Ledakan Tambang Batubara di Kolombia, 11 Pekerja Tewas
Para pekerja tambang Kolombia adalah salah satu kelompok pekerja yang tetap bekerja meski pemerintah telah menetapkan kebijakan isolasi di seluruh negeri terkait penanganan wabah Covid-19 sejak 24 Maret 2020.
Oleh
Mahdi Muhammad
·2 menit baca
BOGOTA, MINGGU — Sebanyak 11 pekerja tewas dan empat lainnya terluka setelah terjadi kecelakaan tambang batubara di Cucunuba, Provinsi Ubate, Kolombia, Sabtu (4/4/2020) waktu setempat atau Minggu waktu Indonesia. Badan Nasional Pertambangan Kolombia memutuskan untuk menghentikan sementara kegiatan penambangan di Cucunuba itu.
Kapten Alvaro Farfan, Kepala Dinas Pemadam Kebakaran Cundimarca, mengatakan, ledakan yang menewaskan belasan pekerja tambang ini terjadi di lokasi tambang legal. Dia mengatakan, para pekerja yang terluka kini dalam penanganan petugas medis di rumah sakit setempat.
Ini merupakan kejadian kedua di Kolombia dalam sepekan terakhir. Sehari sebelum ledakan di Cucunuba, dilaporkan terjadi ledakan di sebuah tambang batubara di San Cayetano, sekitar 100 kilometer timur laut Bogota. Dilaporkan enam pekerja tambang tewas akibat ledakan ini.
Sejauh ini belum ada laporan penghentian kegiatan penambangan di San Cayetano, seperti halnya di Cucunuba.
Para pekerja tambang Kolombia adalah salah satu kelompok pekerja yang masih tetap bekerja meski pemerintah telah menetapkan kebijakan isolasi (lockdown) di seluruh negeri terkait penanganan wabah Covid-19 sejak Selasa (24/3/2020) lalu. Kebijakan tersebut berlaku hingga 19 April.
Di ibu kota Kolombia, Bogota, Wali Kota Bogota Claudia Lopez berencana memperpanjang masa isolasi menjadi tiga bulan. Belum ada tanggapan dari Presiden Ivan Duque tentang rencana Wali Kota Bogota untuk memperpanjang isolasi wilayah ini.
Hingga hari ini, tercatat 1.406 kasus Covid-19 terjadi di Kolombia. Jumlah warga yang meninggal akibat Covid-19 sebanyak 32 orang hingga Sabtu (4/4/2020) dan 85 pasien sembuh.
Kolombia adalah negara pengekspor batubara nomor lima terbesar di dunia, setelah Australia, Indonesia, China, dan Rusia. Pada tahun 2018, seperti dilansir kantor berita Reuters, jumlah produksi batubara Kolombia 84,3 juta ton. Angka produksi di tahun 2018 itu turun sekitar 7 persen dibandingkan angka produksi tahun sebelumnya.
Berdasarkan data OEC, briket batubara merupakan sumber devisa kedua terbesar Kolombia dengan nilai total 7,63 miliar dollar Amerika Serikat. Sumber devisa Kolombia pertama adalah minyak mentah dengan nilai 11,1 miliar dollar per tahun dan sumber devisa ketiga adalah kopi dengan nilai 2,7 miliar dollar AS.
Perusahaan yang menguasai industri batubara di Kolombia, di antaranya, adalah Drummond Co. Inc., Glencore Plc, dan Murray Energy Corp. Beberapa perusahaan lain yang bergerak di industri yang sama, antara lain, adalah Cerrejon dan Anglo American Plc. (REUTERS)