Australia Subsidi Gaji Pekerja, Korsel Kuncurkan Dana BLT
Dana subsidi di Australia itu sangat diperlukan untuk memastikan keberlangsungan para pemilik usaha dan bisnis mempertahankan pekerja. Saat pandemi global ini berakhir, merekalah yang akan membantu ekonomi bangkit lagi.
Oleh
Mahdi Muhammad
·3 menit baca
SYDNEY, SENIN — Pemerintah Australia akan menggelontorkan dana 130 miliar dollar Australia atau sekitar 79,85 miliar dollar AS untuk menyubsidi gaji sekitar 6 juta pekerja di negara ini selama enam bulan ke depan. Ini merupakan paket stimulus ekonomi ketiga yang dikeluarkan Pemerintah Australia guna mengurangi dampak ekonomi lanjutan akibat pandemi Covid-19.
Perdana Menteri Australia Scott Morrison, Senin (30/3/ 2020), mengatakan, dana subsidi selama enam bulan mendatang itu sangat diperlukan untuk memastikan keberlangsungan para pemilik usaha dan bisnis mempertahankan keberadaan para pekerja mereka. Pemerintah berharap, saat pandemi global ini berakhir, para pelaku usaha itulah yang akan membantu perekonomian Australia bangkit kembali.
”Kita harus memastikan perekonomian terus berjalan melewati masa-masa sulit ini. Ini merupakan insentif agar warga bisa tetap bekerja, para pengusaha tetap mempekerjakan mereka dan membayarkan gaji mereka,” kata Morrison.
Kebijakan ekonomi yang disebut dengan kebijakan ”Menjaga Para Pekerja” ini merupakan bagian dari stimulus ekonomi yang disiapkan Pemerintah Australia senilai total 320 miliar dollar Australia atau setara dengan 15 persen produk domestik bruto (PDB) negara itu. Namun, tidak semua pengusaha akan mendapatkan bantuan subsidi tersebut.
Menteri Keuangan Australia Joshua A Frydenberg, seperti dikutip dari laman kantor berita ABC Australia, mengatakan, pengusaha yang akan memperoleh subsidi gaji bagi karyawannya adalah pengusaha dengan omzet tahunan kurang dari 1 miliar dollar Australia dan telah mengalami penurunan pendapatan hingga 30 persen sejak 1 Maret.
Kebijakan subsidi gaji ini akan mencakup karyawan organisasi nirlaba dan warga Selandia Baru yang bekerja di Australia, tetapi tidak bisa mengakses program kesejahteraan. Begitu juga para pekerja paruh waktu dan pekerja harian yang setidaknya sudah bekerja di satu usaha minimal selama satu tahun akan menerima subsidi tersebut. Menurut rencana, subsidi itu akan dilaksanakan pada Mei mendatang.
Setiap karyawan yang perusahaannya memenuhi persyaratan untuk mendapatkan subsidi bertajuk ”menjaga para pekerja” akan mendapatkan uang senilai 1.500 dollar Australia atau setara dengan Rp 15 juta. Dana itu akan diberikan setiap dua pekan sekali.
Warga Australia yang mengalami PHK dan memenuhi syarat untuk mendapatkan subsidi juga akan mendapatkan dana tersebut melalui mantan majikan mereka.
Stimulus ekonomi yang diluncurkan Pemerintah Australia itu sedikit mendongkrak harga saham di Australia sampai 7 persen dibandingkan penutupan sehari sebelumnya. Kebijakan itu memberikan keyakinan pada perbankan bahwa warga Australia yang terkena dampak wabah global ini masih bisa membayar kredit rumah mereka dengan subsidi itu.
BLT di Korsel
Hampir sama dengan kebijakan ekonomi di Australia, Pemerintah Korea Selatan juga mengumumkan paket bantuan bagi warga terdampak pandemi Covid-19. Presiden Korsel Moon Jae-in mengumumkan hal ini, Senin, setelah rapat darurat dengan para pengambil kebijakan ekonomi di kantor kepresidenan di Seoul.
Moon seusai rapat mengatakan, subsidi akan diberikan kepada rumah tangga dalam kelompok pendapatan 70 persen terbawah. Dikutip dari The Korea Herald, nilai subsidi yang akan diberikan bervariasi, bergantung pada jumlah orang di dalam rumah tangga tersebut. Untuk sementara, setiap rumah tangga akan mendapatkan subsidi 1 juta won atau sekitar Rp 13,4 juta jika satu rumah tangga terdiri atas empat orang.
Data Pemerintah Korea Selatan, sekitar 14 juta rumah tangga memenuhi syarat untuk memperoleh subsidi tersebut. Untuk melaksanakan kebijakan ini, Pemerintah Korea Selatan membutuhkan dana 9,1 triliun won.
Selain memberikan bantuan langsung tunai (BLT) pada rumah tangga, pemerintah juga tengah menyiapkan paket stimulus perekonomian bagi usaha mikro, kecil, dan menengah senilai 7,1 triliun won atau sekitar 5,80 miliar dollar AS. Pemerintah Korsel juga membebaskan pengusaha UMKM ini dari tagihan operasional kantor, seperti listrik dan air.
”Warga menderita virus korona dan mereka semua pantas diberi imbalan atas rasa sakit dan partisipasi mereka dalam upaya pencegahan,” kata Moon.