Utang Afrika kini mencapai 365 miliar dollar AS dan hampir 130 miliar dollar AS dipinjam dari China. G-20 menawarkan penundaan cicilan 20 miliar dollar AS, Afrika minta 44 miliar dollar AS.
Oleh
kris mada
·3 menit baca
KINSHASA, JUMAT — Afrika menolak tawaran penundaan utang dari sejumlah negara dan lembaga internasional. Mereka mau penghapusan utang agar benar-benar punya dana untuk menghadapi dampak Covid-19.
Ekonom Kongo, Noel Magloire Ndoba, menyebut tawaran penundaan pembayaran utang hanya pemanis. ”Masalah utamanya adalah utang, seharusnya itu dihapus,” ujarnya di Kinshasa, Kamis (16/4/2020) siang waktu Kongo atau Jumat dini hari WIB.
Pentingnya penghapusan, antara lain, becermin dari gugatan Banco Comercial Portugues (BCP), Credit Suisse, dan VTB kepada Mozambik. Bank-bank investasi Eropa itu menggugat Mozambik yang gagal membayar utang 535 juta dollar AS. Gugatan dilayangkan kepada Pemerintah Mozambik dan lembaga investasi negara itu, Mozambique Asset Management (MAM). Gugatan BCP didaftarkan ke London pada 8 April 2020. Sementara VTB dan Credit Suisse sudah lebih dulu mengirimkan berkas gugatan.
Ketua Forum Alternatif Afrika, Demba Moussa Dembele, mengatakan bahwa 66 persen ekspor Afrika berupa komoditas alam atau barang setengah jadi. ”Permintaan internasional (untuk komoditas ekspor Afrika), dan harganya akan terpangkas. Keputusan G-20 konyol, tidak sesuai dengan tantangan. Itu penghinaan pada negara miskin,” ujarnya.
Tawaran keringanan utang disampaikan beberapa pihak di tengah pandemi. Tawaran terakhir disampaikan para Menteri Keuangan G-20, organisasi negara pengendali 85 persen kekayaan global, Rabu (15/4/2020). G-20 setuju menunda cicilan utang untuk 40 negara Afrika dan 36 negara di luar Afrika selama setahun. Dengan penundaan itu, negara-negara Afrika ditaksir memiliki cadangan dana 20 miliar dollar AS dan bisa dipakai untuk menangani dampak Covid-19.
Nilai yang ditawarkan G-20 jauh di bawah taksiran Afrika untuk menangani dampak Covid-19. Menkeu Nigeria Zainab Ahmed mengatakan, Afrika membutuhkan keringanan utang setidaknya senilai 44 miliar dollar AS. Ia mengajak semua pemberi pinjaman mengkaji semua solusi yang layak untuk negara berpendapatan menengah yang menghadapi pengetatan anggaran dan utang. ”Bantuan segera untuk negara-negara ini sangat mendesak karena mempertimbangkan pentingnya perekonomian mereka untuk pembangunan di kawasan,” ujarnya.
Pinjaman China
Etiopia pernah mengatakan, Afrika membutuhkan 150 miliar dollar AS untuk menangani sejumlah persoalan, yaitu dampak ganda dari Covid-19, penurunan harga minyak dan komoditas ekspor mentah, peningkatan defisit anggaran dan utang. Utang Afrika kini mencapai 365 miliar dollar AS, sebanyak 130 miliar dollar AS di antaranya dipinjam dari China.
”Sebagai kreditor bertanggung jawab, China akan aktif berhubungan dengan negara peminjam agar kesepakatan penundaan utang berdasarkan konsensus G-20 bisa tercapai,” kata Menkeu China Liu Kun.
Ia mengajak semua pihak memikirkan kerawanan utang di tengah pandemi. Penundaan utang tidak akan menurunkan penilaian kelayakan utang suatu negara. Ia mengingatkan, peran Bank Dunia sebagai pemimpin dalam penyediaan bantuan pembangunan multilateral akan dilemahkan jika gagal terlibat dalam pengurangan beban utang.
Sementara Gubernur Bank Sentral China Yi Gang mengatakan, Beijing setuju dengan pengaturan baru alokasi pinjaman di Dana Moneter Internasional (IMF). Alokasi yang dikenal sebagai special drawing rights (SDRs) itu menentukan seberapa banyak suatu negara bisa mendapat pinjaman dari IMF. Pada krisis keuangan 2008, IMF menambah SDRs senilai 250 miliar dollar AS.
Presiden Bank Dunia David Malpass mengingatkan bahwa penundaan utang harus tetap memperhatikan kelayakan utang. ”Penundaan cicilan kepada bank pembangunan multilateral, jika tidak dikompensasi dengan kontribusi baru para pemegang saham, akan menimbulkan risiko bagi negara miskin dalam jangka pendek, berupa penurunan kemampuan kami menyediakan bantuan, dan dalam jangka panjang dalam bentuk pengurangan daya dorong kami,” ujarnya.
Menkeu AS Steven Mnuchin juga menolak penambahan SDRs IMF. Washington juga menolak usulan pinjaman IMF untuk Iran. Maret lalu, Iran memohon utang 5 miliar dollar AS kepada IMF. Sampai sekarang, permohonan itu belum dikabulkan. IMF menyatakan masih memeriksa permohonan itu.