Presiden-Menteri di Malawi Potong Gaji 10 Persen untuk Danai Penanganan Wabah
Hingga Sabtu (4/4/2020), baru ada empat kasus positif Covid-19 di Malawi, negara miskin di Afrika tenggara. Namun, pejabat di negara itu bertindak cepat menanggulangi penyebaran wabah, termasuk pemotongan gaji mereka.
Oleh
Luki Aulia
·2 menit baca
BLANTYRE, MINGGU -- Gaji Presiden Malawi Peter Mutharika dan para menteri serta wakil menteri di kabinet pemerintahan negara itu akan dipotong hingga 10 persen selama tiga bulan dan disisihkan untuk membantu menangani pandemi Covid-19. Langkah ini diambil sebagai bagian dari upaya melindungi lapangan pekerjaan dan pendapatan rakyat, dunia usaha, keberlanjutan rantai pasokan, serta roda perekonomian.
Hingga Kamis lalu ditemukan tiga kasus positif Covid-19 di Malawi. Dua hari kemudian, negara di Afrika bagian tenggara berpenduduk sekitar 17 juta jiwa itu mencatat penambahan kasus positif Covid-19 menjadi empat kasus.
Mutharika mengumumkan pemberian paket bantuan bagi warga seiring dengan adanya empat kasus positif Covid-19, Sabtu (4/4/2020). Ia juga mengumumkan pusat uji Covid-19 yang baru dan perekrutan 2.000 tenaga medis tambahan. “Kita butuh tenaga medis yang lebih banyak lagi,” ujarnya.
Malawi resmi berstatus keadaan darurat sejak 23 Maret. Seluruh sekolah ditutup hingga waktu yang tidak ditentukan. Malawi merupakan salah satu negara termiskin di dunia.
Menurut data Bank Dunia, dari 17 juta jiwa penduduk Malawi, lebih dari setengahnya hidup di bawah garis kemiskinan. Ia juga memerintahkan semua PNS dan karyawan swasta untuk bekerja dari rumah.
Usaha kecil
Selain memotong gaji pejabat, Mutharika juga akan membantu usaha kecil dan menengah, termasuk keringanan pajak, menurunkan harga bahan bakar, dan menambah tunjangan risiko bagi tenaga medis. Ia juga memerintahkan pasar tembakau tetap buka untuk melindungi petani kecil dan meningkatkan penerimaan pendapatan negara.
Selama ini tembakau menjadi “tambang pendapatan luar negeri yang utama” bagi Malawi. “Serangan wabah korona ini mengganggu ekonomi dan dunia usaha semua negara. Banyak pengusaha yang khawatir dengan situasi ini. Semua khawatir,” kata Mutharika.
Bank Sentral Malawi juga diminta untuk berbicara ke semua bank agar memberikan moratorium pembayaran bunga pinjaman bagi usaha kecil dan menengah selama tiga bulan. Komisi Perdagangan dan Persaingan Negara juga diminta untuk mengawasi harga barang dan menghukum siapa pun yang dengan sengaja menaikkan harga yang memberatkan rakyat.
“Pemerintah akan memantau situasi ini terus,” kata Mutharika.
Bank sentral Malawi diminta untuk segera meredam pasar valuta asing untuk memastikan ketersediaan valas dan menjaga stabilitas nilai tukar valuta asing. Bank sentral juga diminta menyiapkan rencana bantuan likuiditas darurat untuk membantu bank apabila likuiditas memburuk.
Tak hanya itu, pemerintah akan menambah jumlah pinjaman yang dikelola Dana Pengembangan Usaha Malawi untuk membantu usaha mikro, kecil, dan menengah yang terpengaruh Covid-19 hingga sebesar 20,69 juta dollar AS.