Raksasa Teknologi Menyumbang Dana untuk Atasi Pandemi Covid-19
Sejumlah perusahaan berbasis teknologi berlomba-lomba menyumbangkan sebagian dana mereka untuk mengatasi pandemic Covid-19.
Di tengah wabah virus korona jenis baru (SARS-CoV-2), pemicu penyakit coronavirus disease 2019 atau Covid-19, sejumlah perusahaan berbasis teknologi berlomba-lomba menyumbangkan sebagian dana mereka untuk mengatasi situasi ini. Berbagai kebutuhan mendesak seperti masker dan pakaian pelindung khusus untuk tenaga kesehatan coba dipenuhi oleh raksasa teknologi dunia.
Bantuan pendidikan juga diberikan untuk anak-anak yang terpaksa menjalani sekolah jarak jauh karena kelas-kelas tutup selama wabah berlangsung.
Apple, misalnya, menyumbangkan jutaan masker untuk tenaga profesional kesehatan di Amerika Serikat dan Eropa. Hal itu diungkapkan oleh CEO Apple Tim Cook melalui Twitter pada Sabtu (21/3/2020). Kicauan Cook itu sekaligus mengonfirmasi pernyataan yang disampaikan oleh Wakil Presiden AS Mike Pence pada hari yang sama.
”Presiden dan saya mendengar langsung dari Apple bahwa mereka menyumbangkan dua juta masker industri untuk upaya ini di seluruh negeri dan bekerja dengan administrasi kami untuk mendistribusikannya,” kata Pence, dikutip dari The Verge, Senin (23/3/2020).
Sementara itu, bos Tesla dan SpaceX Elon Musk memberikan bantuan berupa masker dan pakaian pelindung khusus untuk tenaga kesehatan. Musk juga menyatakan siap memenuhi kebutuhan ventilator di California. Seluruh rantai pasokan Tesla dan SpaceX di California akan menggunakan fasiltasnya untuk membuat dan menyediakan ventilator baru dan bersih.
Bantuan juga diberikan oleh kelompok filantropis Facebook, Chan Zuckerberg Initiative (CZI). Perusahaan ini bekerja untuk membantu meningkatkan jumlah tes virus korona jenins baru di Bay Area. CEO Facebook Mark Zuckerberg melalui laman pribadinya di Facebook menyatakan, setidaknya akan ada 1.000 tes per hari selama 30 hari kerja.
CZI, yang dikelola Zuckerberg bersama istrinya, Priscilla Chan, bekerja dengan Universitas California di San Francisco (UCSF) melaksanakan tes Covid-19. Mereka juga bekerja sama dengan Chan Zuckerberg Biohub untuk meneliti cara menyembuhkan dan mengelola penyakit.
Kemitraan ini muncul atas perintah dari Gubernur California Gavin Newsom yang memungkinkan Biohub membantu UCSF memperluas kapasitas pengujiannya. Saat ini, pengujian Covid-19 di UCSF berkapasitas 60 hingga 100 tes per hari. Oleh karena itu, peningkatan menjadi 1.000 tes per hari dinilai sangat signifikan.
Zuckerberg pertama kali menguraikan rencana untuk membantu pengujian Bay Area awal bulan ini ketika dia mengatakan akan mendanai peningkatan empat kali lipat dalam pengujian virus korona baru di Bay Area melalui CZI dan Biohub. Untuk melaksanakan rencana itu, CZI dan Biohub membeli dua mesin diagnostik yang telah disetujui Food and Drug Administration.
Kelangkaan masker
Secara global, masker merupakan benda yang paling dicari saat ini, tetapi persediaannya hampir habis. CEO Amazon, Jeff Bezos, mengatakan dalam sebuah catatan kepada karyawannya bahwa pasokan masker tetap kekurangan secara global. ”Amazon telah memesan jutaan masker untuk karyawan dan kontraktor yang tidak bisa menerapkan bekerja dari rumah. Tetapi, sangat sedikit pesanan yang bisa dipenuhi,” tulis Bezos.
