Perancis, Inggris, dan Ceko membutuhkan tentaranya untuk mendukung operasi khusus menangani pandemi Covid-19. Kapal induk dan pesawat Perancis, misalnya, dikerahkan untuk mengangkut dan merawat pasien.
Oleh
Kris Mada
·3 menit baca
PARIS, KAMIS — Inggris, Perancis, dan Ceko masing-masing menarik pasukan mereka dari Irak. Sebab, ketiga negara di Eropa itu membutuhkan tentaranya untuk memerangi wabah Covid-19 di negara mereka.
Perancis mengumumkan penarikan tentaranya pada Rabu (25/3/2020) malam waktu Paris atau Kamis dini hari WIB. Paris menyusul London yang telah lebih dulu mengumumkan hal senada.
Selain itu, Praha juga menyatakan akan menarik tentaranya dari Irak. Mereka mengajukan alasan senada, butuh tantara untuk menghadapi SARS-CoV-2 di dalam negeri.
Pernyataan Paris disampaikan setelah Presiden Perancis Emmanuel Macron mengumumkan operasi militer khusus untuk menangani pandemi Covid-19. Kapal induk untuk helikopter akan dikerahkan ke wilayah-wilayah protektorat Perancis di luar negeri.
Militer Perancis juga akan mengerahkan pesawat untuk mengangkut pasien. Rumah sakit lapangan di Mulhouse juga mulai dioperasikan tentara Perancis.
Sebaliknya, Amerika Serikat yang juga menempatkan tentara di Irak menyatakan menghentikan pergerakan pasukan di luar negeri selama dua bulan ke depan. Menteri Pertahanan AS Mark Esper menyebutkan, keputusan itu untuk menghentikan laju penularan Covid-19.
Dengan keputusan itu, seluruh tentara AS di luar negeri harus tetap di pos terakhirnya sampai dua bulan ke depan. Keputusan itu berlaku untuk tentara AS di Irak dan Afghanistan. Padahal, AS berencana menarik tentaranya dari Afghanistan dalam lima bulan mendatang. Pentagon juga berencana mengurangi tentara di Irak.
Pentagon memberikan beberapa pengecualian seperti untuk kapal-kapal perang yang dijadwalkan kembali ke AS. Syaratnya, seluruh awak kapal harus dikarantina di kapal selama 14 hari dan kapal tidak boleh bersandar di pelabuhan.
”Perjalanan pasien untuk pegawai Kementerian Pertahanan dan keluarga juga (dikecualikan dari larangan pergerakan),” demikian pernyataan itu.
Pengecualian juga dapat diberikan atas keputusan komandan unit masing-masing atau panglima gabungan. Selain itu, pergerakan tetap dapat dilakukan jika ada misi kemanusiaan.
Sedikitnya 227 tentara AS dipastikan terinfeksi SARS-CoV-2. Pentagon menyebut penularan akan terus berlanjut. ”Untuk membatasi penularan, perlu pembatasan pergerakan. Sangat mengkhawatirkan ada yang mempertanyakan langkah-langkah (mencegah penularan). Bukan pertanyaan penting saat ini, hal yang penting adalah memitigasi wabah,” tutur pejabat kesehatan militer AS, Brigadir Jenderal Paul Friedrichs, sebagaimana dikutip CNN.
Esper mengakui telah menerima permintaan bantuan dari sejumlah gubernur yang kewalahan menghadapi Covid-19 di negara bagian masing-masing. Menanggapi itu, Esper menyatakan, tentara AS tidak bisa memenuhi kebutuhan semua pihak.
Meskipun demikian, Pentagon akan membuat rumah sakit darurat di New York dan Seattle. Dari 68.489 kasus Covid-19 di AS, lebih dari separuh ada di Negara Bagian New York.
Kepala Staf Gabungan AS Jenderal Mark Milley mengatakan, setiap rumah sakit akan berkapasitas 248 ranjang dengan 48 di antaranya untuk perawatan intensif. Rumah sakit itu masing-masing juga dilengkapi 11 alat bantu pernapasan. Pentagon juga mengerahkan dua kapal RS, USNS Comfort dan USNS Mercy, ke New York dan Los Angeles. (AFP/AP)