Merana di Tengah Kepungan Virus Korona
Saat pandemi virus korona tipe baru melanda dunia, salah satu kelompok paling rentan terinfeksi adalah para orang tua yang sudah lanjut usia. Korban meninggal di panti-panti jompo itu pun tak terelakkan.
Di panti jompo Life Care Center di pinggiran kota Seattle, Negara Bagian Washington, AS, hingga kini sudah 43 penghuni panti tersebut meninggal. Hal serupa juga terjadi di beberapa panti jompo di AS. Pada awal pekan ini, 45 penghuni panti jompo di Richmond, Virginia, AS, meninggal akibat Covid-19. Para pejabat kesehatan AS memperkirakan, jumlah kematian di panti-panti jompo di AS akan terus bertambah.
Menurut James Wright, Direktur Medis Canterbury Rehabilitation & Healthcare Centre di Henrico County, 127 dari 163 warga di panti jompo itu positif Covid-19 setelah dites dalam beberapa pekan terakhir. ”Ini situasi sulit. Kami terkejut dengan betapa cepatnya ini terjadi,” kata Wright.
”Ini pertempuran yang kadang-kadang kita merasa kalah. Ini pertempuran yang harus kita lawan setiap hari dan malam, tujuh hari seminggu,” ujarnya saat temu pers baru-baru ini.
Setidaknya ada 35 anggota staf atau perawat di Canterbury juga dikonfirmasi positif Covid- 19 setelah dites pada Senin (13/4/2020). Virus korona telah memperburuk situasi di panti jompo yang sudah kekurangan staf atau perawat sebelum pandemi. Ditambah lagi, beberapa staf menolak bekerja karena takut tertular virus.
”Kami melakukan yang terbaik yang kami bisa lakukan. Virus ini cenderung menemukan populasi yang rentan dan menyebar dengan cepat tanpa terdeteksi,” kata Wright.
Situasi ini diperburuk dengan kurangnya alat pelindung diri, termasuk masker medis.
Serba terbatas
Ronald Mitchell, salah seorang warga, sudah lama mengkhawatirkan masalah perawatan ibunya di panti jompo Richmond jauh sebelum virus korona merebak di AS. Ibunya hanya terbaring di tempat tidur. Kondisi fisiknya sangat rentan. Luka di kaki telah menyebabkan kaki ibunya diamputasi.
Ketika ditelepon Mitchell bulan lalu setelah ibunya dinyatakan positif Covid-19, sang ibu terdengar kebingungan. Saat itu Mitchell masih di ujung telepon saat ibunya menekan bel untuk memanggil perawat. Satu setengah jam ibunya menunggu, perawat tak juga tiba.
Baca juga : Peningkatan Kasus Kematian di Panti Jompo AS Mengkhawatirkan
Mitchell kemudian menghubungi Canterbury secara langsung dan mengabarkan bahwa ibunya memerlukan bantuan perawat. Saat itu Mitchell pun mendapat kabar bahwa panti jompo itu hanya memiliki dua perawat yang harus merawat 40 pasien sekaligus di ruang karantina.
Korban jiwa akibat Covid-19 di panti jompo Canterbury telah melampaui angka kematian di Life Care Center di pinggiran kota Seattle. Hampir semua penghuni panti jompo Canterbury mengandalkan dana Medicaid, program bantuan dana kesehatan di AS, untuk perawatan kesehatannya.
Panti jompo itu tak memiliki fasilitas dan ruang agar penghuni panti jompo bisa tidur terpisah. Panti tersebut juga tak memiliki cukup dana untuk membayar staf dan perawat dalam jumlah yang memadai untuk merawat penghuni panti.
Panti tersebut juga tak memiliki cukup dana untuk membayar staf dan perawat dalam jumlah yang memadai untuk merawat penghuni panti.
”Rumah jompo yang didanai publik ini adalah tempat terbaik bagi virus korona karena penghuninya tidur berdekatan. Sistem kekebalan tubuh mereka terganggu,” kata Wright.
Penularan virus korona di beberapa panti jompo di AS diduga, antara lain, karena staf atau perawat bekerja di beberapa fasilitas yang sama di tempat lain. Selain itu, mereka juga banyak yang terjangkit virus ini, tetapi tidak menunjukkan gejala.
Karena banyak perawat tidak mau lagi bekerja, Wright turun tangan langsung merawat para penghuni panti. Dalam konferensi pers, pekan lalu, dia berharap ke depan panti jompo yang dikelolanya akan mendapatkan staf atau perawat dalam jumlah memadai untuk merawat semua penghuni. Selain itu, setiap penghuni juga bisa mendapat kamar pribadi agar jika ada wabah, virus seperti korona tidak mudah menular.
Kasus di Perancis
Di Perancis, saat pekan lalu muncul laporan bahwa jumlah orang meninggal akibat virus korona melonjak hampir 987 kematian atau 8 persen menjadi total 13.197 orang, hal itu tidak terlepas dari angka kematian di panti jompo yang membengkak.
Jumlah total infeksi virus korona yang terkonfirmasi di Perancis hingga Kamis (16/4/ 2020) 165.027 kasus dengan 17.920 kematian. Jumlah itu diperkirakan masih akan bertambah. Sekitar 5.000 dari total 7.400 panti jompo di Perancis telah melaporkan adanya kasus virus korona.
