Spanyol, Italia, dan Perancis mendorong penerbitan surat utang UE untuk mendanai program penanggulangan dampak Covid-19. Sebaliknya, Austria, Belanda, dan Jerman menolak usul itu.
Oleh
kris mada
·3 menit baca
BRUSSELS, JUMAT — Uni Eropa akhirnya menyepakati stimulus senilai 500 miliar euro atau 543 miliar dollar AS untuk menghadapi dampak Covid-19. Walau demikian, organisasi 27 negara Eropa itu belum juga berhasil menyepakati cara mendanai stimulus itu.
Nilai stimulus disepakati pada Kamis (9/4/2020) sore waktu Brussels atau Jumat pagi WIB. Komisioner Ekonomi Uni Eropa (UE), Paolo Gentiloni, menyebut paket itu memberikan dukungan yang belum pernah ada pada sistem kesehatan, dana cadangan, kas untuk perusahaan, dan untuk membangkitkan kembali perekonomian.
Para menteri keuangan UE telah berdebat sejak Selasa siang lalu sebelum akhirnya menyepakati paket itu. Stimulus akan terdiri atas dana talangan hingga 240 miliar euro untuk menjamin surat utang negara-negara anggota.
Selain itu, ada hingga 200 miliar euro dari Bank Investasi Eropa untuk perusahaan. Akan ada pula subsidi upah hingga 100 miliar euro. Dengan demikian, perusahaan cukup memangkas jam kerja tanpa harus memecat pegawai.
Menteri Keuangan Jerman Olaf Scholz menyebut waktu kesepakatan itu sebagai hari penting bagi solidaritas Eropa. Kesepakatan itu memberikan jawaban kuat atas krisis yang dipicu pandemi. Paket memberikan bantuan untuk usaha kecil menengah, pekerja, dan negara terdampak.
Sementara Menkeu Perancis Bruno Le Maire menyebut kesepakatan itu sebagai kemenangan Paris. Bahkan, ia juga menyatakan, para sejawatnya di UE telah menyepakati paket senilai total 1 triliun euro.
Paket 500 miliar euro akan segera tersedia, sementara 500 miliar lainnya akan dipakai untuk pemulihan. Paket-paket itu akan didanai utang.
”Saya yakin dana itu akan tersedia dan utang bersama yang masih harus dibahas,” ujarnya.
Le Maire mengacu pada istilah perangkat keuangan inovatif yang disinggung dalam pernyataan bersama para menkeu UE selepas rapat virtual sejak Selasa. ”Maksudnya jelas. Satu-satunya instrumen yang tidak ada dalam pendanaan Eropa hanyalah utang bersama,” ujarnya.
Bersama Spanyol dan Italia, Perancis mendorong penerbitan surat utang UE untuk mendanai program penanggulangan dampak Covid-19. Sebaliknya, Austria, Belanda, dan Jerman menolak usul itu.
Hingga stimulus disepakati, usulan itu belum disetujui. UE juga belum menyepakati cara mendanai stimulus miliaran dollar AS itu.
Kanselir Jerman Angela Merkel menegaskan, utang bersama bukan pilihan. ”Kami akan selalu menolak eurobond (surat utang yang diterbitkan dan ditanggung bersama anggota UE). Konsep ini tidak akan mendukung Eropa dan Belanda dalam jangka panjang,” kata Menkeu Belanda Wopke Hoekstra.
Menkeu Austria Gernot Bluemel senada dengan Hoekstra. ”Bagi kami, hal terpenting adalah krisis ini tidak jadi jalan untuk membagi utang melalui obligasi Eropa. Dengan kesepakatan ini, negara terdampak bisa ditolong tanpa merusak stabilitas zona euro dalam jangka panjang,” ujarnya dalam pernyataan resmi Kemenkeu UE sebagaimana dikutip Deutsche Welle.
Terpisah
Meski telah belasan tahun menggunakan mata uang bersama dan menerapkan aneka kebijakan keuangan bersama, para anggota UE tetap menjalankan kebijakan keuangan terpisah.
Jerman, Belanda, dan Austria yang disiplin tetap menolak menanggung beban keuangan bersama. Selama krisis 2008, Spanyol dan Italia jadi sorotan karena dinilai tidak disiplin mengelola anggaran dan berlebihan menerbitkan utang.
Kebijakan keuangan terpisah juga tecermin dalam penerbitan stimulus menghadapi korona. Jerman telah terlebih dulu mengucurkan 808 miliar dollar AS untuk menghadapi dampak pandemi.
Sementara Italia mengucurkan 28 miliar dollar AS. Perancis, Italia, dan sejumlah negara UE lain juga telah mengucurkan stimulus untuk menghadapi dampak wabah ini.
Negara lain di luar Eropa juga mengeluarkan stimulus besar-besaran. Jepang mengesahkan paket 990 miliar dollar AS pada awal pekan ini.
Sementara AS lebih dulu mengumumkan paket 2,2 triliun dollar AS untuk menghadapi dampak Covid-19. Di sejumlah negara, paket-paket itu terdiri dari subsidi upah, bantuan langsung tunai, dan talangan perusahaan. Bank sentral sejumlah negara juga membuat paket terpisah dari pemerintah tiap-tiap negara. (AP/REUTERS)