Negara Berpacu dengan Waktu, Lindungi Ekonomi Warga yang Terguncang Virus Korona
Pembatasan perjalanan dan pergerakan warga diperkirakan akan jadi pendorong jatuhnya ekonomi beberapa negara, termasuk Australia dan Singapura, ke kondisi resesi. Beberapa negara menyiapkan bantuan tunai bagi warganya.
Oleh
BENNY D KOESTANTO
·4 menit baca
SYDNEY, KAMIS — Pandemi Covid-19 mengharuskan negara-negara di dunia bergerak cepat dalam menanggulanginya. Sejumlah pemerintah dan bank sentral berkejaran dengan waktu untuk menyiapkan pelindung atau jaring pengaman sosial dan ekonomi negara melawan kecepatan penyebaran virus korona tipe baru dan ancaman efek-efeknya bagi kehidupan warga.
Bank sentral Australia, Kamis (19/3/2020), memompa likuiditas ke dalam sistem perbankan menjelang intervensi lebih lanjut. Reserve Bank of Australia (RBA) secara luas diperkirakan akan mengumumkan penurunan suku bunga ke rekor terendah 0,25 persen. Bank sentral itu juga meluncurkan program pelonggaran kuantitatif untuk pertama kalinya guna menopang perekonomian domestik.
Australia telah mencatat sekitar 600 kasus infeksi Covid-19 dengan tingkat kematian enam orang. Meski jumlahnya relatif kecil dibandingkan dengan negara lain, para pejabat negeri itu semakin khawatir atas kemungkinan peningkatan kasus secara eksponensial.
Perdana Menteri Australia Scott Morrison, Rabu (18/3/2020), menyatakan status ”darurat biosekuriti manusia”. Hal itu secara efektif berarti diterbitkannya aturan pelarangan semua perjalanan internasional, pembatasan pertemuan dalam ruangan hingga 100 orang, dan pembatasan akses ke fasilitas perawatan lansia.
”Kami tidak dapat menghentikan virus, tetapi kami dapat mengatur kecepatan penyebarannya,” kata Morrison kepada salah satu media di Australia.
Pembatasan perjalanan dan pergerakan warga domestik diperkirakan akan menjadi pendorong jatuhnya ekonomi Australia ke kondisi resesi. Jika hal itu terjadi, Australia akan mengalami resesi pertama dalam hampir tiga dekade pada paruh pertama tahun 2020.
Qantas Airways Ltd, salah satu perusahaan besar Australia, per Kamis ini memberlakukan cuti sementara bagi 20.000 karyawan hingga setidaknya akhir Mei. Maskapai itu menghentikan semua penerbangan internasional dan memangkas layanan domestik hampir dua pertiga setelah beberapa negara menutup perbatasan mereka.
Langkah cepat juga didorong oleh Kanada. Perdana Menteri Kanada Justin Trudeau mengatakan, Rabu, pemerintahnya akan menyalurkan bantuan langsung tunai senilai total 18,6 miliar dollar AS bagi keluarga dan usaha bisnis yang terdampak langsung wabah Covid-19. Jumlah anggaran itu dimungkinkan bertambah jika wabah Covid-19 semakin parah.
Hal itu merupakan langkah terbesar Kanada untuk memerangi dampak ekonomi akibat Covid-19. Kanada melaporkan 700 kasus infeksi Covid-19 di 10 provinsi dan menewaskan sembilan orang. Dalam langkah yang belum pernah terjadi sebelumnya, Kanada dan Amerika Serikat menutup perbatasan bersama mereka pada hari Rabu.
Pemerintah Kanada akan memberikan bantuan tambahan sebesar 38 miliar dollar AS untuk bisnis dan rumah tangga melalui penangguhan pajak. ”Warga Kanada tidak perlu khawatir membayar sewa atau membeli bahan makanan selama masa sulit ini,” kata Trudeau kepada wartawan di luar rumahnya.
”Langkah-langkah ekonomi (ini) akan memastikan bahwa ekonomi kita pulih setelah ini. ... Pemerintah kita siap untuk berbuat lebih banyak.”
Pemerintah Kanada akan menyediakan hingga 900 dollar Kanada setiap dua pekan bagi pekerja yang harus tinggal di rumah, tetapi tidak memenuhi syarat untuk tunjangan pengangguran.
Ottawa ”akan melakukan apa pun yang diperlukan” untuk mendukung perekonomian, kata Menteri Keuangan Kanada Bill Morneau. Ia menyebut langkah-langkah tersebut sebagai fase pertama dari stimulus ekonomi yang dimaksudkan untuk mengimbangi ”dampak mendalam” dari pandemi Covid-19.
Pemerintah Kanada akan menyediakan hingga 900 dollar Kanada setiap dua pekan bagi pekerja yang harus tinggal di rumah, tetapi tidak memenuhi syarat untuk tunjangan pengangguran. Diberlakukan juga pembayaran khusus sekali pakai untuk rumah tangga berpenghasilan rendah.
Di Washington, Menteri Keuangan AS Steven Mnuchin mendesak Kongres AS untuk menyelesaikan tindakan nyata atas rencana peluncuran stimulus ekonomi besar-besaran negeri itu, awal pekan depan. Ketua Dewan Perwakilan Rakyat AS Nancy Pelosi juga mengatakan, cara tercepat untuk memenuhi jadwal adalah jika empat pemimpin dari Partai Demokrat dan Republik terlibat dalam negosiasi. Pemerintahan Donald Trump mengusulkan stimulus 1 triliun dollar AS untuk melawan dampak ekonomi wabah Covid-19.
Resesi setahun penuh
Dari Singapura dilaporkan, negeri itu diproyeksikan harus siap menghadapi kemungkinan resesi setahun penuh pertamanya dalam hampir dua dasawarsa. Ancaman itu semakin nyata terkait penutupan wilayah Malaysia sebagai respons atas wabah Covid-19 selama dua pekan hingga akhir bulan ini.
Penutupan wilayah tersebut memotong sumber tenaga kerja sekaligus bahan-bahan pokok utama di saat Singapura sendiri juga harus berjuang menghadapi wabah Covid-19.
Singapura memang telah dipuji secara luas atas langkah-langkah mereka dalam menanggulangi wabah Covid-19. Namun, wabah di negara-negara lain di Asia Tenggara menambah tekanan pada ekonomi Singapura. Hal ini berarti menjadi syarat peluang terjadinya resesi tahun ini dan memangkas perkiraan pertumbuhan ekonominya.
”Kondisi keuangan semakin ketat dalam beberapa pekan terakhir dan penguncian yang diberlakukan oleh negara-negara untuk menahan wabah Covid-19 berarti resesi di Singapura tidak dapat dihindari,” kata ekonom ANZ, Khoon Goh.
Sebagian besar ekonom telah menguatkan ekspektasi mereka terhadap Otoritas Moneter Singapura untuk memperlonggar kebijakannya. Pelonggaran kebijakan ini diharapkan dilakukan segera. Jika sebelumnya tinjauan itu diperlukan pada April, kini desakan kebijakan pelonggaran oleh bank sentral diharapkan terjadi pada pekan-pekan ini. (AFP/AP/REUTERS)