Amerika Serikat kembali menggelar pertemuan dengan Taliban di Doha, Qatar. Pertemuan itu membahas upaya-upaya untuk mengimplementasi perjanjian damai di Afghanistan.
Oleh
B Josie Susilo Hardianto
·3 menit baca
KABUL, SABTU — Di tengah kecamuk kekerasan yang mengancam fondasi perdamaian di Afghanistan, komandan militer Amerika Serikat di Afghanistan bertemu pimpinan Taliban, Jumat (10/4/2020). Ibu kota Qatar, Doha, kembali menjadi tempat pertemuan untuk membahas upaya damai bagi Afghanistan.
AS diwakili oleh Komandan Pasukan AS di Afghanistan Scott Miller. Menurut juru bicara pasukan AS di Afghanistan, Sabtu (11/4/2020), pertemuan yang digelar dengan memanfaatkan jalur militer tersebut membicarakan langkah-langkah untuk mengurangi kekerasan yang masih terjadi di Afghanistan.
Sebagai catatan, pada 29 Februari lalu, AS dan Taliban menyepakati perjanjian damai, yang antara lain ditandai dengan penarikan mundur—secara bertahap— pasukan internasional dari Afghanistan. Sebaliknya, Taliban antara lain memastikan keamanan, termasuk tidak membiarkan—baik kelompok ataupun individu—memanfaatkan Afghanistan sebagai basis untuk menyerang AS dan sekutunya. Bagi AS, tercapainya kesepakatan damai itu menjadi pintu untuk mengakhiri keterlibatan militer mereka di Afghanistan yang telah berlangsung selama 18 tahun.
Doha
Terkait pertemuan di Doha, juru bicara Kantor Taliban di Doba Suhail Shaheen— melalui Twitter—mengatakan, pertemuan itu membahas implementasi perjanjian damai yang telah disepakati. Taliban, sebagaimana dikatakan Shaheen, menyerukan penghentian serangan atas warga sipil. Pekan lalu, Taliban menuduh AS melakukan serangan karena mendukung operasi keamanan pasukan Afghanistan di beberapa wilayah di negara itu. Menurut Taliban dukungan semacam itu dapat membahayakan perjanjian damai.
Sebaliknya, AS meminta Taliban berhenti menyerang pasukan keamanan Afghanistan. Sesuai dengan perjanjian yang disepakati, AS akan terus membantu pasukan keamanan Afghanistan untuk mempertahankan diri jika mereka diserang.
Terkait hal itu, Taliban mengatakan, mereka telah mengurangi serangan mereka terhadap pasukan Afghanistan dan tidak menyerang pasukan AS atau NATO sejak perjanjian disepakati. Mereka mengatakan, sebagian besar serangan Taliban baru-baru ini dilakukan terhadap posisi pasukan Afghanistan yang ditempatkan di wilayah-wilayah terpencil. Sementara itu, pemerintah Afghanistan mengatakan, angkatan udara mereka menyerang posisi Taliban di Badakhshan dan menewaskan 27 anggota Taliban.
Upaya lain yang dilakukan adalah pembebasan tahanan. Rabu lalu, Pemerintah Afghanistan membebaskan 100 anggota Taliban. Namun, juru bicara Taliban Zabihullah Mujahid mengatakan, langkah itu tidak memadai. Pekan lalu, tim kecil Taliban bertemu pemerintah membahas pertukaran tahanan secara komprehensif. Dalam perjanjian disebutkan sebanyak 5.000 anggota Taliban akan dibebaskan.
Kelompok NIIS
Ketika AS dan Taliban terus berembuk untuk menurunkan ketegangan dan mengimplementasikan isi perjanjian damai, kelompok di Afghanistan yang berafiliasi pada Negara Islam di Irak dan Suriah (NIIS) mengklaim melakukan sejumlah serangan.
Terakhir, Kamis lalu, mereka mengaku menembakkan lima roket ke arah pangkalan udara AS di Afghanistan. Serangan atas pangkalan udara Bagram itu tidak menyebabkan korban jiwa.
Kelompok yang menamakan diri NIIS-Khorasan itu mengatakan, mereka menargetkan landasan pendaratan helikopter di Bagram. Kelompok ini tidak masuk dalam pakta damai yang disepakati AS-Taliban.
Kelompok itu muncul pertama kali di Afghanistan timur pada 2014. Selain menyerang pasukan asing dan Afghanistan, mereka juga memerangi Taliban.