka mau tak mau harus bergantung pada pasukan kurir bersepeda yang jumlahnya mencapai 40.000 orang.
Oleh
Luki Aulia
·3 menit baca
Akibat pandemi virus korona tipe baru penyebab Covid-19, semua restoran, kafe, dan bar di kota New York, Amerika Serikat, harus tutup sampai 1 April mendatang. Warga New York yang tidak terbiasa makan di rumah, sekarang mau tak mau harus bergantung pada pasukan kurir bersepeda yang jumlahnya mencapai 40.000 orang.
Kurir-kurir bersepeda yang mayoritas imigran itu tidak memiliki asuransi kesehatan ataupun kartu penduduk. Mereka harus mengirimkan pesanan makanan dan menembus kemacetan, zig-zag menyalip kendaraan lain dengan cepat. Pesanan makanan dipasang di setang atau dimasukkan dalam tas ransel berukuran besar.
Para kurir bersepeda sebenarnya juga takut terinfeksi Covid-19, tetapi mereka tetap harus bekerja karena perlu mencari uang. ”Setiap hari kami berisiko kena Covid-19, sementara orang lain tinggal di rumah. Saya bekerja untuk menghidupi istri dan empat anak,” kata Alberto Gonzalez, yang tidak mempunyai asuransi kesehatan itu.
Penutupan tempat makan ini untuk mencegah agar orang tidak makan di tempat. Ini sekaligus memaksa orang untuk pesan antar makanan atau pesan untuk dibawa pulang saja. Ini yang dirasa berat karena tempat makan biasanya menjadi hiburan bagi warga New York.
Gonzalez yang tinggal di Brooklyn dan juga aktif di organisasi pro-imigran, Make The Road New York, menyatakan kurir bersepeda membutuhkan perlindungan. ”Tidak jelas siapa yang diprioritaskan untuk dites Covid-19. Saya juga tidak tahu, apakah orang yang tidak punya asuransi atau status penduduk yang jelas harus membayar tes dan perawatannya,” ujarnya.
Setiap kali saya selesai kirim pesanan, saya pakai disinfektan di tangan dan ganti sarung tangan.
Meski harus bekerja, para kurir bersepeda tetap berusaha menekan risiko terinfeksi Covid-19 semaksimal mungkin. Banyak yang mengenakan sarung tangan dan masker serta rutin mengoleskan cairan disinfektan.
”Setiap kali saya selesai kirim pesanan, saya pakai disinfektan di tangan dan ganti sarung tangan,” kata Luis Ventura (30), kurir bersepeda asli Meksiko yang memakai sepeda listrik.
Ventura mulai menjadi kurir sepeda setelah diberhentikan sebagai koki di restoran Yunani hanya beberapa hari lalu gara-gara bisnis sepi. Banyak restoran terpaksa tutup dan memberhentikan karyawan karena sepi order akibat pandemi Covid-19.
Ventura lalu pindah kerja ke perusahaan pengiriman, Postmates, dengan penghasilan 9 dollar AS per jam, di bawah upah minimum New York sekitar 15 dollar AS per jam.
Abdoulayle Diallo (19), dari Afrika Barat, mengaku sekarang harus ekstra hati-hati saat membuka pintu dan memencet tombol lift di gedung-gedung lokasi antaran. ”Siapa tahu ada yang sakit. Saya harus tetap kerja karena tidak ada pilihan lain. Kalau saya duduk diam di rumah saja, saya tidak bisa cari uang,” kata Diallo, yang sudah dua tahun bekerja pada perusahaan pengiriman, Seamless.
Peran kurir bersepeda sangat penting, terutama di kota-kota besar, seperti New York, tetapi nasibnya tidak diperhatikan. Banyak warga New York mulai mengajak masyarakat untuk memberikan tips tambahan bagi kurir bersepeda sebagai bentuk solidaritas.
”Saya berdoa agar tidak tertular saja,” kata Martin Balderas (60), kurir bersepeda untuk restoran ayam goreng, Atomic Wings, yang dibayar 8 dollar AS per jam dan tidak memiliki asuransi kesehatan.
Balderas yang tinggal di New York bersama istrinya itu rutin mengirim uang ke anak-anak dan cucu-cucunya di Meksiko. ”Saya tidak bisa diam saja di rumah karena keluarga saya harus makan. Biaya sewa tempat tinggal di sini juga minta ampun mahalnya,” ujarnya.
Wali Kota New York Bill de Blasio menawarkan pinjaman bebas bunga hingga 75.000 dollar AS bagi pengusaha yang memiliki karyawan kurang dari 100 orang dan terbukti kehilangan minimal 25 persen pendapatannya. Namun, pinjaman itu tidak bisa membantu restoran untuk membiayai uang sewa yang tinggi. (AFP)