Peta politik jelang Pilpres AS masih bisa berubah sebelum sampai pemungutan suara 3 November 2020. Tantangannya, calon kandidat Republik dan Demokrat harus berkampanye di tengah pandemi.
Oleh
ADHITYA RAMADHAN
·3 menit baca
NEW YORK, KAMIS — Sebuah jajak pendapat publik memperlihatkan, Presiden Republikan Donald Trump mengekor kompetitornya dari Partai Demokrat dalam Pemilihan Presiden Amerika Serikat mendatang, Joe Biden. Jajak pendapat dilakukan di tiga negara bagian di Midwestern yang dinilai krusial untuk bisa memenangi pada pemilu November 2020.
Jajak pendapat oleh Ipsos dilakukan pada 15-20 April di tiga wilayah di Midwestern, yaitu Michigan, Wisconsin, dan Pennsylvania. Hasilnya menunjukkan, 45 persen pemilih yang terdaftar menyatakan akan mendukung Biden. Sementara suara dukungan kepada Trump 39 persen.
Jajak pendapat dilakukan Ipsos secara daring dengan 612 responden pemilih terdaftar di Michigan, 578 pemilih di Pennsylvania, dan 645 pemilih di Wisconsin. Jajak pendapat ini memiliki margin of error sekitar 3 persen untuk total tiga negara bagian dan 5 persen untuk setiap negara bagian.
Di samping itu, diketahui juga bahwa Biden, yang merupakan Wakil Presiden AS di era Presiden Barack Obama, unggul 3 persen di Wisconsin, 6 persen di Pennsylvania, dan 8 persen di Michigan.
Biden, menurut jajak pendapat Ipsos itu, telah menjaga atau justru meningkatkan keunggulannya atas Trump di tiga negara bagian tersebut dalam beberapa bulan terakhir. Sekalipun kampanye dan pemilihan pendahuluannya di Demokrat terganggu oleh pandemi Covid-19.
Dengan kata lain, jajak pendapat ini menunjukkan bahwa Trump belum mampu mengungguli Biden di Midwestern meski ia telah memimpin komando pemerintah federal dalam melawan pandemi Covid-19. Juga meski Trump menyebut dirinya ”presiden di masa perang” yang memerangi musuh tak kasatmata itu.
Jajak pendapat Reuters/Ipsos terpisah menunjukkan, Biden unggul delapan poin atas Trump secara nasional. Dukungan kepada Biden dalam tiga minggu terakhir meningkat, sementara protes kepada Trump dalam merespons pandemi juga meningkat.
Sebenarnya, apa pun masih bisa terjadi dalam beberapa bulan ke depan hingga hari pemungutan suara 3 November 2020. Jajak pendapat tahun 2016 menunjukkan Hillary Clinton dari Demokrat mengungguli Trump di banyak negara bagian sebelum akhirnya kalah tipis saat pemungutan suara.
Trump masih lebih populer di Midwestern secara nasional, sebagian berkat daya tariknya pada pemilih kulit putih kelas menengah. Namun, di tiga negara bagian di Midwestern itu jumlah pemilih terdaftar yang tidak mendukung Trump lebih banyak dari yang mendukung.
Di Wisconsin 47 persen mendukung Trump dan 53 persen tidak. Di Pennsylvania 48 persen pemilih mendukung Trump dibanding 52 persen yang tidak. Kemudian di Michigan juga pemilih yang mendukung Trump lebih sedikit, yaitu 44 persen, dibandingkan dengan yang tidak, yaitu 56 persen.
Sejauh ini, isu pandemi Covid-19 menjadi perhatian utama warga di tiga negara bagian tersebut. Ini tidak mengherankan karena ada lebih dari 70.000 orang dari tiga negara bagian itu dinyatakan positif dan 4.500 di antaranya meninggal.
Jajak pendapat mendapati bahwa 48 persen orang yang tinggal di negara bagian tersebut mengatakan bahwa pandemi Covid-19 adalah masalah paling penting yang dihadapi mereka dibanding masalah ekonomi (15 persen), layanan kesehatan (12 persen), atau imigrasi (2 persen).
Ketika ditanya apa pendapat mereka tentang respons pemerintah AS terhadap pandemi, sekitar 47 persen pemilih di tiga negara bagian itu mengatakan mereka mendukung cara Trump meresponsnya.
Angka tersebut lebih kecil dari dukungan kepada bagaimana pemerintah negara bagian menghadapi pandemi yang sebesar 67 persen.
Sepertinya, berdasarkan persepsi publik, baik Trump maupun Biden tidak memiliki keunggulan signifikan untuk memimpin AS keluar dari pandemi dan kerusakan ekonomi yang diakibatkannya.
Sekitar 50 persen pemilih terdaftar menyatakan bahwa Biden lebih baik daripada Trump untuk memimpin AS, sementara 47 persen Trump-lah yang lebih baik dari Biden. (REUTERS)