Sejumlah pakar menyatakan, Korut sebenarnya negara yang rentan terdampak Covid-19 karena layanan kesehatannya yang lemah. Warga Korut yang sudah keluar dari Korut pun curiga rezim sengaja menutupi kasus Covid-19.
Oleh
Luki Aulia
·3 menit baca
SEOUL, KAMIS — Berbeda dengan negara-negara lain di dunia yang menghadapi peningkatan jumlah kasus positif coronavirus disease 2019 atau Covid-19 setiap harinya, rezim Korea Utara mengaku sampai sekarang tidak terjamah pandemi Covid-19.
Direktur Departemen Anti Epidemi di Markas Pusat Darurat Anti Epidemi Korut Myong Su, Kamis (2/4/2020), mengklaim bahwa kasus Covid-19 sudah diisolasi sejak kasus pertama di China muncul, Januari lalu, dengan segera menutup semua perbatasan. Negara itu menerapkan kebijakan yang ketat dan, kata Myong, berhasil.
”Sejauh ini tidak ada seorang pun warga kami yang terinfeksi Covid-19,” kata Myong.
Rezim sudah melakukan semua tindakan antisipatif dan langkah-langkah ilmiah lainnya, seperti pemeriksaan dan karantina bagi siapa saja yang masuk Korut. Seluruh perbatasan ditutup, begitu pula dengan jalur transportasi laut dan udara. Selain itu, semua barang kebutuhan juga sudah disemprot disinfektan.
Hampir semua negara di dunia tersentuh pandemi Covid-19. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mencatat hampir 1 juta penduduk dunia terinfeksi. Selain China, Korea Selatan juga termasuk salah satu negara yang terparah. Di seluruh dunia, jumlah kematian hingga kini mencapai sekitar 45.000 orang.
Sejumlah pakar menyatakan, Korut sebenarnya negara yang rentan terdampak Covid-19 karena layanan kesehatannya yang lemah. Bahkan, warga Korut yang sudah keluar atau melarikan diri dari Korut pun curiga rezim sengaja menutupi kasus Covid-19.
Komandan Militer Amerika Serikat di Korsel Jenderal Robert Abrams, bulan lalu, yakin ada kasus Covid-19 di Korut. Presiden AS Donald Trump juga menduga Korut ”sedang mengalami sesuatu”. Dalam surat pribadinya kepada pemimpin rezim Korut, Kim Jong Un, Trump menawarkan bantuan untuk menangani Covid-19.
Seorang mantan dokter Korut yang melarikan diri ke Korsel pada 2012, Choi Jung-hun, mengaku mendapat kabar banyak orang tewas di Korut, tetapi rezim tidak menyebut Covid-19 penyebabnya.
Sejumlah pakar menyatakan Korut sebenarnya negara yang rentan terdampak Covid-19 karena layanan kesehatannya yang lemah.
Untuk menangkal Covid-19, rezim Korut mengisolasi ribuan warga Korut dan ratusan warga asing, termasuk diplomat. Rezim juga memublikasikan foto-foto yang menunjukkan warga yang memakai masker, kecuali Kim yang tidak pernah terlihat memakai masker. Asisten-asisten Kim pun terlihat tidak memakai masker. Namun, hal itu tidak lantas berarti Korut bebas Covid-19.
”Semua orang terdekat Kim Jong Un dikontrol ketat dan terlindung dari ancaman virus,” kata Choi.
Rezim Korut dikabarkan mencari bantuan terkait Covid-19. Pada Februari lalu, Kementerian Luar Negeri Rusia menyatakan telah memberikan 1.500 alat tes diagnosis Covid-19 atas permintaan rezim di Pyongyang.
Perserikatan Bangsa-Bangsa juga telah meringankan sanksi untuk sementara khusus kepada kelompok-kelompok medis, seperti Dokter Lintas Batas dan Unicef, untuk memberikan berbagai perlengkapan, seperti alat tes, masker, disinfektan, dan alat perlindungan diri lainnya, kepada Korut. Unicef menyatakan sudah mengirimkan barang-barang itu sesuai permintaan rezim. Semua kebutuhan itu sudah sampai di Korut dari China, pekan lalu.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) juga berencana memberikan bantuan 900.000 dollar AS untuk membantu Korut menangani Covid-19. (AFP)