Pemerintah Pulangkan Warga Indonesia di Arab Saudi
Pemerintah kembali memulangkan warga Indonesia di luar negeri. Pemulangan kali ini dilakukan pada warga yang tertahan karena ibadah umrah dan warga yang mengalami berbagai masalah di Arab Saudi.
Oleh
Andy Riza Hidayat
·3 menit baca
RIYADH, KOMPAS — Pemerintah melalui Kedutaan Besar RI di Riyadh memulangkan warga negara Indonesia. Mereka adalah warga yang sebelumnya tertahan pulang karena kebijakan pemerintah setempat mengunci mobilitas orang masuk dan keluar negara itu. Pemulangan ini dilakukan menggunakan penerbangan khusus dengan jumlah penumpang 355 orang, termasuk kru pesawat.
Selain jemaah umrah yang tertahan, warga yang dipulangkan tersebut adalah tim petugas haji Indonesia dan WNI yang beberapa tahun ini tinggal di rumah singgah KBRI Riyadh. Berdasarkan catatan KBRI Riyadh, yang dipulangkan sebanyak 97 orang, termasuk satu WNI yang pernah hilang selama 31 tahun.
”Selain jemaah umrah, yang kami prioritaskan untuk dipulangkan adalah warga yang sudah lama menghadapi berbagai kasus. Mereka dapat izin pemulangan dari pihak kerajaan dengan cepat,” kata Duta Besar RI untuk Arab Saudi Agus Maftuh Abegebriel kepada Kompas melalui pesan di aplikasi percakapan, Kamis (9/4/2020) malam.
Pemulangan WNI ini didasarkan pada nota diplomatik Kementerian Luar Negeri Kerajaan Arab Saudi. Pada awalnya pihak kerajaan hanya mengizinkan penerbangan khusus untuk para jemaah umrah 1.226 orang. Namun, dari jumlah tersebut hanya 60 orang yang mendaftar secara daring di Kementerian Haji dan Umrah Arab Saudi.
KBRI melobi Kementerian Luar Negeri Arab Saudi, Kementerian Dalam Negeri, Kementerian Haji dan Umrah, Imigrasi Arab Saudi, dan berbagai pihak untuk bisa menerbangkan WNI yang selama ini terlunta-lunta nasibnya. Mereka adalah warga yang selama satu sampai tiga tahun berada di rumah singgah KBRI Riyadh.
KBRI juga mengupayakan agar para tim petugas haji bisa dipulangkan meski visa mereka bukan visa umrah. Agus Maftuh mengapresiasi pihak Kerajaan Arab Saudi yang memberikan perhatian kepada Indonesia dan mempersiapkan penerbangan khusus ini. Sebab, saat ini, Arab Saudi masih memberlakukan kebijakan penguncian (lockdown) mobilitas orang. ”Alhamdulillah, Allah telah memudahkan semuanya,” kata Agus Maftuh.
Pemulangan WNI ini dilakukan dengan pesawat Saudi Arabian Airlines dari Bandara King Khalid Riyadh pukul 11.20 waktu setempat. Diperkirakan pesawat tersebut akan mendarat di Tanah Air Kamis tengah malam.
Pemulangan WNI karena pandemi Covid-19 ini sebelumnya dilakukan pada 285 WNI di Wuhan, China. Pemulangan mereka berlangsung pada awal Februari 2020 dilanjutkan dengan pemberlakuan masa observasi di Kepulauan Natuna, Kepulauan Riau.
Pemulangan serupa dilakukan untuk WNI yang berada di kapal World Dream dari Batam, Provinsi Kepulauan Riau. Tidak lama berselang, pemerintah juga memulangkan WNI dari kapal World Dream yang bersandar di Yokohama, Jepang. Sama dengan pemulangan sebelumnya, dua pemulangan ini juga dilanjutkan dengan observasi di Pulau Sebaru Kecil, Kepulauan Seribu, DKI Jakarta.
Kali ini, di antara WNI yang dipulangkan dari Arab Saudi terdapat seorang WNI yang hilang selama 31 tahun bernama Carmi. Dia adalah pekerja migran asal Desa Bandengan, Kecamatan Pangenan, Kabupaten Cirebon, Jawa Barat.
Carmi dinyatakan hilang karena tidak ada kabar tentang keberadaannya selama 31 tahun. Komunikasi dengan kedua orangtuanya terputus hingga membuat kedua orangtuanya Ilyas (85) dan Warniah (75) tak pernah merasa tenang.
Sejak keberangkatan Carmi pada tahun 1988 hingga 2019, keduanya tak dapat melihat sekejap pun wajah Carmi. Menurut Ilyas, sebagaimana diberitakan Kompas.com, Minggu (28/7/2019), putri pertamanya itu berangkat ke Arab Saudi satu tahun setelah lulus SD pada tahun 1987. Carmi dapat berangkat menjadi buruh migran setelah dokumen umurnya dipalsukan pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab. ”Untuk persyaratan administrasi, jadi dituakan. Karena kalau 17 tahun tidak boleh berangkat,” kata Ilyas.