Setelah Dua Bulan Tangani Covid-19, Singapura Laporkan Kematian Pertama
Kematian pertama di Singapura itu baru muncul setelah dua bulan negara itu menangani kasus pertama Covid-19. Salah satu langkah jitu yang diambil Pemerintah Singapura adalah dengan memperketat karantina.
SINGAPURA, SABTU — Kementerian Kesehatan Pemerintah Singapura mengumumkan kematian dua pasien yang positif terpapar Covid-19 di wilayahnya, Sabtu (21/3/2020). Ini adalah laporan kematian pertama yang terjadi di wilayah Singapura setelah upaya pemerintah setempat menangani penyebaran virus SARS-CoV-2 mendapat apresiasi banyak pihak.
Dua orang yang meninggal itu adalah seorang perempuan warga negara Singapura berusia 75 tahun. Adapun satu orang lagi adalah seorang laki-laki warga negara Indonesia berusia 64 tahun.
”Kami paham jika kejadian ini akan membuat warga Singapura khawatir dan takut. Tetapi, kita harus berani dan tidak boleh membiarkan rasa takut ini menghantui,” kata Menteri Kesehatan Singapura Gan Kim Yong, Sabtu (21/3/2020).
Dikutip dari situs resmi Pemerintah Singapura, perempuan warga Singapura itu dibawa ke pusat perawatan di National Centre for Infectious Disease (NCID) pada 23 Februari karena mengidap pneumonia. Pada hari yang sama, tim dokter yang merawat melakukan tes dan diketahui pasien tersebut terpapar Covid-19.
Baca juga : WNI Sembuh dari Korona
Sepanjang masa perawatan di NCID, perempuan tersebut dirawat di bagian unit perawatan intensif (intensive care unit atau ICU). Dia diketahui juga memiliki riwayat penyakit lain, yakni jantung dan darah tinggi.
Satu pasien lain yang meninggal, yakni WNI, langsung mendapatkan perawatan intensif di ICU NCID setelah diketahui positif mengidap Covid-19 setibanya di Singapura dari Indonesia. Sebelumnya dia diketahui sempat mendapatkan perawatan di salah satu rumah sakit di Indonesia karena didiagnosis mengidap pneumonia. Dia juga diketahui memiliki riwayat penyakit jantung.
Kementerian Kesehatan Singapura tengah menangani 252 kasus pasien positif Covid-19. Sebanyak 238 pasien kasus tersebut, yang mendapat perawatan di rumah sakit, dalam kondisi stabil. Sementara 14 pasien lainnya dalam kondisi kritis. Sebanyak 131 pasien yang pernah mendapat perawatan karena terpapar Covid-19 telah dinyatakan sembuh dan telah kembali ke rumah masing-masing.
Pemerintah Indonesia melalui Kementerian Luar Negeri juga telah mendapat pemberitahuan mengenai kematian warganya di Singapura. Dalam siaran pers Kemenlu disebutkan, pasien laki-laki berusia 64 tahun itu terbang ke Singapura dari Jakarta. Dia juga sempat mendapatkan perawatan di sebuah rumah sakit di Jakarta karena pneumonia.
Baca juga : WHO Uji Kandidat Obat untuk Covid-19
Disebutkan, Kedutaan Besar Indonesia di Singapura akan terus berkoordinasi dengan Kementerian Kesehatan untuk memonitor perkembangan WNI pasien Covid-19 yang tengah dirawat di negara tersebut.
Setidaknya sejak tanggal 6 Maret 2020, berdasarkan catatan Kementerian Kesehatan Singapura, NCID tengah merawat enam WNI yang positif mengidap Covid-19. Jumlah pasien asal Indonesia tersebut bagian dari 190 kasus Covid-19 yang berasal dari luar Singapura.
Cara Singapura
Kematian pertama di Singapura itu baru muncul setelah dua bulan negara itu menangani kasus pertama Covid-19. Seperti dilaporkan laman Pemerintah Singapura, kasus pertama Covid-19 pertama kali muncul di negara pada 23 Januari 2020, yang seorang warga China dari Wuhan, China. Sejak pertama kali terdeteksi pada hari itu, Singapura ”mampu” mengendalikan laju penyebaran virus itu. Jumlah pasien yang pulih melebihi kasus baru.
Salah satu langkah jitu yang diambil Pemerintah Singapura adalah dengan memperketat karantina. Otoritas setempat proaktif melacak, mengisolasi yang terinfeksi, membuka akses seluas-luasnya ke perawatan kesehatan masyarakat dasar yang terjangkau, serta pesan yang jelas dan meyakinkan dari para pemimpin Singapura.
Salah satu langkah jitu yang diambil Pemerintah Singapura adalah dengan memperketat karantina. Otoritas setempat proaktif melacak, mengisolasi yang terinfeksi, membuka akses seluas-luasnya ke perawatan kesehatan masyarakat dasar yang terjangkau, serta pesan yang jelas dan meyakinkan dari para pemimpin Singapura.
Pengalaman Singapura saat menangani sindrom pernapasan akut parah (SARS) pada tahun 2003 juga turut membantu. Kala itu, di Singapura sebanyak 238 orang terinfeksi, dan sebanyak 33 orang di antaranya meninggal. Pengalaman itu membuat warga Singapura bersikap sangat serius jika ada wabah.