Masker respirator N95, atau yang sering disebut masker industri, adalah masker sekali pakai dan dinilai bisa menjaga tetesan yang sarat virus dari mulut dan hidung pemakai. Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit mencatat bahwa keefektifan masker itu sangat tergantung pada kesesuaian dan penggunaan yang tepat.
Pence mengatakan bahwa Departemen Kesehatan dan Layanan Kemanusiaan AS telah memesan ratusan juta masker N95. Pesanan tersebut dikoordinasikan melalui Badan Manajemen Darurat Federal. Dari pernyataan Pence tidak jelas disebutkan dari mana topeng dipesan dan kapan topeng itu tersedia.
The New York Times melaporkan bahwa kekurangan alat pelindung diri seperti masker telah menjadi masalah serius bagi petugas kesehatan. Beberapa petugas kesehatan terpaksa menggunakan masker yang kurang efektif atau bahkan merawat pasien tanpa memakai masker. Pekan lalu, Pence meminta perusahaan konstruksi untuk menyumbangkan masker mereka ke rumah sakit, dan menahan diri untuk tidak memesan lebih banyak.
”Masker industri yang mereka gunakan di lokasi konstruksi sangat dapat berguna oleh petugas kesehatan untuk melindungi diri dari penyakit pernapasan,” kata Wakil Presiden AS.
Dana pendidikan
Langkah untuk bahu-membahu guna mengatasi wabah virus korona jenis baru dan berbagai akibat yang ditimbulkannya juga dilakukan oleh Google dan Youtube. Kedua perusahaan ini merilis halaman khusus untuk membantu guru dan keluarga mendidik para pelajar selama mereka meninggalkan sekolah sebagai dampak dari virus korona jenis baru.
Halaman Google, disebut Teach From Home, menawarkan rekomendasi tentang bagaimana guru dapat mengajar dari jarak jauh menggunakan produk Google. Saat ini, halaman ini menampilkan ide-ide seperti melakukan panggilan video kelas menggunakan Hangouts atau membuat kuis daring menggunakan Formulir Google. Ada juga ”Teach from Home toolkit”, yang menyediakan cara mengajar yang diatur dari jarak jauh ke dalam serangkaian slide.
Teach from Home saat ini hanya tersedia dalam bahasa Inggris, tetapi toolkit yang dapat diunduh tersedia dalam bahasa Denmark, Jerman, Spanyol, Perancis, Italia, dan Polandia, dan Google mengatakan lebih banyak bahasa akan ”segera hadir”.
Google, melalui kelompok filantropisnya Google.org, menyumbang dana sebanyak 50 juta dollar AS sebagai upaya menanggapi Covid-19. Sebanyak 10 juta di antaranya dikuncurkan untuk membantu pendidikan melalui Dana Pembelajaran Jarak Jauh. Khan Academy menerima hibah dari Google sebanyak 1.000.000 dollar AS untuk membantu mereka memberikan kesempatan belajar jarak jauh bagi siswa yang terkena dampak penutupan sekolah terkait Covid-19.
Dengan semangat yang sama untuk membagikan pendidikan, Youtube mengeluarkan Learn @ Home, yang menyoroti channel-channel Youtube terkait pendidikan yang dapat ditonton pelajar di rumah. Halaman ini mengategorikan saluran yang direkomendasikan untuk keluarga dengan anak-anak berusia 13 tahun ke atas, keluarga dengan anak berusia lima tahun ke atas, dan keluarga dengan anak-anak prasekolah.
Youtube bekerja sama dengan pencipta konten pendidikan, seperti Khan Academy, dan beberapa saluran lainnya termasuk CrashCourse, Discovery Education, Cool School, PBS Kids, dan Sesame Street. Youtube menjelaskan, Learn @ Home sekarang tersedia dalam bahasa Inggris, dan akan tersedia dalam bahasa Italia, Perancis, Korea, Spanyol, Jepang, dan lainnya dalam beberapa hari mendatang.