Raja Salman Serukan G-20 Bersatu Menghadapi Pandemi Covid-19
Pandemi Covid-19 telah mengancam dunia dan mengguncang ekonomi global. Diperlukan kolaborasi semua negara, salah satunya para raksasa ekonomi dunia di G-20, untuk merespons wabah penyakit ini.
Oleh
ADHITYA RAMADHAN
·3 menit baca
RIYADH, JUMAT — Raja Salman bin Abdulaziz al-Saud dari Arab Saudi mendesak para pemimpin negara G-20 untuk mengambil tindakan ”efektif dan terkoordinasi” dalam memerangi krisis global akibat pandemi Covid-19. Raja Salman juga menyerukan agar negara maju membantu negara berkembang.
Raja Salman selaku Ketua G-20 tahun 2020 menyampaikan hal itu dalam sambutan pembukaan pertemuan tingkat tinggi darurat negara-negara G-20 secara virtual, Kamis (26/3/2020). Turut serta dalam pertemuan daring itu Presiden AS Donald Trump dan Presiden Rusia Vladimir Putin.
Pertemuan tingkat tinggi darurat itu digelar di tengah kritik bahwa G-20 dinilai lambat dalam menghadapi Covid-19. Kini, pandemi telah menewaskan lebih dari 21.000 jiwa di dunia dan memicu goncangan sosial ekonomi.
Raja Salman menyatakan bahwa pandemi ini telah menganggu ekonomi global, pasar keuangan, perdagangan, dan juga rantai pasok global.
”Kita harus memiliki respons yang efektif dan terkoordinasi untuk memulihkan kepercayaan diri ekonomi global. Krisis kemanusiaan ini membutuhkan respons global. Dunia mengandalkan kita untuk bersama-sama dan bekerja sama menghadapi tantangan ini,” ujar Raja Salman.
”Dalam sektor perdagangan, G-20 harus memberikan sinyal kepercayaan diri yang kuat pada ekonomi global dengan menjaga arus barang dan jasa, terutama pasokan obat-obatan yang vital sesegera mungkin.”
Muncul kekhawatiran bahwa negara berkembang dan negara miskin yang tidak punya akses terhadap pasar modal dan infrastruktur kesehatan yang memadai akan kesulitan menghadapi pandemi Covid-19 dan dampaknya.
Itu sebabnya Dana Moneter Internasional (IMF) dan Bank Dunia mendesak para pemimpin G-20 menangguhkan pembayaran utang dari negara berkembang.
”Adalah tanggung jawab kita untuk terus membantu negara berkembang dan tertinggal agar mereka bisa membangun kapasitasnya dan meningkatkan infrastrukturnya dalam menghadapi krisis beserta dampaknya,” kata Raja Salman.
Raja Salman juga mendorong adanya kerja sama dalam pembiayaan penelitian dan pengembangan vaksin dan terapi, memastikan ketersediaan dan keterjangkauan alat-alat kesehatan, serta membantu negara berkembang membangun kapasitasnya.
Negara miskin
Direktur Jenderal Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) Tedros Adhanom Ghebreyesus, yang turut serta dalam pertemuan itu, mendesak negara-negara G-20 memberikan bantuan kepada ”negara miskin dan berkembang”, termasuk yang berada di kawasan Sub-Sahara Afrika.
Sebelumnya, saat jumpa per di Geneva, Rabu (25/3/2020) malam, Tedros meminta para pemimpin G-20 memberikan dukungan finansial dan produksi alat pelindung diri bagi petugas kesehatan yang berada di garis depan penanganan Covid-19.
”Kita memiliki tanggung jawab global sebagai manusia dan khususnya negara-negara G-20. Mereka seharusnya bisa memberikan dukungan pada negara-negara di dunia,” ujar Tedros.
”Apabila para pemimpin G-20 bisa mengesampingkan politik dan mencapai kesepakatan G-20 secara kolektif, negara-negara memiliki kesempatan yang lebih baik untuk berhasil atau memberikan stimulus yang lebih banyak,” kata Markus Engels dari Global Solutions Initiative, jejaring think tank.
”Koordinasi di antara sesama negara G-20 memberikan pesan kuat akan kesatuan dan kepercayaan diri, dua hal yang dibutuhkan saat ini.”
Sebelumnya, pekan ini, Presiden Perancis Emmanuel Macron dan Presiden China Xi Jinping mendorong digelarnya pertemuan tingkat tinggi G-20 darurat untuk meminimalisasi dampak pendemi Covid-19.
Sebuah sumber dari kantor kepresidenan Perancis menyatakan bahwa pertemuan virtual itu akan fokus pada ”koordinasi level kesehatan” dan mengirimkan ”sinyal kuat” kepada pasar keuangan tentang usaha untuk menstabilkan ekonomi global. (AFP/REUTERS/AP)