Direktur Pelayanan Kesehatan Perancis Jerome Salomon mengatakan, Perancis tampaknya akan mencapai titik tertinggi serangan virus korona. Pada Jumat (10/4/2020) pekan lalu saja jumlah kematian di panti jompo—menurut data yang tidak lengkap karena hanya mencakup beberapa hari dan tidak semua panti jompo terdata—naik 433 atau 10 persen menjadi 4.599 orang.
Pekan lalu, saat angka kematian mencapai 13.197 orang, praktis sepertiganya berasal dari panti-panti jompo itu. Jumlah kasus dan kematian akibat Covid-19 di Perancis menempati posisi keempat terbesar setelah AS, Spanyol, dan Italia.
Seorang pejabat Kementerian Kesehatan Perancis mengatakan, kasus di rumah sakit dan panti jompo tidak bisa begitu saja ditambahkan. Sebab, ada beberapa data tumpang tindih lantaran beberapa kasus yang dikonfirmasi di panti jompo masuk dalam kasus yang dikonfirmasi di rumah sakit.
Empat kali lipat
Kasus di Irlandia hampir serupa dengan di Perancis. Terjadi peningkatan penyebaran virus korona lebih dari empat kali lipat di panti jompo dalam kurun waktu seminggu. Fakta ini mendorong langkah-langkah baru untuk melindungi warga lanjut usia yang rentan.
Di seluruh Irlandia peningkatan infeksi telah berkurang separuh sejak serangkaian pembatasan diberlakukan mulai pertengahan Maret. Irlandia melaporkan 424 kasus baru pada Jumat pekan lalu sehingga total menjadi 3.849 kasus dengan 120 meninggal.
Namun, jumlah panti jompo yang melaporkan kasus berkelompok meningkat dari sembilan menjadi 38 kasus, terhitung mulai dari 24 Maret hingga 31 Maret 2020. Ini data yang dirilis Health Service Executive (HSE) Irlandia pada Jumat pekan lalu.
HSE mengatakan akan mengirim beberapa perawat senior, tenaga medis, dan dokter kesehatan masyarakat ke panti jompo untuk meningkatkan pengendalian penyakit menular tersebut. Mereka juga akan meminta staf yang bekerja di banyak panti jompo untuk ditempatkan di fasilitas khusus.
Baca juga : Panti Jompo di Seattle Tak Punya Alat Uji untuk Karyawan
”Ada pengaturan yang luas di seluruh sektor panti jompo dan pedoman pengendalian pencegahan infeksi yang seharusnya diterapkan,” kata Tony Holohan, Kepala Tim Medis Departemen Kesehatan Irlandia.
”Memang benar ada beberapa lingkungan yang berstandar sangat tinggi serta menjadi tempat yang sangat aman dan efektif untuk menerima perawatan. Namun, ada tempat lain yang mungkin tidak pada standar yang sama. Yang harus kita lakukan adalah mencoba meningkatkan kinerja seluruh sektor itu,” kata Holohan.
Berdasarkan data HSE, wabah virus korona di panti jompo Irlandia menyumbang hampir seperempat dari 160 kluster di seluruh negeri pada akhir Maret.
Berdasarkan data HSE, wabah virus korona di panti jompo Irlandia menyumbang hampir seperempat dari 160 klaster di seluruh negeri pada akhir Maret. Rumah sakit menyumbang 18 persen kasus.
Pejabat kesehatan di seluruh dunia telah memperingatkan, orang tua sangat rentan dalam pandemi korona ini. Kepala HSE Paul Reid mengatakan, panti jompo akan diprioritaskan dalam distribusi alat pelindung diri. ”Namun, kami berada di tempat yang jauh lebih baik daripada pekan lalu dan kami berada di tempat yang jauh lebih baik daripada banyak negara lain,” kata Reid.
Tindakan darurat
Pemerintah kota Madrid, Spanyol, mengatakan akan melakukan tindakan darurat karena kematian para orang tua di panti jompo terus meningkat. Di wilayah Spanyol, termasuk di kota Madrid, lebih dari 1.000 orang meninggal karena berbagai penyebab pada Maret lalu, termasuk di ratusan panti jompo yang menampung lebih dari 52.000 orang lansia.
Kematian orang lansia tersebut tidak dapat dipastikan karena kurangnya tes untuk mendeteksinya. Pemerintah kota Madrid mengatakan, mereka sedang menerapkan rencana darurat untuk membantu sistem mengatasi banyaknya kasus infeksi dan kematian di panti-panti jompo ini.
Jaksa membuka penyelidikan awal pada pertengahan Maret lalu terkait 17 kematian akibat virus korona di fasilitas perawatan Monte Hermoso di Madrid. Data yang dikumpulkan otoritas setempat menunjukkan, 46 dari 130 penghuni panti jompo meninggal pada Maret. Sebanyak 16 orang di antaranya meninggal sejak 22 Maret 2020.
”Biasanya, di salah satu panti jompo ini ada satu dan dua orang meninggal setiap bulan,” kata seorang sumber di parlemen regional. Jadi, kenaikan jumlah kematian yang tinggi di panti jompo pada Maret menjadi bahan penyelidikan.
(REUTERS/AP/AFP)