Di tengah upaya dunia menghadapi pandemi Covid-19, Korea Utara kembali menguji coba persenjataan yang dimiliki. Selain menembakkan rudal, Korut juga menembakkan roket dari pesawat tempur.
Oleh
Luki Aulia
·3 menit baca
SEOUL, SELASA —Pada saat dunia tengah berperang melawan pandemi Covid-19, rezim Korea Utara malah menembakkan beberapa proyektil yang diduga rudal jelajah jarak pendek dari titik peluncuran di Munchon ke arah Laut Jepang atau Laut Timur lalu menghujam ke dalam laut. Korut juga menerbangkan pesawat tempur MiG dan varian Sukhoi di kota pelabuhan Wonsan dan menembakkan roket ke darat.
Kepala Staf Gabungan Militer Korea Selatan yang melaporkan insiden itu, Selasa (14/4/2020), menduga Korut tengah pamer koleksi persenjataannya. ”Intelijen Korsel dan Amerika Serikat tengah menganalisis situasi ini,” demikian bunyi pernyataan tertulis militer Korsel.
Tes rudal ini dilakukan satu hari menjelang pemilu parlemen Korsel dan peringatan kelahiran pendiri Korut, Kim Il Sung, atau kakek pemimpin rezim Korut, Kim Jong Un, yang ke-108 tahun.
Selama ini Korut kerap mengetes rudal balistik yang ditembakkan tinggi-tinggi, bahkan sampai ke luar angkasa, sebelum kemudian meluncur turun kembali ke arah sasaran dengan kecepatan tinggi. Korut juga mengetes rudal balistik jarak jauh yang diklaim mampu mencapai wilayah AS.
Pamer senjata
Berbeda dengan rudal jarak jauh, rudal jelajah bisa terbang rendah hingga hanya berjarak beberapa meter dari permukaan tanah sehingga sulit dideteksi. Peneliti senior di Institut Asan untuk Studi Kebijakan, Cha Du-Hyeogn, menjelaskan, Korut sedang pamer koleksi persenjataan yang beragam.
”Rudal balistik menunjukkan kekuatan menghancurkan. Sementara rudal jelajah menunjukkan keakuratan. Selama ini, Korut memamerkan kekuatannya. Sekarang mereka pamer keakuratan mengenai sasaran,” kata Du-Hyeogn.
Analis di Institut Asan untuk Studi Kebijakan, Go Myong-hyun, menilai, Korut sengaja memilih meluncurkan rudal jarak dekat. Rudal yang dites, Selasa, meluncur hingga 150 kilometer.
”Korut sepertinya belum memutuskan posisi strategis apa yang akan diambil, provokasi atau dialog. Mereka menembakkan rudal untuk memancing ketegangan, tetapi tidak terlalu tegang. Masih bingung,” kata Myong-hyun.
Para pengamat menduga, Korut tidak mau kalah menunjukkan kekuatan pada Korsel yang memiliki pesawat jet stealth F-35 buatan AS dan persenjataan lain.
Akibat uji rudal, Korut kerap dijatuhi sanksi Dewan Keamanan PBB. Korut tetap tidak peduli dan melakukan uji rudal terus-menerus selama beberapa bulan terakhir ini. Uji rudal jelajah seperti, Selasa, itu bukan kali pertama.
Sebelumnya, Juni 2017, Korut juga pernah menguji rudal jelajah jenis baru yang bisa diluncurkan dari darat ke kapal. Rudal yang mampu terbang sejauh 200 kilometer itu diluncurkan satu minggu setelah dua kapal induk AS ikut latihan di Laut Jepang.
Pada tahun itu pula, Kim Jong Un dan Presiden AS Donald Trump sering perang mulut hingga suasana semakin tegang. Perundingan antara kedua belah pihak mengalami jalan buntu sejak pertemuan mereka di Hanoi, Februari 2019. Pembicaraan buntu karena perbedaan pendapat pada pencabutan sanksi dan apa yang harus dilakukan Korut untuk mau melakukan itu. (AFP/AP)