Baca juga : Cara Singapura Melawan Virus Korona
Leong Hoe Nam, spesialis penyakit menular di Rumah Sakit Mount Elizabeth, Singapura, mengatakan, negara kota itu kemudian memperbaiki sistem perawatan kesehatan yang sudah sangat baik, menulis protokol baru untuk mengatasi wabah, mendirikan ”pusat demam” untuk mengisolasi kasus, serta berinvestasi dalam peralatan dan meningkatkan pelatihan dalam menangani penyakit menular. Oleh karena itu, ketika kasus pertama Covid-19 ditemukan, Singapura telah siap bertindak.
”Hampir semua orang terlibat dan mengikutinya,” kata Leong. SARS, menurut Leong, telah membentuk Singapura menjadi lebih maju dan siap bertindak.
Pada 1 Februari, Singapura memblokade arus masuk dan transit bagi pengunjung baru yang telah melakukan perjalanan—dalam 14 hari terakhir—ke China. Pembatasan ini diperluas untuk pengunjung yang baru bepergian ke Iran, Italia utara, dan Korea Selatan.
Ketika penularan lokal melonjak, pada 7 Februari, Singapura segera menaikkan tingkat kewaspadaan pada posisi tertinggi, yaitu ”oranye”. Laboratorium Kesehatan Masyarakat Nasional, yang didirikan setelah SARS, dipersiapkan untuk pengujian jalur cepat, menggunakan diagnostik canggih, dan alat uji Covid-19 yang baru dikembangkan.
Tikki Pangestu, seorang profesor tamu di Sekolah Kebijakan Publik Lee Kuan Yew dan mantan Direktur Departemen Penelitian dan Kebijakan Kerja Sama WHO, mengatakan, pengujian cepat dan isolasi kasus-kasus yang diduga, serta penelusuran yang dilakukan secara jelimet—dibantu polisi, kamera pengawas, dan catatan ATM—terbukti membantu pencegahan wabah lokal agar tidak menjadi lebih buruk. Sejauh ini sebanyak 5.700 orang telah dikarantina.
Selain itu, sejumlah aturan ketat tentang pelaporan kesehatan dan karantina juga diterapkan. Siapa pun yang melanggar akan didenda atau dipenjara selama enam bulan. Di sisi lain, informasi yang sahih dan tepercaya terus disosialisasikan. Pangestu mengatakan, Singapura memiliki tingkat kepercayaan publik yang kuat kepada pemerintah.
Mereka juga memiliki sistem kesehatan yang sangat bagus serta didukung dengan sistem informasi yang baik dan dana yang memadai. ”Banyak negara lain, terutama yang berkembang, tidak memiliki kapasitas atau karakteristik ini,” kata Pangestu.
Namun, oleh banyak pihak, peran Perdana Menteri Lee Hsien Loong yang sejak awal memberi penjelasan yang lugas dan menenangkan diapresiasi banyak pihak. Dalam sebuah tayangan di televisi ia, antara lain, mengatakan bahwa situasinya terkendali dan pemerintah telah menyiapkan sejumlah langkah jika terjadi lonjakan kasus.
”Semua warga Singapura, merasa, kita semua terlibat bersama,” kata Lee. ”Dan kita, tidak akan meninggalkan siapa pun di belakang.”
Situasi di Italia, Iran dan Indonesia
Jumlah kematian warga akibat Covid-19 di Italia terus bertambah. Selama 24 jam terakhir jumlah warga yang meninggal akibat Covid-19 bertambah 627 orang menjadi 4.032 jiwa. Angka kematian di Italia menjadi yang paling tinggi di dunia saat ini. Kematian di Wuhan, lokasi pertama kali virus ini ditemukan, 3000-an jiwa.
Wali Kota Bergamo,Gioorgio Gori, seperti dikutip dari kantor berita Reuters, mengatakan, banyak warga yang meningggal tidak sempat mendapatkan bantuan kesehatan, termasuk tes cepat Covid-19. Jumlah penderita Covid-19 di Italia kini mencapai 47.021 jiwa.
Baca juga : Kematian akibat Covid-19 di Italia Kini Terbanyak di Dunia
Di Iran, Kementerian Kesehatan menyatakan, jumlah kematian warga akibat Covid-19 juga terus bertambah. Per Sabtu (21/3/2020) petang, jumlah kematian akibat Covid-19 di Iran bertambah 123 orang sehingga total kematian di negara ini telah mencapai 1.556 jiwa.
Kianoush Jahanpour, juru bicara Kementerian Kesehatan Iran, mengatakan, jumlah penderita Covid-19 di negara itu kini mencapai 20.610 orang setelah dalam 24 jam terakhir terjadi penambahan 966 orang positif terpapar Covid-19.
Sementara di Indonesia sendiri jumlah korban meninggal akibat Covid-19 tercatat 38 orang. Berdasarkan data situs resmi pemerintah, jumlah warga yang terdeteksi positif mengidap Covid-19 berjumlah 450 orang dan sedang menjalani perawatan sejumlah 320 orang. Sebanyak 20 pasien telah dinyatakan sembuh dan pulang ke rumah masing-masing.
(AFP/REUTERS)