Kecepatan otoritas bertindak dan kepemimpinan yang responsif menjadi faktor yang membuat Jerman bisa mengendalikan pandemi Covid-19 sejauh ini. Angka kematian akibat Covid-19 di negara itu tergolong rendah.
Oleh
ADHITYA RAMADHAN
·3 menit baca
BERLIN, JUMAT — Kebijakan penutupan wilayah selama sebulan penuh di Jerman membuahkan hasil. Pandemi Covid-19 di negara itu akhirnya ”bisa dikontrol”.
Menteri Kesehatan Jerman Jens Spahn, Jumat (17/4/2020), mengatakan, penerapan pembatasan jarak fisik dan sosial agar warga tetap berada di rumah sejak pertengahan Maret 2020 telah berhasil. ”Angka infeksi telah menurun signifikan, khususnya peningkatan relatif dari hari ke hari. Sekali lagi, hari ini wabah bisa dikontrol,” kata Spahn.
Robert Koch Institute memperlihatkan data yang menunjukkan bahwa angka infeksi yang menggambarkan jumlah orang yang terinfeksi dari setiap satu pasien positif sebesar 0,7. Hal ini berarti secara rata-rata satu orang positif Covid-19 menulari kurang dari satu orang.
Data itu ditambah evaluasi 2-3 minggu pelaksanaan pembatasan sosial menjadi dasar bagi pemerintah Jerman untuk mulai melonggarkan sebagian kebijakan pembatasan sosial dan penutupan wilayahnya.
Meski begitu, Kanselir Angela Merkel memperingatkan, langkah ini tidak boleh salah dan harus tetap waspada, jangan terlalu percaya diri.
Pada Rabu (15/4/2020), Merkel mengumumkan bahwa toko yang kecil, luas maksimal 800 meter persegi, akan diizinkan buka minggu depan. Sekolah juga dibuka untuk beberapa anak mulai 4 Mei yang akan fokus pada ujian. Kebijakan pelonggaran itu disepakati Merkel bersama pimpinan negara bagian.
Kanselir Angela Merkel memperingatkan, langkah ini tidak boleh salah dan harus tetap waspada, jangan terlalu percaya diri.
Di luar itu, kebijakan pembatasan lainnya tetap berlaku, termasuk larangan berkerumun lebih dari dua orang di ruang publik dan acara besar.
Dukungan publik
Jajak pendapat memperlihatkan, kebanyakan publik Jerman mendukung kebijakan pembatasan sosial yang ketat. Adapun kalangan industri berusaha keras agar ada peta jalan untuk keluar dari penutupan wilayah.
Eropa sebenarnya masih menjadi salah satu episentrum pandemi yang menjadi perhatian dunia, termasuk Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), dengan kasus meninggal lebih kurang 90.000 dari sekitar 140.000 kematian akibat Covid-19 di dunia. Jerman menjadi negara kelima di dunia dengan kasus Covid-19 terbanyak di bawah Amerika Serikat, Spanyol, Italia, dan Perancis.
Saat ini kasus Covid-19 di Jerman 134.000 dengan 3.868 kasus meninggal. Angka kematian yang relatif rendah ini berkat sejumlah intervensi yang dilakukan, antara lain, tes yang cepat dan luas.
Angka kematian yang relatif rendah ini berkat sejumlah intervensi yang dilakukan, antara lain, tes yang cepat dan luas.
Berbeda dengan Jerman, beberapa negara Eropa lain justru memperpanjang kebijakan penutupan wilayahnya, seperti Perancis dan Inggris.
Sejumlah perusahaan, seperti produsen mobil Volkswagen, telah mengumumkan rencana bertahap untuk mengaktifkan kembali produksinya di Jerman dalam beberapa pekan ke depan. Rencana yang disiapkan itu, ujar Direktur Operasional Ralf Brandstaetter, termasuk rincian tindakan untuk melindungi kesehatan para pekerja.
Selain akan mulai melonggarkan kebijakan penutupan wilayah, Spahn mengatakan bahwa mulai Agustus nanti Jerman akan memproduksi masker hingga 50 juta seminggu. Sebanyak 40 juta di antaranya adalah masker bedah dan 10 juta lainnya adalah masker FFP2 dengan kemampuan perlindungan lebih yang paling dibutuhkan oleh tenaga medis.
Sejauh ini Jerman tidak meniru negara tetangganya, Austria, yang menginstruksikan pemakaian masker bagi warganya ketika berada di tempat umum. Merkel hanya mengeluarkan imbauan untuk memakai apa yang disebut ”masker sehari-hari” yang bisa dibuat sendiri di rumah, bukan masker bedah yang memenuhi spesifikasi medis.
Kemarin, Spahn juga mengumumkan bahwa aplikasi penelusuran kontak akan tersedia untuk diunduh bagi warga Jerman. Para pemimpin negara bagian dan pejabat federal memberikan dukungan penggunaan sukarela aplikasi ini. Dengan aplikasi ini, seseorang bisa mengetahui apakah mereka memiliki riwayat kontak dengan orang yang positif Covid-19 atau tidak.
Pengembang aplikasi ini bekerja keras untuk memastikan sistem perlindungan data dalam aplikasi itu ”sesempurna mungkin”. ”Agar aplikasi ini lebih bagus lagi perlu waktu 3-4 minggu lagi untuk penyempurnaan,” kata Spahn.