China menyeru kepada Amerika Serikat agar bekerja sama dalam melawan pandemi Covid-19. Untuk menghadapi wabah penyakit seperti Covid-19 ini, tidak ada strategi lain selain setiap negara di dunia bekerja sama.
Oleh
ADHITYA RAMADHAN
·3 menit baca
BEIJING, JUMAT — China prihatin dengan wabah Covid-19 yang terjadi di Amerika Serikat saat ini dan menawarkan bantuan kepada negara adidaya itu. China dan AS harus ”bersatu untuk melawan” pandemi virus korona baru penyebab Covid-19.
Hal itu disampaikan Presiden China Xi Jinping saat berkomunikasi dengan Presiden AS Donald Trump melalui telepon, Jumat (27/3/2020). Tawaran bantuan yang disampaikan Xi muncul ketika AS memiliki kasus Covid-19 terbanyak di dunia melewati China dengan 84.946 kasus dan 1.259 kasus meninggal. Rumah sakit di banyak kota, seperti di New York dan New Orleans, berjuang keras menangani pasien yang terus berdatangan.
Media Pemerintah China, CCTV, menyebutkan, Xi berharap ”AS akan mengambil langkah substantif untuk meningkatkan hubungannya dengan China.” Xi juga menyerukan agar bekerja sama melawan Covid-19 dan menyatakan Beijing ”ingin tetap berbagi semua informasi dan pengalaman dengan AS”.
Xi menambahkan, beberapa provinsi, kota, dan perusahaan di China telah menyediakan alat-alat kesehatan dan dukungan untuk AS.
Pasca-komunikasi dengan Xi, Trump memberikan sinyal positif dengan menulis di Twitter bahwa dirinya telah ”berbincang dengan baik” dengan Xi. Keduanya telah membahas pandemi Covid-19 ”dengan detail yang luar biasa”.
”China telah melewati pengalaman berharga dan lebih mamahami virus ini. Kami bekerja sama dengan erat. Kami menaruh hormat,” tulis Trump.
CCTV juga melaporkan bahwa Xi mengatakan, hubungan China-AS berada di ”titik kritis”. Untuk itu kerja sama akan saling menguntungkan dan ”satu-satunya pilihan yang tepat”.
Dalam beberapa minggu terakhir, China dan AS terlibat dalam perang kata-kata soal virus SARS-CoV-2 penyebab Covid-19. Trump dan Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo membuat marah Beijing karena berulang kali menyebut SARS-CoV-2 sebagai ”virus China” atau ”virus Wuhan” ketika membahas wabah Covid-19.
Sebaliknya, awal bulan ini juru bicara Kementerian Luar Negeri Beijing juga menyebutkan di Twitter bahwa militer AS membawa virus korona baru ini ke Wuhan, China.
Hal itu memicu Trump menuduh China menyebarkan informasi yang bohong. Berulang kali Trump menyerang China karena dinilai tidak transparan dan lambat merespons wabah Covid-19.
Setelah mendapat kecaman telah bersikap rasis, Trump kemudian tidak lagi menggunakan ”virus China”. Ini menjadi awal baik untuk menurunkan ketegangan di antara kedua negara. Komunikasi Xi dan Trump melalui telepon kemarin pun merupakan langkah untuk menurunkan tensi di antara kedua negara.
Selama berkomunikasi dengan Trump, Xi mengatakan, China telah membagi informasi soal wabah Covid-19, termasuk sekuens genetik virus korona baru penyebab Covid-19 dengan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dan negara-negara lain, termasuk AS, secara ”tepat waktu”.
”Penyakit menular adalah musuh bersama umat manusia dan tidak mengenal batas negara atau ras,” ujar Xi seperti dilaporkan South China Morning Post. ”Komunitas internasional hanya bisa mengalahkan wabah penyakit dengan bekerja sama.”
Sehari sebelum menjalin komunikasi melalui telepon, Xi dan Trump turut serta dalam telekonferensi darurat negara-negara G-20 yang diketuai Raja Salman bin Abdulaziz dari Arab Saudi. Negara-negara G-20 berjanji ”bersatu” dalam melawan pandemi Covid-19.
Di samping itu, G-20 juga akan menggelontorkan dana 5 triliun dollar AS pada ekonomi dunia untuk mengatasi dampak pandemi Covid-19 dan mengantisipasi resesi yang telah diproyeksikan. (AFP/REUTERS)