Pelajaran Penting dari Lonjakan Kasus Kematian di Kota New York
Jumlah kasus meninggal akibat Covid-19 di kota New York, AS, meningkat tajam, Rabu (15/4/2020), setelah warganya yang diduga wafat karena Covid-19, tetapi mereka belum menjalani tes, ditambahkan ke dalam penghitungan.
Oleh
Adhitya Ramadhan
·3 menit baca
NEW YORK, RABU — Lonjakan kasus kematian di kota New York, Amerika Serikat, mesti menjadi pelajaran berharga dalam penanganan penyakit Covid-19. Tes masif penting dilakukan sebelum pemerintah mengambil kebijakan.
Jumlah kasus meninggal akibat penyakit Covid-19 di kota New York, Amerika Serikat, meningkat tajam, Rabu (15/4/2020), setelah otoritas setempat menambahkan warganya yang diduga wafat karena Covid-19, tetapi mereka belum menjalani tes, ke dalam penghitungan. Pendekatan ini kemungkinan akan diikuti oleh kota-kota lain di AS yang bisa memicu terjadinya lonjakan kasus kematian di negara itu.
Otoritas kesehatan kota New York melaporkan ada 3.778 kasus kematian yang oleh dokter, berdasarkan gejala dan rekam medisnya, diyakini Covid-19 sebagai penyebabnya. Namun, ribuan warga yang meninggal itu belum pernah menjalani tes Covid-19.
Angka tersebut merupakan jumlah kematian yang tercatat sejak 11 Maret 2020. Tanggal itu dipilih sebagai awal perhitungan karena pada hari itulah kasus meninggal pertama di AS muncul sebagai akibat Covid-19.
Sementara kematian akibat Covid-19 yang sudah terkonfirmasi di laboratorium ada 6.589 kasus. Dengan demikian, total kematian akibat Covid-19 di New York City kini mencapai lebih dari 10.000 kasus atau lebih kurang sepertiga dari kasus meninggal di AS yang berjumlah sekitar 28.000 kasus.
Tanpa konfirmasi lab
Perubahan penghitungan kasus kematian itu terjadi karena selama ini penghitungan jumlah kematian hanya berdasarkan konfirmasi laboratorium. Penghitungan dengan cara itu gagal merekam mereka yang sakit dan meninggal di rumah sebelum korban itu menjalani tes Covid-19. Padahal, berdasarkan gejala dan rekam medis, banyak kematian tanpa uji laboratorium, tetapi mengarah pada positif Covid-19.
”Di balik setiap kematian ada teman, anggota keluarga, orang terkasih. Kami fokus untuk memastikan bahwa setiap warga New York yang meninggal karena Covid-19 dihitung,” kata komisioner Kesehatan dari Departemen Kesehatan New York City, Oxiris Barbot.
”Selain akan menunjukkan dampak tragis virus korona baru pada kota kita, data ini juga membantu kami untuk mengetahui seberapa besar pandemi ini dan akan menjadi panduan dalam mengambil keputusan.”
”Data ini mencengangkan,” ujar Andrew Noymer, associate professor kesehatan masyarakat di University of California Irvine, seperti dikutip New York Times. Jumlah kematian yang baru itu, menurut Noymer, memberikan gambaran ”realita serius yang menunjukkan bahwa kematian akibat Covid-19 melebihi dari kematian akibat penyebab lain”.
Para pejabat kesehatan mengatakan bahwa menghitung berapa jumlah sebenarnya korban meninggal dari pandemi Covid-19 menghadapi berbagai tantangan, seperti korban meninggal memiliki penyakit penyerta lain.
Tes masif penting
Apa yang dilakukan New York City berbeda dengan apa dilakukan Pemerintah Negara Bagian New York. Gubernur New York Andrew M Cuomo mengatakan, data kasus meninggal akibat Covid-19 yang resmi dihitung dari pasien positif Covid-19 yang meninggal di rumah sakit.
Cara ini berbeda dengan New York City yang menghitung data kematian dari pasien positif Covid-19 yang meninggal di rumah ataupun rumah sakit.
Apa yang dilakukan New York City dengan memasukkan kasus kematian dari terduga Covid-19 sebagai kasus kematian menjadi gambaran betapa pentingnya melakukan tes laboratorium yang masif untuk, sebanyak mungkin, mengetahui siapa saja yang sudah terinfeksi dan segera mengambil tindakan.
Pada Rabu (8/4/2020), BBC melaporkan bahwa ada dua alasan mengapa tes menjadi penting dalam menghadapi pandemi Covid-19, yaitu untuk mendiagnosis individu dan untuk mengetahui sejauh mana virus SARS-CoV-2 penyebab Covid-19 telah menyebar.
Dengan mengetahui sebaran penyakit Covid-19 akan membantu pemerintah untuk menetapkan rencana, termasuk mengantisipasi kebutuhan tempat tidur dan ruang perawatan intensif di fasilitas kesehatan.
Selain itu, hasil tes yang masif juga bisa menjadi pertimbangan bagi pemerintah untuk mengambil kebijakan seputar pembatasan sosial dan jaga jarak fisik. (AP/REUTERS)