Sejumlah negara meningkatkan langkah-langkah agresif guna menanggulangi Covid-19 setelah penyebaran wabah mematikan itu semakin meningkat dan menelan korban lebih banyak.
Oleh
ADHITYA RAMADHAN
·3 menit baca
MANILA, SENIN — Negara-negara di dunia semakin memperketat kebijakan masing-masing guna memperlambat laju penyebaran Covid-19. Pengetatan kebijakan itu dilakukan mulai dari penghentian penerbitan visa bagi warga asing, penutupan perbatasan dan penghentian penerbangan internasional, hingga peningkatan pembatasan sosial dan karantina diri.
Pengetatan juga dilakukan oleh negara-negara di Asia Tenggara, Senin (23/3/2020). Kongres Filipina menggelar sidang khusus untuk mempertimbangkan apakah akan memberikan kewenangan pada pemerintah untuk mengambil kendali atas fasilitas milik swasta, operator telekomunikasi dan transportasi atau usaha-usaha yang terkait kepentingan umum, hingga memaksa hotel dan tempat lain untuk dijadikan penampungan tenaga medis atau karantina pasien.
Filipina merupakan negara pertama di Asia Tenggara yang menerapkan penutupan wilayah. Semua perbatasan negara itu tertutup bagi warga asing, sementara 10 juta penduduk Filipina menjalani karantina diri di rumah.
”Ini adalah langkah yang sebenarnya enggan kami ambil, tetapi keadaan dan pengalaman negara-negara di dunia memberikan keyakinan pada kami bahwa tidak ada pilihan lain,” kata Sekretaris Eksekutif Presiden Duterte, Salvador Medialdea, dalam sidang Kongres yang sebagian besar anggotanya mengikuti secara daring.
Penyakit Covid-19, yang disebabkan oleh virus korona jenis baru, telah menjangkiti 3.700 orang di Asia Tenggara. Jumlah kasus meninggal hampir 100 orang. Lebih dari separuh korban meninggal itu berada di negara dengan populasi tertinggi di Asia Tenggara, yakni Indonesia.
Sejalan dengan pertambahan kasus, negara lain di kawasan pun mengikuti langkah Filipina. Vietnam dan Malaysia, contohnya, yang menerjunkan tentara untuk membantu penegakan implementasi karantina di lapangan.
Perdana Menteri Malaysia Muhyiddin Yassin mengatakan, pemerintah kemungkinan akan memperpanjang pembatasan aktivitas hingga dua minggu dan akan mengumumkan stimulus ekonomi untuk meminimalisasi dampak ekonomi akibat wabah Covid-19 dan juga secara bersamaan di tengah penurunan harga minyak dunia.
Jakarta pun menyusul Thailand dan Kamboja mengeluarkan kebijakan penutupan restoran, bioskop, dan tempat hiburan lain. Hingga Senin kemarin, Indonesia melaporkan 579 kasus positif dengan korban meninggal 49 orang. Thailand melaporkan 122 kasus baru pada Senin kemarin sehingga total kasus positif di sana menjadi 721. Sementara Kamboja sejauh ini melaporkan 52 kasus positif.
Adapun hub perjalanan di kawasan, Singapura, telah mengumumkan penghentian penerbitan visa untuk kunjungan singkat, termasuk transit, menyusul peningkatan kasus Covid-19 yang mayoritas adalah kasus impor dari Eropa dan Amerika Serikat.
Pada Senin (23/3/2020), Italia melarang warganya bepergian keluar rumah dan menghentikan aktivitas industri dan bisnis. Sementara di Jerman Kanselir Angela Merkel melarang warganya berkumpul lebih dari dua orang.
Adapun Selandia Baru mengumumkan kebijakan penutupan selama empat minggu, sedangkan Hong Kong menutup perbatasannya dari warga asing.
Spanyol akan mengusulkan perpanjangan status darurat selama 15 hari sampai 11 April mendatang kepada parlemen. Selama masa darurat itu penduduk dilarang keluar rumah, kecuali untuk keperluan penting. Spanyol melaporkan 2.182 kasus meninggal akibat Covid-19, Senin kemarin, dan menjadi negara ketiga di dunia dengan kasus kematian akibat Covid terbanyak setelah China dan Italia.
Di Inggris, Perdana Menteri Boris Johnson mendapat tekanan setelah kebijakan pembatasan sosial yang diterapkannya tidak dipatuhi. Masih banyak warga Inggris yang berkumpul di sejumlah toko, taman, pantai, dan tempat publik. (REUTERS/AFP)