Para pekerja yang bertugas untuk menjaga keberlangsungan aktivitas di sektor-sektor vital, seperti militer, kepolisian, petugas kesehatan, dan jasa pelayanan serta media, dikecualikan dari aturan jam malam itu.
Oleh
Mahdi Muhammad
·3 menit baca
RIYADH, SENIN — Kerajaan Arab Saudi mengumumkan pemberlakuan jam malam bagi seluruh warganya selama 21 hari ke depan, yang dimulai pada Senin (23/3/2020). Selama pemberlakuan jam malam, warga dilarang meninggalkan rumah sejak jam 7 malam hingga jam 6 pagi.
Perintah itu dikeluarkan Raja Arab Saudi Salman bin Abdulaziz al-Saud bersamaan dengan pengumuman penambahan jumlah warga Arab Saudi yang positif terpapar Covid-19. Dengan pemberlakuan jam malam tersebut, warga dilarang melakukan aktivitas malam di luar rumah demi kesehatan diri mereka sendiri dan lingkungannya.
Namun, para pekerja yang bertugas menjaga keberlangsungan aktivitas di sektor-sektor vital, seperti militer, kepolisian, petugas kesehatan, dan jasa pelayanan serta media, dikecualikan dari aturan tersebut.
Kementerian Dalam Negeri Kerajaan Arab Saudi mengatakan, pihaknya akan menjalankan tindakan yang diperlukan agar kebijakan raja tersebut dapat dilaksanakan dengan baik dan meminta agar seluruh warga patuh atas keputusan tersebut.
Sehari sebelumnya, Sabtu (21/3/2020), Pemerintah Arab Saudi juga telah mengumumkan penundaan penerbangan domestik dan penghentian sementara operasional angkutan umum, mulai dari taksi hingga kereta, selama dua pekan ke depan. Kebijakan ini juga berlaku bagi transportasi umum daring. Uber, layanan angkutan daring di Arab Saudi, mengumumkan penghentian pemesanan taksi daring. Namun, layanan pengantaran makanan masih tetap dibuka.
Melonjak
Arab Saudi mencatat lonjakan warga yang positif mengidap Covid-19 pada akhir pekan lalu. Juru bicara Kementerian Kesehatan Arab Saudi Mohammad Abdelali mengatakan, terdapat 119 kasus baru warga terpapar Covid-19 dan kini total jumlah pasien mencapai 511 orang. Angka ini merupakan angka tertinggi di kawasan negara Teluk Arab.
Abdelali menjelaskan dalam keterangannya, dari 119 kasus baru, 72 orang yang didiagnosis positif adalah warga negara Turki. Kini mereka tengah dikarantina di Mekkah.
”Kami mulai melihat banyak kasus karena terjadi interaksi antarwarga. Kami menyarankan agar warga tetap berada di kediaman masing-masing demi kesehatan dan keselamatan dirinya,” kata Abdelali. Ia juga mengatakan, kini jumlah warga yang dikarantina mencapai 4000 orang.
Tindakan Pemerintah Arab Saudi selama beberapa hari terakhir merupakan tindakan yang drastis untuk mengurangi penyebarluasan SARS-CoV-2 di negara tersebut. Riyadh telah menutup pintu bagi jemaah umrah dari berbagai negara dan kunjungan ke Masjid Nabawi di Madinah, kemudian juga menghentikan penerbangan internasional.
Pemerintah Arab Saudi juga tidak membolehkan warga melaksanakan shalat berjemaah di masjid-masjid sebagai bagian dari langkah pencegahan penyebaran wabah Covid-19. Shalat berjemaah hanya digelar di Masjidil Haram di Mekkah dan Masjid Nabawi di Madinah. Warga disarankan melaksanakan shalat lima waktu di rumah masing-masing.
UEA stop penerbangan
Selain Arab Saudi yang melakukan penghentian kegiatan publik yang melibatkan banyak orang, negara-negara Arab Teluk lain menjalankan langkah-langkah tegas guna menghindarkan warganya dari ancaman wabah Covid-19. Uni Emirat Arab (UEA), Senin (23/3/2020), mengumumkan bahwa mereka menghentikan sementara seluruh penerbangan dan penerbangan transit selama dua pekan.
Penerbangan angkutan kargo dan angkutan darurat dikecualikan dari ketentuan tersebut. Hal itu diumumkan setelah maskapai penerbangan bermarkas di Dubai, Emirates, mengumumkan penangguhan sementara seluruh penerbangan penumpang mulai 25 Maret ini.
Kuwait dan Oman juga dikabarkan melakukan tindakan yang serupa. Selain menghentikan operasional penerbangan internasional, Pemerintah Kuwait juga mengeluarkan kebijakan jam malam bagi warganya.
Pemerintah Kuwait juga membatasi jumlah warga yang ingin belanja di supermarket atau pasar swalayan. Dalam satu waktu, hanya 50 warga dibolehkan berada dalam satu lokasi. (REUTERS/AP/AFP)